Bahasa Cinta Anak-anakku, Semua Tak Sama


"Kok, gitu, sih? Dicium abi kok gak mau?"

"Nggak mauuuu!!"

"Dulu waktu masih kecil lho kamu minta gendong terus sama abi.."

"Nggak mauuuuuuu!!!"


love language

Hihi. Itulah sepenggal percakapan antara suami dengan anak kedua kami, si gadis kecil delapan tahun yang kini duduk di kelas tiga SD. Kalau enggak salah mulai kelas dua SD, dia sudah enggak mau dicium atau dipeluk sama ayahnya. Kalau sama saya masih mau, tapi sepertinya juga kurang suka. Hemm.. saya maklum saja, sih. Selain mungkin karena sudah besar dan kurang nyaman dicium atau dipeluk, mungkin juga bahasa cinta dia bukan dengan sentuhan, melainkan dengan cara yang lain.

Saya sampaikan juga pada suami mengenai hal itu sejak beberapa waktu yang lalu. Yah, sebagai orang tua kami sama-sama belajar, kan. Kalau ada yang terlupa mengenai suatu ilmu atau wawasan, ya kami saling mengingatkan. Kalau memang si nomor dua sudah enggak mau dipeluk dicium, ya kami harus memahaminya. Mungkin bahasa cinta dia bukan dengan cara seperti itu. Sekarang suami pun mulai memahami dan enggak memaksa mencium atau memeluk si nomor dua lagi. Hihihi.

Apa itu Bahasa Cinta atau Love Language?

Seperti yang sudah populer dan kita ketahui bersama, bahwa bahasa cinta atau love language manusia adalah cara bagi seseorang untuk mengekspresikan rasa cintanya kepada orang lain. Konsep love language ini dikenalkan oleh Dr. Gary Chapman, Ph.D, seorang penulis buku Five Love Language asal Amerika. Dr. Gary mengenalkan sebuah bahasa cinta yang dapat diaplikasikan ke berbagai jenis hubungan, seperti hubungan romantis, keluarga, sampai pertemanan. 

Nah, menurut Dr. Gary, semua orang merasakan atau mengalami dan mengungkapkan cinta dengan lima cara, yakni sentuhan fisik, hadiah, kata-kata, tindakan, dan waktu yang berkualitas. Akan tetapi, ia menjelaskan bahwa setiap orang memiliki kecenderungan terhadap satu cara atau satu bahasa cinta.

Baca juga: Membangun Karakter Positif pada Anak, Ketahui Masalah dan Cara Mengatasinya.

5 bahasa cinta atau love languages yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Words of affirmation (pujian atau kata-kata apresiasi)

2. Acts of service (perilaku atau tindakan nyata, melayani)

3. Receiving gifts (mendapat hadiah, surprise)

4. Quality time (waktu bersama yang berkualitas)

5. Physical touch (sentuhan, pelukan, genggaman tangan, dsb).

Seperti yang disinggung di atas, dalam hubungan keluarga pun bahasa cinta ini berlaku, termasuk pada anak-anak. Setiap anak ternyata menginginkan perhatian dan kasih sayang yang berbeda pula berdasarkan bahasa cintanya masing-masing.

Bagaimana kita bisa mengetahui bahasa cinta anak-anak? Menurut beberapa artikel yang saya baca, kita amati kebiasaan mereka, bagaimana mereka biasa mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada kita. Dari situ kita bisa tahu, bahwa mereka sebenarnya juga ingin diperlakukan sama seperti yang mereka lakukan pada kita orang tuanya.

Dan bahasa cinta anak-anak ini bukan hanya berlaku pada orang tuanya saja, ya, namun juga pada orang lain. Mereka senang jika perlakuan orang lain sesuai dengan bahasa cinta mereka.

Bahasa Cinta Anak-anakku

"Semua tak sama.. tak pernah sama..."

Eh, ada yang nyanyi lagu itu engak pas baca judul tulisan ini? Hihi. Tulisan ini enggak ada hubungannya sih sama lagunya Padi itu 😄

Oke kembali ke laptop! #eh 

Jadi anak-anak saya ada lima, dan ternyata bahasa cinta mereka berbeda-beda, lo.. Seperti yang sudah saya tulis di atas, si nomor dua bahasa cintanya bukan dengan sentuhan (peluk cium dsb), namun ternyata dia suka mengungkapkan rasa cintanya dengan hadiah. Dia suka membuat tulisan atau karya-karya sederhana dan diberikan kepada saya, ayahnya, atau untuk adik-adiknya.

Yap, si nomor dua ini suka bikin-bikin sesuatu, seperti gambar, tulisan-tulisan di kertas-kertas kecil, origami, hingga eksperimen bikin kue. Lalu karya-karyanya itu dibagikan pada kami sekeluarga. Dia hepiii gitu. Hehe. Demikian juga sebaliknya, dia juga hepi kalau dibelikan sesuatu yang dia sukai, diberi surprise, dan semacamnya.

Beda lagi dengan si sulung. Si pendiam ini ternyata lebih suka dilayani. Tapi dia juga mau melayani orang lain. Misal ayahnya minta kopi atau teh, dia akan segera membuatkannya dan jarang ada drama. Hehe. Begitu juga ketika saya mau mengantarkannya ke rumah temannya, dia senang sekali. Atau ketika ada tugas sekolah dan saya mau menemaninya mengerjakan, dia akan senang. Sebaliknya jika saya tak sempat menemani, dia jadi bete. Hahaha.

Beda lagi dengan si nomor tiga. Gadis kecil pendiam ini saat ini irit banget ngomongnya. Haha. Tapi, dia sangat suka jika dipuji dengan kata-kata. Misal hari ini saya bilang, "Mbak Zia tambah cantik lo kalau sering senyum.. di sekolah senyum ya kalau ketemu teman-teman dan ustadzah..". (Soalnya selama ini kalau di sekolah dia seringnya cemberut, haha..).

Nah, biasanya besoknya dia akan bilang, "Aku cantik ya kalau suka senyum, gak cemberut?" Ngomong gitu sambil senyum-senyum bahagiaa.. Hihihi. Pokoknya dia akan ingat jika dipuji. Dan sebaliknya, dia juga suka muji saya atau bahkan gurunya 😄

Baca juga: Sentuh Bayi dengan Cinta, untuk Kebaikan Tumbuh Kembangnya.


foto keluarga juni 2022
Foto keluarga kami, Juni 2022.

Trus... bahasa cinta si nomor empat juga berbeda. Tapii.. kadang saya bingung, si imut ini kok seperti punya macam-macam bahasa cinta, ya? Haha. Yang paling menonjol, sih, dia suka peluk cium saya. Tapi dia juga suka muji-muji saya. 

Misal, dia sering bilang, "Fahri sayaaaanngg sama Umi." Bilang gitu trus cium pipi, mata, hidung, bibir, jidat, telinga, janggut, sampai leher saya. Hahahaha.. banyak banget ya yang dicium. Saya sampai geli.

Begitu juga sama adiknya, bilang sayang trus cium-cium semua bagian wajah adiknya. Sampai kadang adiknya yang masih usia tiga setengah bulan itu gelagapan 😂

Kemudian, dia juga suka melayani saya. Misal saya butuh bantuan apa, dia akan segera lari membantu saya. Sebaliknya, dia juga suka dilayani. Misal minta makan, mintanya dilayani sama saya, enggak mau diambilkan ayahnya. Haha. 

Nah, saya jadi bingung, bahasa cinta dia apa, ya? Hihi. Sepertinya yang paling menonjol adalah dengan physical touch. Tapi entahlah.. saya belum yakin. Hehe. Namun saya bersyukur banget bahwa dia menjadi anak yang sangat menyenangkan. Alhamdulillah

Lalu, apa bahasa cinta si nomor lima? Ehm.. saya belum tahu, nih.. hihi. Secara masih tiga setengah bulan usianya. Baru bisa menangis, minta ng-ASI, suka kalau dipeluk dan dicium, ya gitu-gitu lah. Yah, namanya masih bayi. Hehe.

Baca juga: Pijat Bayi dengan Sentuhan Cinta.

Apapun bahasa cinta anak-anak, semuanya baik ya sebenarnya. Hanya cara penyampaiannya saja yang berbeda-beda. Tetapi jika kita mengetahui bahasa cinta anak-anak, kita jadi lebih mudah membangun hubungan dan berkomunikasi dengan mereka. Kita akan lebih mudah menangani masalah jika ada masalah pada mereka (atau pada kita?).

Oh iya, konon bahasa cinta anak-anak terutama usia di bawah 10 tahun masih bisa berubah-ubah. Ya, enggak masalah, sih. Menurut saya, yang penting kita sebagai orang tuanya tahu kebiasaan-kebiasaan anak, sukanya diperlakukan seperti apa, dan seterusnya. Sehingga kedekatan dengan anak-anak harus terus dijaga.

Oke, begitu dulu ya sharing saya kali ini mengenai bahasa cinta khususnya pada anak-anak saya. Semoga ada manfaat yang bisa diambil. Kalau ada masukan, boleh yaa share di kolom komentar. Happy blogging! 🥰



No comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.