Penggunaan Bahasa Indonesia Baku dalam Blog


“Aduh, apaan sih bahas penggunaan Bahasa Indonesia baku dalam blog? Bukannya gaya penulisan di blog itu terserah yang punya blog? Mau nulis dengan kata-kata baku atau bukan, ya, terserah blogernya, dong..”.

bahasa-indonesia-baku-dalam-blog

Ya, mungkin ada yang kurang suka dengan judul di atas? Sepertinya begitu. Hehe. Hal ini seperti yang terjadi pada sebuah WAG (WhatsApp Group) bloger yang ingin membiasakan penggunaan Bahasa Indonesia sesuai PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) pada setiap hari tertentu. Maka yang terjadi adalah, pada tiap hari tertentu tersebut grup menjadi sepi. Ada yang katanya takut salah, ada yang merasa kaku menggunakan kata-kata baku, dan sebagainya. Jadi, bolehlah saya menyimpulkan bahwa anggota grup kurang minat atau bahkan kurang suka menggunakan Bahasa Indonesia baku :).


Bahasa Indonesia Baku dalam Blog

Oh ya, sebelum menulis lebih jauh, kita satukan pemahaman dulu, ya, tentang Bahasa Indonesia baku. Bahasa Indonesia baku adalah bentuk bahasa Indonesia yang telah mengalami proses standarisasi, yang untuk saat ini mengacu pada PUEBI (untuk standar tata bahasa) dan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) untuk kamus normatifnya.
Dan satu lagi, dalam tulisan ini blog yang dibahas tentunya adalah blog yang menggunakan Bahasa Indonesia dalam penulisan artikel-artikel di dalamnya, ya.

Nah, mengenai penggunaan kata baku, sepertinya sudah diketahui oleh semua bloger, ya, bagaimana penggunaan Bahasa Indonesia yang baku dalam penulisan di blog. Memang tidak semuanya satu kata, karena masing-masing bloger punya hak untuk menulis dengan gaya seperti apa di blognya. Ada yang suka menggunakan kata-kata baku, ada pula yang tak peduli. Dan, kali ini saya hanya ingin berbagi opini tentang hal tersebut. Saya bukan ahli dalam Bahasa Indonesia, bukan pula pengamat, tapi saya hanya suka belajar menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar :).

Saya sudah membaca beberapa tulisan bloger tentang penggunaan Bahasa Indonesia baku. Beberapa diantaranya ingin menulis dengan kata-kata baku di blognya, berusaha mengajak bloger lain menggunakan Bahasa Indonesia baku, dan ada pula yang dengan tegas mengatakan bahwa bloger tidak wajib menggunakan bahasa Indonesia baku dalam blognya.

Kalau menurut saya sendiri, dan terinspirasi dari beberapa tulisan ataupun pendapat para bloger lain, penggunaan Bahasa Indonesia baku perlu diterapkan dalam penulisan di blog. Tujuannya tidak lain dan tak bukan adalah ikut merawat Bahasa Indonesia. Kita sebagai bloger juga bisa memberikan sedikit edukasi kepada pembaca tentang Bahasa Indonesia yang baik dan benar melalui tulisan-tulisan kita di blog. Menggunakan kata-kata baku bukan berarti menjadikan tulisan menjadi kaku, kok. Kita bisa meramunya menjadi tulisan yang santai namun tetap tidak meninggalkan kata-kata baku sesuai KBBI dan PUEBI.

Selain itu, lagi-lagi menurut saya, bloger yang menggunakan kata-kata baku dan seusai PUEBI dalam penulisan di blognya terlihat lebih intelek. Apalagi jika diimbangi dengan diksi yang bagus, tentu akan menambah nilai plus di mata pembaca.

Baca juga: Pelajaran Bahasa Indonesia dan Pengaruhnya dalam Blogging.


Cara Menggunakan Bahasa Indonesia Baku dalam Penulisan di Blog

Nah, bagi bloger yang ingin terus menggunakan Bahasa Indonesia baku dalam penulisan di blognya, menurut saya bisa menggunakan cara-cara berikut ini:

💗 Cek di KBBI untuk Menemukan Kata Baku 

Silakan cek di KBBI terlebih dahulu tiap kali ingin menggunakan suatu kata yang masih diragukan, seperti apa bentuk bakunya. Misal, kata yang baku “solat”, "sholat", "shalat", atau "salat", ya? Silakan langsung cek di KBBI (akan ditemukan bahwa kata yang baku adalah "salat").
Untuk mengecek kata-kata baku tersebut kita tidak harus membeli buku kamus Bahasa Indonesia yang tebal seperti zaman dahulu. Namun saat ini kita bisa menggunakan KBBI daring (online), atau bisa juga mengunduh aplikasinya di smartphone. Praktis sekali.

Baca juga: Aplikasi yang Dibutuhkan Blogger untuk Mendukung Aktivitas Ngeblognya.

💗 Gunakan Huruf Italic Jika Ingin Menggunakan Kata Tidak Baku

Jika sudah menemukan kata bakunya namun terasa masih kurang nyaman dengan kata tersebut, kita bisa tetap menggunakan kata yang tidak baku (tapi sudah populer) tetapi dengan dicetak miring (Italic). Misal, karena sudah terbiasa menulis "blogger" padahal sebenarnya kata bakunya adalah "bloger" atau "narablog", kita bisa tetap menuliskan "blogger" tapi dengan memiringkannya.

💗 Konsisten dalam Penulisan

Konsisten dalam penulisan di sini maksudnya dalam satu tulisan harus seragam menggunakan kata baku atau tidak baku. Misalnya, jika dari awal menggunakan kata “bloger” maka dalam seluruh tulisan semestinya juga menggunakan kata tersebut. Jangan dicampur dengan kata “blogger” kecuali ada penjelasannya dalam tulisan tersebut. Hal ini agar tidak membuat bingung pembaca.

💗 Tak Masalah Menggunakan Kata Baku untuk Keyword

Tak perlu khawatir ketika menggunakan kata baku untuk sebuah keyword (kata kunci) dalam blogpost kita. Mungkin kita khawatir dengan menggunakan kata baku tersebut maka tulisan kita tidak akan ditemukan oleh mesin pencari. Tapi ternyata dengan kata baku yang belum populer pun, mesin pencari akan bisa menemukannya karena mirip dengan kata yang lebih populer. Ilmu ini saya dapatkan dari mas Ardan (www.jumardanm.com) salah seorang mastah SEO (Search Engine Optimization) yang tempo hari berbagi ilmu SEO di #ISBCourse (kursus blogging yang diadakan oleh komunitas bloger ISB (Indonesia Social Blogpreneur Couse)).

Coba perhatikan dua pencarian ini:
Pertama, saya mengetik "bloger" tetapi Google mengarahkan ke kata "blogger" karena kata "blogger" memang lebih sering digunakan di internet.

pencarian-kata-bloger
Pencarian kata baku "bloger" akan diarahkan ke "blogger".

Yang kedua, saya mengetik "ramadhan" namun ternyata Google juga bisa menemukan kata "ramadan" dalam hasil pencariannya.

keyword-ramadan
Pencarian kata tidak baku "ramadhan" akan diatahkan ke "ramadan" juga.

Kesimpulannya, mesin pencari tetap bisa menemukan kata-kata baku di internet meski kata-kata tersebut belum populer. Terus peluangnya di page muda bagaimana? Ya, kembali lagi ke banyak faktor yang mempengaruhi indexing suatu artikel :).


Buatlah Tidak Kaku Meski Menggunakan Kata Baku

Meski menggunakan kata-kata baku, namun kita bisa meramunya menjadi tulisan yang tidak kaku. Misalnya dengan menyelipkan kata "sih", "hemm", "kok", "hahaha", dan sebagainya. Karena bagaimanapun tulisan pada media blog tidak sama dengan tulisan pada makalah, skripsi, jurnal ilmiah, dan semacamnya. Sehingga pembaca blog biasanya lebih senang dengan tulisan-tulisan yang tidak kaku.


Yap, demikianlah tulisan singkat tentang penggunaan Bahasa Indonesai baku dalam blog yang bisa saya bagikan. Sebagai bloger saya lebih bangga menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar, karena Bahasa Indonesia baku berfungsi untuk antara lain menyatukan masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia yang tentunya berbeda-beda bahasanya. Tapi, mungkin saya juga masih banyak melakukan kesalahan dalam penulisan di blog ini. Insyaa Allah saya akan terus berusaha memperbaiki tulisan-tulisan saya ke depannya dari segi tata Bahasa Indonesia yang baku. Oke, semoga tulisan ini bermanfaat, ya. Happy blogging :).



11 comments

  1. Sebenarnya yang betul tuh memang kita kudu menggunakan bahasa Indonesia yg baik dan benar ya Mbaaa
    apalah daya, daku juga syusyah kalo kudu memegang komitmen semacam itu *lemaahhh :)

    ReplyDelete
  2. Saya berusaha selalu pakai bahasa baku, dan memiringkan yang tidak baku. Tapi kadang juga ada kata yang saya ragu baku-tidaknya, tapi masah malas cek PUEBI.

    ReplyDelete
  3. Aku dah lama pakai bahasa baku, tapi kadang kelemahanku tu gak update sama kata2 baku haha, jd kadang lihat dulu di kamus online.
    Trus kalau sekiranya ada yang kaku aku tetep pakai bahasa yg gak baku tapi aku miringin mbak.
    Siapa lagi ya yang akan mempopulerkan bahasa baku kalau bukan kita, makanya kudu diusahakan nulis jg pakai bahasa baku hehe

    ReplyDelete
  4. Lengkap sudah. Bahasa Indonesia yang baik dan benar memang agak² sulit.
    Tapi ada sebagai kata² dalam bentuk asing sudah terbiasa bagi kita dalam bahasa indonesia. Namun aku sepakat dan setuju seperti penjelasan mas, bahwa untuk tulisan asing, walauoun sudah di biasa dalam bahasa indonesia musti harus di italickan.
    Terima kasih infonya mas.

    ReplyDelete
  5. Pr banget ini belJar kata baku, sejujurnya akupun tipe santai meskipun insTal KBBI di hp ku, tapi jarang ku buka. Jd ngerasa kesentil hahaha

    ReplyDelete
  6. ini beneran pekerjaan keras buat saya ketika menggunakan bahasa baku dengan tidak kaku. Terkadang mencari padanan kata supaya nyaman ditulis dan dibaca membutuhkan waktu 15 menit sendiri hehehe

    ReplyDelete
  7. Terima kasih banyak sudah diingatkan hehe jujur saja saya sendiri nulis blog ga semua pakai bahasa baku soale masih belum menguasai dan biasanya tulisan saya di blog itu pakai bahasa santai sih *apa ya namanya hehe antara baku dan tidak gitu.

    Jadi ingat blogger yang pakem banget bahasa baku itu teh Langit, tulisannya enak dibaca meski pakai bahasa baku juga.

    ReplyDelete
  8. Saya suka neh, soale sekalian melatih kepekaan berbahasa, jadi kalau mau nulis buku lancar.

    ReplyDelete
  9. Kalau saya terus terang berseberangan dengan Mbak dalam hal ini. Karena dunia blog berlandaskan pada kebebasan berekspresi. Masing-masing blogger berhak menentukan caranya menulis di blog sesuai dengan kemauannya.

    Tidak ada peraturan yang mengharuskan blogger harus menulis sesuai PUEBI atau bahasa Indonesia baku. Tidak bedanya dengan saat kita berbicara dalam kehidupan sehari-hari dimana pemakaian bahasa Indonesia baku tidak diperlukan kecuali dalam acara resmi.

    Bila ada blogger yang ingin mempergunakan bahasa baku pada blognya, silakan sajah itu hak masing masing. Tetapi, ketika tulisannya merendahkan blogger yang tidak memakai bahasa baku, ya berarti blogger itu menurut saya pandangannya picik.

    Lebih parah lagi, blogger yang mencibir orang lain yang berbeda dengan dirinya dan mengusik kesukaan orang lain.

    Blog adalah ruang privasi masing-masing dan prinsipnya harus saling menghormati pilihan masing-masing.

    Benarkah bahwa menulis dengan bahasa Indonesia baku lebih inteleK? Hal yang bisa diperdebatkan sih, karena saya pikir tidak juga. Banyak penulis yang gaya berbahasanya bebas, bisa terlihat lebih pandai dan pintar kok.. Maaf saja, bagi saya sih tidak ada kaitan soal berbahasa baku atau tidak dengan intelek atau tidaknya seseorang.

    Nah, saya boleh kritik kah? Mbak mengatakan begitu dan mendukung penggunaan bahasa Indonesia baku, bahkan menyebut orang yang berbahasa baku lebih intelek, tetapi kok dalam penulisan di atas, banyak sekali yang tidak sesuai kaidah berbahasa (tulisan) sesuai PUEBI/Bahasa Baku.

    Apakah mbak menyadari itu?

    Yang tidak berbahasa baku bukan berarti tidak memahami teori dan kaidah berbahsa. Yang mengklaim sebagai orang intelek dan berbahasa baku, juga belum tentu sebenarnya mampu berbahasa dengan baik.

    Kalau ditanya yang mana salahnya? Yah, mbak sebagai orang yang menunjuk diri sebagai intelek dan bisa berbahasa Indonesia dengan baik, seharusnya bisa menemukan dong kesalahan yang mbak buat.

    Maaf kalau menyinggung. Kritik yang sama selalu saya sampaikan pada mereka yang mengatakan sebaiknya berbahasa Indonesia baku, dan memandang diri lebih tinggi dari yang tidak. Soalnya, kebanyakan hanya baru sampai taraf ngomong saja, tetapi tidak bisa mempraktekkan bagi diri sendiri.

    Walaupun sekedar pandangan pribadi, mengatakan orang yang berbahasa baku lebih intelek menyiratkan makna merendahkan blogger yang tidak mau memakai bahasa baku. Dan, tidak seharusnya kata-kata itu disampaikan. Lebih baik simpan saja..

    O yah, ini sekedar pandangan dari seorang blogger yang kurang intelek yah.. atau intelektualitasnya rendah karena menolak berbahasa Indonesia baku saat menulis di blognya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. maaf ya Pak jika kalimat saya kurang enak dibaca dan terkesan menyinggung. Padahal maksud saya tidak seperti itu, lho.. oke next lebih hati-hati lagi deh dalam menulis :)

      Soal kesalahan-kesalahan penulisan yang saya buat, di akhir tulisan saya juga mengatakan kok kalau saya mungkin masih banyak kesalahan dalam menulis. Saya katakan mungkin, karena belum tahu kesalahan-kesalahan itu apa saja.
      Oh, tapi pada tulisan-tulisan terdahulu tentu saja masih banyak sekali kesalahan penulisan yang saya buat, dan saya tidak akan mengeditnya (termasuk dalam tulisan di atas). Sebagai catatan perjalanan menulis saja, biar tahu bahwa saya dulu lebih banyakkk melakukan kesalahan.
      Dan penginnya sih terus belajar memperbaiki tulisan.

      Jadi bukan bermaksud merendahkan orang lain, sih. Tapi lebih ke mengajak untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam menulis. Itu kalau mau, sih. Kalau enggak ya tak masalah. Karena di awal tulisan saya juga mengatakan gaya menulis ataupun penggunaan bahasa di blog itu adalah hak tiap bloger.
      Nah, kalau bloger lain bebas berpendapat, saya juga boleh dong berpendapat lain? Hehe.
      Sekali lagi maaf jika menyinggung perasaan 😊🙏

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.