Stranger by the Day

 

Saat viral berita tentang Ghozali yang meraup satu setengah milyar lebih dari NFT beberapa waktu yang lalu, entah mengapa yang selalu terngiang-ngiang di telinga saya adalah lagunya Shades Apart, "Stranger by the Day". Hahaha. Ada yang tahu enggak, ya, lagu itu? Yap, itu lagu lawas, sih, sekitar 20 tahun yang lalu pertama kali launching-nya. Tapi karena dulu suka banget sama lagu itu, jadinya "nyantol" banget di otak, sampai sekarang 😂


stranger by the day


Oke, mari kita nyanyikan dulu sebagian lirik lagunya 😅

Conversations with a mime, stared at by the blind
    Imagination must be working overtime
      The world is upside down, everything is turned around
          It keeps getting stranger by the day
            Stranger by the day
              It keeps getting stranger by the day
                Stranger by the day

                Lagunya enak banget didengar (versi telinga saya tentunya 😄), dan kayak bikin semangat gitu dulu setiap dengar lagu ini. Tapi kemudian saya baru sadar (setelah mengetahui arti liriknya), ini tuh lagu sedihhh.. huhu. Enggak nyangka banget, sih.

                Ya, lagu ini tuh ceritanya (setahu saya, ya), tentang kesedihan seseorang yang kehilangan kekasihnya karena kekasihnya itu memilih dengan yang lain. Dia merasa dari hari ke hari menjadi asing dan semakin asing. Segala sesuatunya berjalan tak seperti biasanya. Dia merasa dunia seperti terbalik. Yah, ini memang lagu rock alternative yang sedih. 

                Nah, trus, kenapa saya teringat lagu ini saat membaca berita tentang Ghozali? Karena saya benar-benar masih asing dengan segala fakta yang menyertai berita itu. Saya belum paham dan entah apakah akan paham nantinya mengenai blockchain, cryptocurrency, bitcoin, NFT, dan istilah-istilah lain yang berkaitan dengan hal itu. 

                Ketika membaca berita Ghozali pertama kali, yang saya pikirkan tuh, "Kok bisa, sih? Itu tuh gimana bisa begitu? Trus yang beli foto-foto dia, fotonya mau dibuat apa? Kalau emang foto-fotonya itu punya value atas kekonsistenan yang dibangun selama 5 tahun, tapi buat apa gitu lo nyimpen fotonya? Emm... trus NFT tuh kayak apa, cara kerjanya gimana?" de es te...



                Otak saya seperti dijejali pertanyaan yang meskipun sudah baca referensi soal NFT dkk tetap belum paham juga. Hahaha. Bahkan di salah satu WAG yang saya ikuti pernah ada yang bahas sedikit juga mengenai hal itu, tapi tetap otak saya belum "nyambung". Duh.

                Jadi saya merasa asing banget dengan dunia yang bagi saya sangat baru itu. Padahal kalau baca-baca di internet, bitcoin tuh sudah ada sejak tahun 2008 lalu, ya? Saya juga pernah punya akun di Steemit (platform media sosial berbasis blockchain) beberapa tahun lalu karena diajak seorang teman untuk mendaftar di sana. Tapi kemudian saya enggak aktif di Steemit dan akhirnya ketinggalan banyak hal dari sana, kemudian melupakannya. Yah, saya enggak aktif karena saya bingung dengan sistem dan segala macamnya. Hahaha.

                Pokoknya dunia cryptocurrency tuh benar-benar asing buat saya. Dan saya sulit memahaminya. Sampai sekarang.



                smartphone
                Sumber: unsplash.com


                Kemudian...
                Saya jadi ingat dengan bapak dan ibu saya (usia 79 dan 68 tahun) ketika berhadapan dengan handphone dari yang model jadul hingga kemudian muncul smartphone Android untuk pertama kalinya. Betapa mereka terlihat sangat asing dengan benda-benda itu. Bahkan hingga sekarang, dalam banyak hal bapak dan ibu sering sekali bertanya pada saya mengenai menu-menu dari smartphone yang ada dalam genggaman mereka. 

                Pertanyaan-pertanyaan mereka seringkali juga diulang-ulang, yang artinya mereka sulit memahami esensi dari penjelasan yang saya sampaikan. Misalnya yang baru-baru ini sering ditanyakan berulang kali adalah soal menghapus banyak cache di dalam smartphone agar memori enggak penuh. Saya sudah menjelaskan dan mempraktikkannya di depan mereka berulang kali, tapi tetap saja ketika memori full, ibuk akan tergopoh-gopoh minta bantuan saya untuk membersihkannya ☺️.

                Mungkin hal itu memang agak sulit mereka pahami. Tapi ada yang lebih simpel lagi, donggg. Soal memati-nyalakan antara simbol wifi dan data di layar depan smartphone juga susah mereka pahami. Karena di rumah kami ada jaringan wifi, maka saya pesan ke mereka, kalau di rumah simbol wifi itu yang dinyalakan, kalau keluar rumah baru diganti simbol data yang dinyalakan. Nanti saya akan mengisikan paket data jika mereka ada keperluan keluar rumah.

                Lalu, saat mereka keluar rumah, masih tanya dong ke saya, 
                "Iki piye, Ndhuk?"
                "Kok ra iso nggo telpon, yo?"
                De es te.

                Dan kejadian itu bukan hanya sekali terjadi. Sampai sekarang pun, jika mereka hendak bepergian, saya yang harus mengubah wifi ke data (sekaligus mengisikan paket data internet). Hahaha.

                Dan masih banyak kejadian kocak yang kadang juga bikin saya, hemmm... gitu, sih. Haha. Karena otomatis waktu saya tersita untuk mengajari ini dan itu yang sering kali hasilnya nihil. Duh, sabarrr... sabarrr... 😂 


                Nah...
                Apakah seperti itu pula yang saya alami saat ini? Saya mulai gagap teknologi atas munculnya dunia cryptocurrency? Apakah karena usia saya yang enggak muda lagi yang menjadikannya lemot dalam berpikir? Apakah saya juga terlihat lucu di hadapan manusia-manusia melek teknologi saat ini seperti halnya saya melihat betapa lucunya bapak ibu saya dalam memahami smartphone? Oh...

                Lalu saya membayangkan, saat saya semakin tua nanti, dan anak-anak menjadi remaja/dewasa, apakah akan semakin banyak hal yang menurut saya semakin asing di mata dan pikiran saya? Apakah posisi saya akan menempati posisi bapak dan ibu saya saat ini? Apakah anak-anak saya juga akan melihat saya yang terlihat semakin lucu karena kekolotan saya? Apakah dunia akan menjadi semakin asing dari hari ke hari di mata manusia kolot di zamannya?

                It's getting stranger by the day
                It keeps getting stranger by the day 


                Tapi mungkin..

                Bukan soal usia, ya. Nyatanya, enggak sedikit juga orang-orang berusia di atas 50 tahun yang "bermain" di dunia crypto. Mungkin, hanya soal kemalasan saya saja yang jadi masalah. Kalau saya mau berusaha belajar soal dunia crypto dan apapun perkembangan teknologi masa kini, sepertinya bisa saja saya memahaminya/menguasainya, ya?


                Jadi, adakah yang seperti saya? Atau barangkali teman-teman menertawakan saya? Hehe. Tak apa. Mari kita tertawa bersama 😁👌



                11 comments

                1. Crypto itu apa mbak? Bisa buat pembayaran gitu tah

                  ReplyDelete
                  Replies
                  1. Alat pembayaran digital gitu sih setauku.. lebih jelasnya silakan googling sendiri, soalnya aku juga kurang paham 😅

                    Delete
                2. Saya juga nggak paham cryptocurrency. Karena saya belum tahu apakah cryptocurrency ini halal atau tidak, sehingga saya masih menganggap cryptocurrency ini berbahaya.

                  Mungkin kalau nanti sudah ada yang mengatakan bahwa cryptocurrency ini halal, saya mau deh belajar.

                  ReplyDelete
                3. saya juga asing dengan crypto, Mba. Dan kayaknya gak tertarik pengen tahu. Entahlah di kemudian hari, tapi untuk saat ini saya memang gak pengen tahu tentang crypto karena saya merasa gak ada untungnya bagiku, hehehe

                  ReplyDelete
                4. eh kita sama nih mba diah. aku juga udah malas update tentang info tekno terbaru termasuk NFT. kalau crypto aku tahu, tapi sebatas tahu aja dan tidak berniat mencari tahu lebih

                  ReplyDelete
                5. Cerita mba dengan ortu ini related di rumahku terjadi, hehehe. Kdang putus asa karena udah berkali2 dikasihin contoh tetap aja ortu lagi2 pasti minta bantuan daku, dan crypto ini jga asing deh di telinga aku hingga soal NFT yg booming itu pun masih belum paham2 jga gimana cara kerjanya… Atuhlah, skrg belajar yg bisa dipelajari aja lgi ya mba😂

                  ReplyDelete
                6. Kalau aku sih nggak pingin FOMO dan nggak memaksakan mempelajari sesuatu yang sifatnya hanya sebagai 'pilihan'. Sama seperti orang berlomba-lomba belajar trading saham, trading crypto, investasi, dll. Otak aku nggak 'nyaman' mempelajarinya.

                  Sebagai gantinya, aku mendalami sesuatu yang aku sukai. Misal aku sukanya jualan, ya itu aku pelajari terus ilmunya, update jika ada metode baru, dll. Aku taunya cari cuan, trus ditabung. That's it.

                  Memang sih sekali-kali keluar dari comfort zone itu penting, tapi balik lagi kalau menurut kita crypto itu nggak penting ya mau apa?

                  ReplyDelete
                7. Waah...lagu zaman dulu ternyata kita alami saat ini.
                  Dimana kita berada di masa yang bener-bener asing.

                  Aku juga gak paham, kak DK.
                  Dan suka geleng-geleng dengan kebiasaan anak zaman sekarang. Bener yaa..kok iso??
                  **foto sampek kejual segitu mihilsnya..?!?
                  apa bisa dijual lagi dengan harga yang lebih mahal, kalo uda bosen?

                  Hiyaaa~
                  ((garage sale))

                  ReplyDelete
                8. Banyak banget hal-hal baru yang rasanya tidak mungkin tapi bisa mungkin di orang lain, sampe tak bisa terbayangkan orang tersebut bisa memperoleh keuntungan dari sana dengan caranya sendiri. Berita mengenai ghozali ini juga viral dimana-mana ya, bahkan sampe ke komunitas NFT luar negeri memberitakan hal ini. Tapi mungkin hanya 1:1milyar orang bisa seperti ghozali, banyak orang yang mencoba dengan cara yang sama tapi nihil hasilnya.. Entah dunia ini penuh dengan kejutan yang tak terduga

                  ReplyDelete
                9. baca lirik lagunya auto nyanyi saya. hihi. ketahuan deh sudah tuanya. tapi memang ya teknologi sekarang itu cepat banget berkembang dan kita yang generasi milenial ini bisa jadi tergagap-gagap juga saat menghadapinya nanti.

                  ReplyDelete
                10. IH SAMA BANGET MBAK. Aku nih lagi hah heh hoh soal cryptocurrency. Ngerti sih dikit dikit, terus baca soal metaverse Leslar ya Allah jadi puyeng lagi hahahha. Banyak banget yang jump the ship ikutan ya. Ghozali nih yang super lucky! Dia berhasil sebelum yang lain wkwk.

                  ReplyDelete

                Terima kasih sudah berkunjung :)
                Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
                Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.