Jangan Khawatir Anak Bermain Kotor, Karena Banyak Manfaatnya!

 

"Tadi main apa aja, sih, Fahri?"

"Emm.. main prosotan! Terus.. main jungkat-jungkit, sama lari-larian sama temenku..," katanya dengan wajah ceria.

"Besok lagi jangan kotor-kotor banget yaa bajunya..," kata saya demi melihat baju seragamnya yang sangat kotor.

Emak berkata begitu sambil "ngelus dada" dan seolah pasrah. Soalnya tahu banget gimana tingkah si nomor empat itu. Hemm..


bermain di playground
Senangnya bermain di playground sekolah 😀


Fahri ini anaknya aktif banget. Dibandingkan dengan ketiga kakaknya (enggak masalah, sih, buat saya membandingkan anak-anak selama tidak menjatuhkan satu dengan yang lainnya), sepertinya Fahri yang paling aktif. Baik di rumah maupun di sekolah, dia enggak bisa diam. Kalau neneknya bilang, "Ya gitu deh anak yang punya dua unyeng-unyeng. Gak bisa diem!" Hihi.

Gurunya pun mengatakan bahwa Fahri yang paling aktif dibandingkan ketiga kakaknya. Pernah gurunya bilang, "Dulu mas Faiq aktif tapi pemalu, mbak Fahima pendiam dan pemalu, mbak Zia juga sama, nah kalau mas Fahri ini aktif sekali. Kalau di kelas itu muterrrr terus, Bu." Hahaha. Maksudnya jarang bisa duduk manis. Ke sana ke mari mendekati temannya atau apalah. Sama guru-gurunya pun berani ngomong.

Saat ini Fahri duduk di kelas Play Group, yang masuk setiap hari Senin sampai Jumat. Jadwal pemakaian baju seragam adalah seragam warna merah untuk hari Senin-Selasa, warna hijau untuk hari Rabu-Kamis, dan seragam olahraga untuk hari Jumat. Jadi satu seragam untuk dua hari kecuali seragam olahraga.

Tapii... seringnya setiap sehari sekali saya harus mencuci plus menyetrika seragam-seragam itu. Pasalnya setiap sekali pakai sudah kotorrrr sekali. Huhu. Mana tega saya membiarkannya kotor dan dipakai kembali esok harinya?

Dulu, si sulung (cowok) di sekolahnya juga rame kalau main sama teman-temannya. Tapi seingat saya enggak setiap hari kotor seperti Fahri sekarang. Apalagi si nomor tiga, wah, saya bisa santai banget soal seragam sekolah kalau untuk anak ini. Soalnya bajunya hampir selalu bersih, sedikit sekali noda yang mampir di baju seragamnya.

Eh tapi kadang saya juga agak sedih gimana gitu kalau melihat baju-baju si nomor tiga bersih terus. "Kamu gak main-main sama temen-temenmu ta, Zia?" tanya saya. Saya khawatir temannya sedikit karena dia enggak berani bermain kotor-kotoran. Duh, emak memang membingungkan, nih. Anak kotor, ngelus dada. Anak bersih, bingung. Hemm.. 😂 

Baca juga: Bahasa Cinta Anak-anakku, Semua Tak Sama.

berani kotor
Main di playground sendirian, sambil menunggu kakaknya keluar kelas.


Manfaat Anak Bermain Kotor

Teringat dulu waktu si sulung baju seragamnya kotor sekali, saya kesel banget. Saya bilang ke si sulung, "Besok kalau seragamnya kotor lagi, enggak boleh main komputer, ya!"

Iya, saya mengancamnya agar dia takut, agar enggak bermain kotor lagi. Karena biasanya sepulang sekolah dia suka melihat video di YouTube atau main game di komputer secara offline. Tentu saja dia jadi lebih berhati-hati, karena enggak mau kehilangan waktu main komputer. Alhasil baju-baju seragamnya enggak begitu kotor lagi.

Saat saya memposting cerita saya mengenai si sulung tersebut di Facebook, ada teman yang berkomentar bahwa jangan melarang anak main kotor, karena sebenarnya manfaat bermain kotor tuh banyak. Kasihan juga kalau anak dilarang-larang. Hiks. Saya jadi merasa bersalah, dong.

Saya pun jadi browsing apa saja manfaat anak bermain kotor (dalam arti denotasi atau harfiah atau sesungguhnya, ya: bermain kotor karena kena tanah, pasir, lumpur, dan sebagainya). Sejak saat itu, saya mulai kendor aturan soal bermain kotor pada anak-anak saya. Enggak apalah sesekali bermain kotor-kotoran. Asal enggak terlalu lama main kotornya, silakan saja.

baju sekolah kotor
Baru sehari dipakai, sudah sekotor ini 😑


Jadi, hasil browsing di internet dan obrolan bersama beberapa orang tua mengenai manfaat anak bermain kotor tuh ternyata enggak sedikit alias banyak, lho. Manfaat tersebut meliputi manfaat untuk fisik maupun psikis si kecil. Dan benar juga kata salah satu iklan sabun cuci, bahwa "berani kotor itu baik!" hehehe.. 

Pada dasarnya hidup bersih itu memang baik untuk kesehatan. Namun sesekali membiarkan anak bermain kotor tidaklah mengapa. Karena ternyata bermain kotor akan dapat menjaga sistem kekebalan tubunya. Saat kulit bersentuhan dengan kotoran, sistem imun akan merespons dengan membentuk antibodi. Nah, antibodi inilah yang akan menjaga sistem kekebalan tubuh.

Artinya, ketika suatu saat si kecil terpapar bakteri atau virus antibodinya telah terbentuk. Sehingga tubuhnya akan lebih mudah melawan bakteri atau virus yang masuk. Anak pun jadi lebih kuat dan lebih tahan terhadap penyakit, karena paparan berbagai jenis mikroba dari tanah dapat membantu anak menjadi lebih kuat dan tahan penyakit.

Berani bermain kotor juga menjadikan anak lebih mengenal alam bebas. Bisa jadi dia akan bertemu dengan beberapa jenis hewan dan tumbuhan, tekstur tanah, pasir, air, dan sebagainya. Hal-hal seperti itu akan menambah pengetahuannya mengenai alam bebas, lo.

Baca juga: Mengapa Anak Perlu Belajar Bersepeda Sejak Dini.

Selain manfaat untuk fisik si kecil seperti tersebut di atas, manfaat bermain kotor untuk psikis si kecil juga banyak. Misalnya si kecil akan merasa nyaman saat dia bermain kotor dan kita sebagai orang tuanya tidak memarahinya. Hal ini akan begitu berpengaruh pada sikap percaya dirinya di masa yang akan datang, lo.

Sebaliknya, jika kita bersikap over protective atau khawatir yang berlebihan pada anak malah akan membuatnya sulit bergaul dan kurang percaya diri. Karena untuk menjadi sukses dan percaya diri, mereka akan mendapatkannya setelah mengatasi berbagai rintangan. Rintangan-rintangan itu bisa didapatkan anak melalui bermain hingga berkotor-kotor ria.

Jika kita sebagai orang tua terus menghalangi anak dalam bermain, maka anak tidak akan tahu apa yang dinamakan usaha. Bisa jadi dia malah akan menjadi anak manja, yang tidak mandiri karena hidupnya tidak terbiasa menemui rintangan dan kegagalan dalam mencapai sesuatu. 


si imut fahri
Enggak tega memarahi si imut ini (yang suka bermain kotor) 😄

Selanjutnya, bermain kotor-kotoran di luar ruangan (misalnya di tanah lapang) juga akan membantu meningkatkan fungsi kognitif anak. Anak akan merasakan berbagai stimulasi yang berbeda, seperti tanah dan pasir yang basah, rumput basah, embusan angin, batu kerikil yang kasar, lumpur yang kotor, dan sebagainya. Fungsi kognitif ini berkaitan dengan kecerdasan otak anak.

Selain itu, bermain kotor juga akan membuat anak bebas berekspresi serta membuatnya bahagia. Hal ini akan mengeluarkan serotonin di dalam otak mereka, sehingga akan menimbulkan perasaan rileks, meningkatkan mood, dan mengurangi kecemasan pada anak. Nah, anak yang bahagia akan terhindar dari risiko depresi yang menyerang sejak dini, kan..

Oh iya, jika anak bermain kotor-kotoran bersama teman-temannya, dia juga belajar tentang sosialisasi, ya. Karena biasanya bermain kotor-kotoran akan semakin seru jika banyak temannya. Hehe. Maka mereka belajar bekerja sama dan saling menghargai bersama teman-temannya.  

Namun dalam bermain kotor ini kita juga perlu menerapkan beberapa batasan kepada anak. Misalnya jangan terlalu sering dan berlebihan saat bermain kotor-kotoran. Karena bagaimanapun kalau terlalu sering bisa juga menyebabkan anak sakit. Selain itu... emaknya pegel juga kalau harus terlalu sering nyuci baju kotor kebangetan. Hahaha.


Yap, kebersihan memang sebagian dari iman. Namun, kotor sesekali enggak masalah, ya, buat anak-anak. Karena dengan berani bermain kotor sesungguhnya si kecil mendapatkan banyak pelajaran dan pengalaman berharga serta bisa riang bermain dengan teman-temannya 😍



5 comments

  1. "Bermain Kotor" jika itu konotasi maka puna arti yang buruk n_n
    Kalau anak-anak bermain dan waktu itu kotor, itu konsekuensi ya mbak. ya tinggal beri tahu saja cara membersihkannya.
    Siip Mbak. perlu ada nasihat juga ya. jangan berlebihan main kotornya yang nyuci kesel nih wkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sudah aku edit (tebelin) tuh arti bermain kotor secara denotasi atau harfiah. Hehehe.

      Delete
  2. iya mbak, maksudnya nyambung itu tadi.

    ReplyDelete
  3. Bermain, tapi jangan terlalu sering gitu ya, Mbak. Soppp. Makasih banyak ya.

    ReplyDelete
  4. Iya mb, kalo terlalu sering cape bersihin bajunya hhehe. Sesekali emg bagus ut tumbuh normalnya ya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.