Kerendahhatian yang Menyentuh


Beliau menangis demi mendengar kabar itu. Kabar tentang kecelakaan yang menimpa bapak hingga menyebabkan kakinya patah seketika. Beliau menangis, teringat berbagai kenangan puluhan tahun lalu bersama bapak.

Saat saya menelponnya pertama kali, paklik meminta maaf belum bisa menjenguk bapak saat itu juga. Beliau sangat menyesal karena pekerjaan akhir tahun begitu menumpuk selain susah juga mencari tiket secara mendadak. Beliau sangat ingin menemani bapak yang sedang sakit, dan berjanji akan ke rumah kami secepatnya.

Kemudian cerita demi cerita meluncur dari ibu. Konon, dulu paklik pernah juga mengalami kecelakaan hingga kakinya patah. Saat itu beliau masih bujangan, masih berjuang memperbaiki nasib di ibu kota. Bersama bapak. Dan, bapak lah yang merawat paklik ketika kecelakaan itu terjadi, setiap harinya hingga beliau sembuh. Pantas saja jika momen kecelakaan bapak saat ini membuatnya menangis. Beliau ingin berperan layaknya bapak dahulu. Tapi tak bisa. Masanya sudah berbeda. Sekarang, fisik paklik pun semakin menua dan tak sesehat dahulu.


Kunjungan Itu...
Hingga kemudian saat yang dinantikan tiba. Paklik ke rumah kami untuk menjenguk bapak. Fisik sepuhnya yang mengidap penyakit diabetes itu seperti menjadi kuat dan penuh semangat untuk berjumpa kakaknya. Paklik yang sebelumnya tak pernah menginap di rumah kami, kali ini spesial, menginap demi bisa bercengkrama lebih lama dengan kakaknya.

Paklik (kaos abu-abu) bersama bulik, anaknya, dan keluarga kami.

Kemudian kunjungan itu pun sarat akan cerita... Mengenang masa lalu, yang sebagiannya diceritakan ulang pada generasi setelahnya.

Paklik bercerita kepada saya, bahwa dulu, bapak lah yang pertama kali mengadu nasib di Jakarta. Lalu dengan segala kenekatan, paklik menyusul kakaknya. Katanya, beliau nekat "numpang" di kost bapak untuk mencari pekerjaan. Lalu kedua pemuda asal Banyumas, Purwokerto itu berjuang bersama di kota metropolitan.

Hingga kemudian, saya tahu, bahwa waktu yang mengubah semuanya. Bapak yang dulu sukses di ibu kota, berganti nasib dengan adiknya. Paklik yang berganti sukses di sana, sedangkan bapak kembali ke desa setelah menikah. Paklik sukses dan punya rumah di Jakarta. Keluarganya makmur sejahtera. Hingga sekarang.

Saya ingat, dulu, setiap kali bapak mengalami kesulitan ekonomi, bapak meminta bantuan kepada paklik. Entah untuk urusan kehidupan sehari-hari ataupun biaya pendidikan kami anak-anaknya. Paklik pun selalu berusaha membantu bapak. Saya juga ingat, waktu saya kecil dulu, beberapa kali paklik mengajak kami bepergian. Entah ke rumah saydara-saudara, atau piknik. Semua biaya ditanggung paklik. Maka tak heran saya begitu menaruh hormat pada beliau.

Tapi sungguh, beliau memiliki kerendahhatian yang luar biasa. Yang sangat menyentuh hati saya. Setiap kali kami bertemu, tak pernah sekali pun paklik menceritakan jasanya pada kami (bahkan kepada saya, keponakannya). Tak pernah. Bahkan saat kunjungannya kemarin, beliau berkali-kali meminta maaf kepada kami. Katanya, maaf tak pernah bisa membantu apa-apa. Maaf tak bisa berbuat banyak untuk kakaknya yang sangat berjasa dalam hidupnya. Masya Allah, setelah sekian banyak hal yang telah dilakukannya untuk keluarga kami, beliau justru yang berkali-kali meminta maaf pada kami 😶😭

Yang selalu diingat beliau adalah jasa kakaknya saat masih muda dulu. Tampaknya hal itu tak akan pernah hilang dari ingatannya. Dan, sifat seperti itu yang membuat saya semakin menaruh hormat pada beliau. Meski sudah sukses, namun beliau tak pernah lupa asal-usulnya. Tak pernah berubah kerendahhatiannya. Tak pernah menyombongkan apa-apa yang telah dilakukannya untuk orang lain. Masya Allah. Semoga saya dan anak-anak bisa meneladani sifat beliau.

Ya Allah yang Maha Menjaga, jagalah paklik selalu. Bahagiakanlah beliau di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin.



27 comments

  1. masyaallah semoga Allah selalu memberikan kesehatan buat pak lik dan keluarga mba deka,

    ReplyDelete
  2. Wiii, Alhamdulillaaah senang bisa ketemuan yaaa
    Semoga ALLAH berikan pahala dan rezeki berkah berlimpah ruah utk mba Deka, Paklik, Bapak dan semua keluarga.
    Cepat sehaaaaat, kakung!
    --bukanbocahbiasa(dot)com--

    ReplyDelete
  3. amiin.. semoga keluarga mba semuanya sehat

    saya pernah dengar kalau sedekah itu ya kalau bisa sama yg terdekat dulu seperti keluarga..apalagi ditambah dengan hbuungan darah ya, pasti setidaknya saat keluarga kesussahan bisa ditolong.

    ReplyDelete
  4. Semoga bapak segera sehat ya mbak, dan tentu saja pakliknya juga semoga selalu sehat. Sikap2 peduli dan sayang sama keluarga bisa kita petik dari kisah yang mbak bagi, terimakasih 🙏

    ReplyDelete
  5. Saya kok berkaca-kaca membaca ini ya, sangat menyentuh mbak. Jarang ada orang seperti beliau, karena biasanya setelah sukses jadi lupa pada orang-orang di masa lalu. Semoga keluarga mbak terus dilimpahi kesehatan ya mbak :)

    ReplyDelete
  6. Semoga bapak dan paklik sehat selalu ya mbak. Bahagianya kalau punya saudara yang seperti itu, walau jarang bertemu tapi tetap punya perhatian satu sama lain. Semoga juga kita bisa meneladani sikap dan sifat paklik

    ReplyDelete
  7. ikut terharu mba, membaca kisahnya
    semoga Paklik dan keluarga selalu diberi kesehatan dan dilimpahkan rejeki yang banyak ya...

    ReplyDelete
  8. Senangnya punya paklik yg demikian. Jarang loh ada yg begitu. Saya sendiri sering mengalami ketidakadilan di antara keluarga suami karena terkesan 'nebeng', hiduo di lingkup suami. Serba sendiri, tidak ada yg bantu malah dikomen macam2. Andai punya paklik2 yg rendah hati seperti paklik njenengan...

    ReplyDelete
  9. Semoga semua keluarga Mba diberikan kesehatan, dan kita semua akur-akur dengan sodara-sodara hingga tua. Brebes mili aku baca tulisanmu Mba, karena bukan sekali dua saya dapat cerita adik-kakak kandung yang berkonflik.

    ReplyDelete
  10. Semoga paklik selalu diberi kesehatan supaya bisa bercengkerama dengan bapaknya njenengan ya mbak. Rasanya adem liat kakak adik ngumpul bareng seperti di foto.

    ReplyDelete
  11. So sweet, mbak. Hubungan adik-kakak yang tak berubah sekalipun mereka sekarang sudah tak muda. Alhamdulillah ya dirimu punya Paklik sebaik ini. Semoga beliau selalu sehat ya. Begitu juga Bapaknya Mbak. Amin

    ReplyDelete
  12. Ikatan adik-kakak itu memang besar, mba. Karena aku mengalami sendiri, punya sodara kandung satu-satunya. Saat dia susah tanpa pikir panjang pasti membantu.
    Sehat terus buat Bapak dan Pakliknya mba.

    ReplyDelete
  13. Semoga selalu diberikan kesehatan dan rezekin yang melimpah ya mbak. Apalagi sesama saudara yang saling membantu, belum tentu keluarga lain bisa seperti ini.

    ReplyDelete
  14. Amiin mbak.. semoga Paklik Mbak Deka selalu diberi kesehatan dan keberkahan ya.. amiin :)

    ReplyDelete
  15. Perlu ditiru. Tidak menceritakan jasa2 kita pada org2 yg kita bantu.
    Ceritanya menarik sekali, mbak. Banyak makna yang tersuray di sini.

    ReplyDelete
  16. Semoga ayahanda cepat pulih ya mbak. Kebetulan suami saya juga lagi masa pemulihan patah kaki, jadi tahu banget gimana perasaan keluarga mbak.. insyaAllah perhatian dari paklik jadi satu energi dan semangat buat bapaknya :)

    ReplyDelete
  17. sangat menyentuh mbak diah. persaudaraan yang bener-bener saudara. bahkan yang punya hubungan darah pun bisa jauh seperti orang lain saja. semoga bapak dan paklik senantiasa diberi kekuataan dan kebahagiaan di masa tua ini ya mbak. amiin

    ReplyDelete
  18. Ini paklikmu yang dr Jakarta yang kasi surprise itu to mbak? Pasti bapak happy banget ya dikunjungi ma adeknya :D
    Moga2 lekas sehat ya mbak bapaknya.

    ReplyDelete
  19. Aamiin..
    Semoga Orang Tua, Paklik dan keluarga besar Mbak Deka diberikan keberkahan Allah SWT.
    Jarang ada yang seperti ini Mbak..
    Yang ada, kebalikannya, saat kita sedang di atas, semua datang mengungkit kalau kita bisa karena jasa mereka. Lalu menuntut lagi dan lagi untuk sebuah balas budi #malahcurhat kwkwkw

    ReplyDelete
  20. Terharu bacanya, persaudaraan yang akrab dan hangat, semoga semuanya sehat ya say diberkahi Allah aamiin

    ReplyDelete
  21. Terharu baca kisah kerendahan hati Pakliknya Mba, semoga bukan hanya jadi tauladan buat keluarga, tapi buat semua yang membaca. Sehat selalu ya, Paklik dan mba sekeluarga :)

    ReplyDelete
  22. Aamiin.

    Suka salut dan bangga ya Mbak ketika bertenu dengan orang semacam itu. Dan berasa mit amit jika ketemu orang yang sok padahal juga belum seberapa sukses.

    ReplyDelete
  23. MashaAllah~
    Barakallahu fiikum untuk paklik sekeluarga.
    Memang sebaik-baik manusia adalah yang menyembunyikan kebaikannya.

    Seolah-olah tangan kanan memberi dan tangan kiri tidak melihat.

    Tabarakallahu~

    ReplyDelete
  24. Alhamdulillah, persaudaraan paklik dan bapak begitu erat ya, Mbak. Silaturahimnya tetap terjaga.

    Semoga bapak lekas sembuh, ya, Mbak. Dan seluruh keluarga juga diberi kesehatan

    ReplyDelete
  25. MasyaAlloh sungguh rendah hati Paklik ya mba pembelajaran buat kita semua kalau sama saudara Ga boleh pelit slaing berbagi dan saling support :) karena skrg kenyataannya pada kebalikannya *eleuh curhat akuh :D

    ReplyDelete
  26. saya selalu suka duduk mendngarkan petuah kakek, om dan tante. Selalu saja ada hikmah yang bisa dipetik dari petuah2 mereka.

    ReplyDelete
  27. Smg kondisi bapaknya semakin membaik mba. Jadi ingat kecelakaan yang menimpa bapak saya juga. Berbulan-bulan perawatannya untuk dapat berjalan normal

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.