Mengenalkan Makanan Pedas pada Anak


Setiap kali melihat cabai dan anak, saya sering teringat cerita "Kok Nangis" yang pernah saya tuliskan di blog ini. Cerita lucu sekaligus bikin deg-degan, karena saat itu si kecil yang berusia 8 bulan tak sengaja mencicipi pedasnya cabai. Hihi.


anak makan pedas


Eh tapi, sebenarnya bukan si nomor dua itu saja yang pernah mengalami "kecelakaan" karena cabai, karena dulu si sulung saat masih batita (lupa tepatnya usia berapa) juga pernah tak sengaja menggigit cabai bareng mendoan kesukaannya. Masih terbayang raut mukanya saat kepedesan. Hahaha.

Saat ini, si sulung sudah kelas 6 SD dan si nomor dua kelas 3 SD. Si sulung sudah mau makan pedas seperti saus cabai atau sambal ulek buatan saya. Namun si nomor dua rupanya belum berani makan pedas. Paling banter makan snack yang agak pedas atau sup yang saya kasih merica agak banyak. Hehe.

Beda lagi dengan si nomor tiga (6,5 tahun) dan empat (4,5 tahun). Keduanya sudah berani makan pedas meski sedikit-sedikit. Si nomor tiga, seperti pada foto di atas, sudah berani makan pedas meski, yah.. keringatnya langsung mengucur seperti itu. Hehe.

Hemm.. sebenarnya, apakah perlu, sih, mengenalkan makanan pedas pada anak? Apa manfaatnya? Kemudian, mulai usia berapa sebaiknya mengenalkan makanan pedas kepada anak? Caranya gimana?

Oke, berdasarkan pengalaman saya pribadi dan hasil membaca sana-sini, saya coba tuliskan di sini, ya, mengenai mengenalkan makanan pedas pada anak.

Baca juga: Cara Cepat Memasak di Dapur.

Manfaat Makanan Pedas 

Makanan pedas itu bukan cuma cabai, ya, melainkan ada banyak makanan pedas yang lain. Sumber makanan pedas misalnya cabai, paprika, lada, merica, dan lain-lain.

FYI, sensasi rasa panas pada makanan pedas berasal dari zat yang disebut dengan capsaicin. Capsaicin merupakan senyawa pencipta rasa panas dan pedas yang ditemukan pada biji cabai, paprika, dan jalapeno.

Rupanya capsaicin selain memiliki rasa pedas yang nikmat disantap juga memiliki beragam manfaat bagi kesehatan. Diantara manfaat makanan pedas adalah sebagai berikut:

  • Meningkatkan Konsentrasi. Sebuah penelitian menunjukan bahwa makan pedas dapat menyehatkan otak dan dapat meningkatkan konsentrasi lebih tinggi.
  • Menyehatkan Pencernaan. Makanan pedas dapat membantu meningkatkan pertahanan perut terhadap infeksi, yaitu dengan meningkatkan produksi cairan pencernaan. Serta membantu mengirimkan enzim ke perut untuk membantu melancarkan pencernaan.
  • Pengobatan Herbal. Banyak sekali bahan makanan yang memberikan rasa pedas yang bisa ditemui di dunia, terutama rempah-rempah seperti lada, kayu manis, kunyit, jahe, dll. Rempah-rempah seperti ini telah terbukti mengandung berbagai manfaat untuk kesehatan dan sering digunakan dalam pengobatan herbal.
  • Menurunkan Berat Badan. Capsaicin sebagai senyawa yang memberikan rasa panas dan pedas, memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, diantaranya dalam proses penurunan berat badan.
  • Menahan Rasa Lapar. Capsaicin pada makanan pedas mengubah bakteri usus dengan cara membuatnya menghasilkan lebih banyak hormon kenyang dan dapat menahan rasa lapar.
  • Meningkatkan Metabolisme Tubuh. Makanan pedas dapat meningkatkan metabolisme dalam tubuh, yaitu dengan cara membantu membakar lebih banyak kalori sekaligus dapat menghambat penyimpanan lemak.
  • Mengurangi Gejala Flu. Peningkatan suhu tubuh dari konsumsi cabai memicu sistem kekebalan tubuh untuk memerangi virus penyebab pilek seperti norovirus dan virus flu.

Baca juga: 4 Cara Membiasakan Anak Suka Makan Sayur dan Buah.


Itulah beberapa manfaat dari mengonsumsi makanan pedas secara umum (pada orang dewasa). Ternyata banyak juga kan, ya. Nah, makanya perlu juga mengenalkan makanan pedas kepada anak, agar anak-anak nantinya juga mendapatkan manfaat dari jenis-jenis makanan pedas tersebut.

Nah, pada anak, manfaat makanan pedas yang bisa dirasakan diantaranya adalah:

  • Meningkatkan nafsu makan
  • Menjaga metabolisme
  • Mencegah balita jadi picky eater


Kapan Mengenalkan Anak pada Makanan Pedas?

Tapi, kapan sebaiknya anak perlu kita kenalkan pada makanan pedas? Menurut sejumlah ahli, mereka menyatakan bahwa tidak ada aturan yang pasti kapan anak mulai diperkenalkan dengan makanan pedas. Namun, alangkah baiknya jika kita mulai mengenalkan anak makan pedas ketika anak telah mencapai usia 2 tahun. 

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan pada usia tersebut, organ-organ pencernaan telah berkembang sempurna dan menjalankan fungsinya. Sehingga siap menerima makanan yang tidak biasa seperti rasa pedas.

Tetapi jika kita takut anak akan terganggu saluran pencernaannya akibat makanan pedas, kita dapat mengenalkan makanan pedas secara perlahan-lahan, misalnya ketika anak telah berusia 3-5 tahun.

Cara Mengenalkan Makanan Pedas pada Anak

Pertanyaan selanjutnya, gimana nih cara mengenalkan makanan pedas pada anak? Ada beberapa cara yang bisa kita coba, seperti:

  • Perkenalkan rasa pedas selain berbagai rasa lainnya. Jadi selain anak mengenal rasa manis, asin, gurih, pahit, juga perkenalkan rasa pedas pada menu makannya. Kita bisa memulainya misalnya dengan menambahkan sedikit jahe pada minumannya, atau yang lain.
  • Berikan sedikit demi sedikit. Tentu saja, berikan rasa pedas pada makanan anak sedikit demi sedikit takarannya. Agar anak terbiasa dulu dengan rasa pedas itu. Kemudian nantinya bisa ditingkatkan porsi pedasnya.
  • Tumbuhkan minat. Misalnya dengan menanam pohon cabai di rumah, sehingga anak akan akrab dengan pohon cabai, lalu biasanya mereka ingin mencicipi rasa buahnya. Atau, saat memasak di dapur, libatkan anak saat membersihkan cabai dan menatanya di lemari pendingin.
  • Beri contoh nyata. Saya dan suami sering memberi contoh makan cabai di depan anak-anak, misalnya saat makan gorengan. Kami motivasi bahwa manfaat cabai itu banyak, kalian harus mencobanya sedikit demi sedikit. Hehe.
  • Memberikan secara diam-diam. Awalnya diam-diam masukkan rasa pedas pada menu makan anak-anak, tapi nantinya anak-anak juga diberi tahu bahwa itu ada rasa pedasnya. 

Nah, itulah beberapa cara mengenalkan makanan pedas pada anak-anak. Namun tetap, ya, sebaiknya batasi asupan makanan pedas untuk balita. Karena takutnya ada efek negatif dari memberikan makanan pedas pada balita. Misalnya adanya masalah pencernaan seperti perut sakit diare.

Kalau cara-cara di atas sudah dicoba namun anak masih belum mau makan pedas, gimana? Kalau saya, seperti pada anak kedua yang sudah kelas 3 SD belum mau makan pedas, santai saja, sih. Toh, dia sudah sedikit-sedikit mencobanya, optimis saja suatu saat bakal mau juga.

Dan kalaupun hanya mau sedikit, ya, tidak apa-apa. Bukankah tidak ada kewajiban untuk mau makan pedas? Hehe. Hanya saja tidak bisa merasakan manfaat-manfaat dari makanan pedas. Kalau menurut teman-teman bagaimana? Share di kolom komentar, yuk!



No comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.