Mengubah Dunia Dimulai dengan Mengubah Diri


credit

 

Seringkali kita dibuat tersentak saat mendengar atau melihat berbagai berita yang mengguncangkan. Seperti terjadinya bencana tsunami di Aceh tahun 2004 lalu, yang menelan ribuan korban jiwa. Atau yang belum lama ini terjadi misalnya, saat terjadi banjir besar di Jakarta, ibukota Negara kita. Banyak korban yang jatuh, orang-orang kehilangan rumah, harta benda, bahkan nyawa. Belum lagi berbagai kasus korupsi yang merebak seakan tak tahu malu. Anak-anak yang terpaksa mengais sampah demi sesuap nasi. Hutan gundul akibat penebangan liar. Semuanya saling terkait dan membuat dunia terasa semakin carut-marut.

Lalu bagaimanakah cara untuk mengubah dunia? Apa yang harus kita lakukan?

“Mengubah diri terlebih dahulu,” demikian ujar Adjie Silarus, seorang Meditator yang mendalami teknik meditasi Sejenak Hening selama beberapa tahun ini. Ia menggambarkan keberadaan setiap individu sebagai komponen yang saling berpengaruh dalam ekosistem besar bernama dunia. Sehingga, jika sebuah perubahan menjadi kebutuhan, maka tentu langkah pertama untuk memulai perubahan adalah dengan mengubah diri sendiri terlebih dahulu. Baru selanjutnya, efek perubahan akan menular pada sekitarnya. Adjie menambahkan, tidak ada seorang pemain tunggal yang bertanggung jawab penuh terhadap seisi dunia. Bahkan seorang presiden yang memangku jabatan tertinggi di sebuah negara pun, tidak bisa berlaku sekehendaknya. Namun bukan berarti tidak ada yang dapat dilakukan. Justru sebaliknya, menurut Adjie, jika setiap orang mau memulai merubah diri sendiri terlebih dahulu, maka keharmonisan dalam alam akan lebih mudah dicapai.

Salah satu cara yang disarankan oleh Adjie Silarus adalah, dengan memulai menerima diri sendiri. Setiap individu pasti tidak lepas dari berbagai pengalaman, baik itu yang menyenangkan atau yang buruk. Setiap pengalaman tersebut membentuk diri mereka menjadi seperti yang sekarang. Adakalanya, pengalaman buruk membuat seseorang menjadi pasif, apatis, bertindak agresif terhadap orang lain, dan sukar merasakan kebahagiaan. Itu karena pengalaman buruk meninggalkan bekas luka dalam pada diri seseorang, dan berusaha untuk ditutupi atau dilupakan. Proses menutupi luka masa lalu inilah yang bisa berbalik membuat kita tidak bahagia.

Untuk mencapai keadaan seimbang dan bahagia, Adjie Silarus yang dibranding oleh Indscript Creative untuk program Personal Branding Agency-nya itu menganjurkan untuk memulai menerima diri sendiri apa adanya. Baik pengalaman buruk ataupun indah, semuanya adalah bagian dari diri yang perlu diterima secara utuh. “Tanpa penerimaan diri yang utuh seperti itu, kita tidak akan pernah bisa menjadi insan yang lengkap dan mampu berkontribusi positif terhadap lingkungan maupun dunia,” ujar Adjie. Selanjutnya, Adjie mengatakan, bahwa untuk berkontribusi positif terhadap dunia, kita tidak perlu menunggu hingga semuanya sempurna. 


Setiap orang bisa memulai dengan langkah kecil, yang dilanjutkan secara terus menerus. Misalnya, mulai memperlakukan alam dengan lebih baik, tidak membuang sampah sembarangan, bersikap baik terhadap orang lain, dan menghindari perilaku korup. “Jika kita sudah merubah diri menjadi insan yang lebih peduli, dengan sendirinya masalah di dunia akan berkurang, sekalipun pencapaiannya satu demi satu. Tidak perlu terburu-buru saat memutuskan berubah. Nikmati dan hayati prosesnya, dan jangan lupa untuk selalu menyambungkan diri kita dengan alam dan Sang Pencipta,” tutur Adjie di akhir perbincangan.



No comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.