Ketika si Kecil Belajar Beradaptasi di TK



Seminggu yang lalu saya sudah menulis tentang hari pertama Fahima masuk TK, ya. Di hari pertama itu Fahima masih minta ditemani oleh saya dari mulai masuk kelas pukul 07.30 hingga pulang pukul 09.30. Saya menjauh agak sedikit saja dia sudah mewek. Hehe. Nah, bagaimana perkembangannya selama seminggu kemarin? Bagaimana proses adaptasinya di lingkungan baru, yaitu  di TK-nya? Memenuhi janji saya di tulisan yang lalu, begini, nih, ceritanya 😉.


Kalau di hari pertama dia minta ditunggui di belakang punggungnya terus (hahaha..), di hari kedua dia sudah mau saya tunggu di luar kelas saja. Awalnya memang dia nangis duluan, minta saya temani masuk kelas, ambilkan kursi, dan meletakkan tas di tempatnya. Tapi setelah saya bilang mau menunggunya di luar kelas, dan dia bisa melihat saya sewaktu-waktu dia mau, dia setuju dan enggak nangis lagi.

Fahima (kerudung hijau) bersama teman-temannya.

Kemudian di hari ketiga, hampir mirip di hari kedua. Fahima enggak nangis lagi tapi tetap minta saya tunggu di luar kelas. Dia lebih ceria dari dua hari sebelumnya. Mengikuti setiap arahan dari ustadzahnya (berdoa dan menyanyi), main di luar kelas, makan bersama, semua dia ikuti dengan ceria. Tapi, kalau saya bilang mau pulang, dia enggak mau. Huhu.

Saat pulang, saya kasih jempol dan pujian untuknya. Dan saya bilang, "Besok sudah enggak usah Ummi tunggu, ya?" 
Tebak apa jawabnya?
"Eemmm... Mau ditungguin Ummi pokoknya!"
Waduh!
Padahal ustadzahnya juga sudah bilang ke saya, besok silakan ditinggal saja, soalnya anaknya sudah enggak nangis. Anak-anak pun sudah diberi pujian dan dimotivasi bersama agar besok berani sekolah sendiri. Sambil nyanyi-nyanyi itu, lho. Hemm.. gimana, nih? Tapi melihat perkembangan di hari kedua dan ketiga, saya optimis hari keempat dia bisa ditinggal.

Wajah ceria Fahima di hari ketiga masuk TK.

Tekad saya juga sudah bulat, hari keempat Fahima sudah harus saya latih sekolah sendiri. Selain untuk melatih keberanian, kemandirian, dan rasa percaya dirinya, saya dan suami juga kerepotan jika saya harus menunggui Fahima di TK. Selama tiga hari itu, saya menunggui Fahima bersama si bungsu yang masih 3 bulan. Sedangkan si nomer tiga bersama suami di rumah. Jadi suami kerja sambil nungguin si nomer tiga yang berusia 2 tahun itu. Hemm... kebayang repotnya, karena adiknya Fahima itu enggak mau ditinggal lama-lama. Lha, kakek-neneknya gimana? Kami enggak mau merepotkan mereka saja 
😊.

Dan, jeng jeng...! Hari keempat tiba juga. Saya antarkan Fahima sampai kelas, saya dudukkan dan beri mainan, lalu saya bilang mau nunggu di luar sebentar trus nanti pulang. Dia jawab enggak mau, pokoknya Ummi harus nunggu terus! Saya cuma senyum lalu keluar kelas. Benar, saya tunggu sekitar 10 menit, lalu diam-diam pulang.

Lalu apa yang terjadi ketika saya menjemputnya pukul 09.30?
Setelah saya parkir sepeda motor, saya berjalan pelan menuju kelasnya. Betapa sedihnya saya saat melihat Fahima di depan pintu kelas, duduk sambil terisak-isak. Huhuhu. Sepertinya sudah lumayan lama nangisnya.

"Sudah dari tadi, ya, Ust, nangisnya?" tanya saya.
"Ya, lumayan, Bu. Tapi enggak nangis terus. Cuma enggak mau masuk kelas..."
Woalah, Ndhuk...
"Aku mau pulang....! Sekarang...!" tangis Fahima pecah.
"Iya, tunggu sebentar, ya. Pulangnya bareng temen-temen," kata saya.
Akhirnya dia masuk kelas, berdoa bersama teman-teman dan ustadzahnya, lalu pulang.



Sampai di rumah dia saya ajak diskusi. Saya kasih motivasi agar besok mau bermain dan belajar bareng teman-teman dan ustadzahnya tanpa harus saya tunggui.
"Kan, tadi Fahima udah ngangguk pas ustadzah bilang besok harus berani sekolah sendiri?"
"Pokoknya mau ditemani Ummi!"
"Nanti kalau berani, Ummi belikan Choco Pie (snack kesukaannya saat ini) lagi, deh," bujuk saya.
Dia diem. Mikir kali, ya 😄.
"Nanti di sekolah main sama temen-temen, biar temen Fahima banyak kayak mas Faiq.."
Dia ngangguk.

Kalimat-kalimat itu saya ulang beberapa kali dalam sehari. Dan alhamdulillah... akhirnya di hari Jumat dia mau saya tinggal, meskipun saat saya akan pulang dia mewek dulu sebentar. Huhu. Ya, lumayan lah, ada perkembangan. Dan hari Sabtu-nya, sama seperti hari Jumat, dia mau saya tinggal.

Tentu saja saya belum lega atas hasil itu, karena Fahima masih belum bisa benar-benar "lepas" sendiri. Masih ada sedikit tangis saat akan saya tinggal. Tapi, saya tahu dan paham bahwa setiap anak itu berbeda. Proses adaptasi tiap orang juga berbeda, baik anak-anak atau orang dewasa. Ada yang cepat ada yang lambat. Dan sebagai orang tua, apa lagi yang dibutuhkan dalam menghadapi hal ini kalau bukan kesabaran dan pengertian terhadap anak?
  
Jadi... Ternyata proses adaptasi Fahima selama seminggu kemarin belum berjalan mulus. Enggak mudah mengajaknya belajar beradaptasi. Meski di hari kedua dan ketiga ada perkembangan bagus, ternyata belum menjamin di hari selanjutnya. Nah, kalau boleh saya simpulkan sementara, berikut ini beberapa hal yang saya terapkan pada si kecil untuk mengajaknya belajar beradaptasi di TK:
  • Disounding terus dari rumah. Diberi motivasi agar berani bersekolah sendiri.
  • Dikenalkan dengan guru dan teman-temannya. Kalau sudah kenal dengan salah satu atau beberapa teman dan gurunya, kemungkinan akan lebih mudah bersosialisasi dengan teman-temannya yang lain. Kalau sudah kenal, otomatis anak akan lebih betah di sekolah.
  • Ditinggal secara bertahap. Kalau kasusnya seperti Fahima di atas, harus ekstra bertahap. Dari mulai ditemani di kelas, kemudian di luar kelas, baru pelan-pelan enggak ditunggui sama sekali.
  • Diberi rewards. Ini upaya terakhir, sih, sebenarnya. Kalau anak benar-benar keukeuh enggak mau ditinggal, coba "diiming-imingi" dengan hadiah. Bikin janji akan diberikan hal atau barang yang disukainya jika dia mau sekolah sendiri.
Yap, demikianlah cerita agak panjang tentang ketika si kecil belajar beradaptasi di TK. Lingkungan baru, orang-orang baru, ternyata tak mudah diterima si kecil Fahima. Semoga di minggu ini ada kemajuan berarti dari proses itu. Aamiin.. 😍.
Teman-teman ada yang punya cerita tentang si kecil yang memasuki TK atau Play Group tahun ini? Bagi ceritanya, dong 😊.



6 comments

  1. wah anakku mba uda dari TK A mulai meraung2 wkwkwk berhubung aku kerja mau ga mau aku pantau dari WA guru saja

    Anakku moody-an jadi kalau suasana hati dari rumah sudah gelap gulita di sekolah terjadilah drama kumbara, kalau di rumah secerah awan disekolah riang tak terkira dan itu berlangsung selama TK A sekarang udah TK B setiap senin dy nangis wkwk krn dianter aku klo dianter ayahnya ga pernah ada drama makanya kuserahkan antar mengantar ke ayahnya tapi sekarang sih gantian sehari aku sehari suami :)

    semangat ade Fahima :)

    ReplyDelete
  2. Suka sama bagian ini, mba..

    ""Nanti kalau berani, Ummi belikan Choco Pie (snack kesukaannya saat ini) lagi, deh," bujuk saya."

    Diberikan rewards, atas usaha atau apapun yang dilakukak. Karena akupun dulu digituin sih :)

    ReplyDelete
  3. Anakku masuk PG. Dua hari pertama langsung kutinggal. Terus dia nangis minta ditemenin dua hari berikutnya. Jadi kutemani sesuai keinginannya. Terus hari kelima aku tinggal lagi dan nangis. Aku bilang mau pulang ambil selimut dia buat nanti tidur siang di jalan. Alhamdulillah mau. Tapi kata gurunya ya sempat nangis kalau ingat bundanya. Overall dia juga sadar bilang nangis sekian kali hehe

    ReplyDelete
  4. Kalau ibunya gak bekerja mungkin enak nunggunya ya Mbak. Tapi kalau kerja jadi dilema. Semoga tips dari mbak Deka di atas dapat membantu bu ibu yg kelimpungan meninggalkan si kecil.

    ReplyDelete
  5. Blogger Eksis belum punya cerita tentang si kecil karena belum menikah. eaa..

    Tapi membaca kisah mba Deka sungguh menginspirasi. Sebagai ibu yang baik mampu mengajak anaknya agar mau beradaptasi di lingkungan baru.

    Semoga si kecil bisa terus senang yaa dengan masa-masa adaptasi itu*

    ReplyDelete
  6. Hihihi...Fathan pun saat pindah ke Sukabumi, adaptasi lagi di sekolah barunya, untungnya nggak lama, cuma sehari aja, kalau kelamaan keder deh nungguin di sekolah TK-nya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.