Optimisme Pada Milestone Tumbuh Kembang Anak


http://www.dekamuslim.com/2016/12/optimisme-pada-milestone-tumbuh-kembang.html



“Duh, kenapa, yaa… Fahima belum bisa tengkurap. Sudah lebih dari 3 bulan, nih…” 
“Hemm… ini anak, kok, belum bisa jalan, sih. Padahal sudah mau 13 bulan tapi belum jalan jalan…” 
“Hehe… iya, nih, memang anak saya masih belum bisa bicara. Kenapa, yaa…” 


Itu sedikit keresahan yang pernah saya alami. Bingung sendiri kenapa anak belum bisa begini-begitu di usia-usia tahap tumbuh kembangnya. Kadang juga malu kalau lagi ngobrol sama orang lain, kenapa di usianya yang kesekian dia belum bisa ini-itu. 
Kalau saya lihat di Buku Kesehatan Ibu dan Anak dari Kemenkes RI, perkembangan anak usia 0 hingga 5 tahun antara lain sebagai berikut: 
  • Umur 1 bulan: bayi bisa menatap ke ibu, mengeluarkan suara o.. o.. o.., tersenyum, menggerakkan tangan dan kaki. 
  • Umur 3 bulan: mengangkat kepala tegak ketika tengkurap, tertawa, menggerakkan kepala ke kiri dan kanan, mengoceh spontan, dll. 
  • Umur 6 bulan: meraih benda di dekatnya, menirukan bunyi, menggenggam mainan, dll. 
  • Umur 9 bulan: merambat, mengucapkan ma.. ma.. da.. da.., bermain tepuk tangan atau ci-luk-ba, makan kue/biskuit sendiri, dll. 
  • Umur 12 bulan: berdiri dan berjalan berpegangan, mengenal anggota keluarga, menunjuk apa yang diinginkan tanpa menangis/merengek, dll. 
  • Umur 2 tahun: naik tangga dan berlari-lari, belajar makan-minum sendiri, menyebut 3-6 kata yang punya arti, dll. 
  • Umur 3 tahun: mengayuh sepeda roda 3, berdiri satu kaki tanpa berpegangan, mengenal 2-4 warna, menggambar garis lurus, melepas pakaiannya sendiri, dll. 
  • Umur 5 tahun: melompat-lompat 1 kaki, menggosok gigi tanpa bantuan, berpakaian sendiri tanpa bantuan, menjawab pertanyaan dengan kata-kata yang benar, dll. 

Dulu saat mendampingi tumbuh kembang anak pertama, karena pengalaman pertama mengasuh anak, perasaan “terintimidasi” kadang muncul. Suka baper kalau orang lain menanggapi perkembangan anak yang sedikit lambat. Untungnya, tumbuh kembang anak pertama saya bisa dibilang mulus-mulus saja, bahkan sebagian di atas rata-rata. Faiq, anak pertama saya, tengkurap di usia 2,5 bulan, bisa jalan di usia 12 bulan, bisa lumayan lancar bicara di usia 18 bulan, dan lain-lain. Yang kadang bikin baper itu seingat saya karena Faiq melewatkan tahap merangkak, masih ngedot terus sampai usia sekitar 4 tahun, dan giginya sudah gigis/gupis sejak usia 2 tahunan :(. 



Faiq dan Fahima.


Lalu anak kedua, Fahima, tumbuh kembangnya sedikit lebih lambat dari Faiq. Dia bisa tengkurap di usia 3,5 bulan, bisa jalan di usia 13 bulan, dan mulai bicara baru di usia 20 bulan. Hemm… sering deg-degan menghadapi tumbuh kembang si Fahima ini. Tapi… berdasarkan pengalaman mendampingi anak pertama, saya bisa lebih tenang membersamai tumbuh kembang Fahima. Saat Fahima sedikit terlambat bicara, saya tetap tenang karena, toh, dia belum ada 2 tahun. Mungkin nanti kalau sudah 2 tahun lebih tapi dia belum bisa bicara sedikit pun, baru akan saya bawa ke dokter tumbuh kembang anak. Tapi alhamdulillah, di usia 20 bulan tersebut, Fahima mulai bisa mengeluarkan beberapa kata meski masih tidak jelas. Kemudian terus berkembang dari bulan ke bulan, hingga cerewet sekali di usia 31 bulan saat ini :D.

Kemudian anak ketiga, yang sekarang baru berusia 5 bulan, lebih lambat lagi tumbuh kembangnya. Sampai di usia 5 bulan sekarang ini, Zia belum begitu kuat mengangkat kepalanya. Zia juga baru bisa tengkurap di usia 4 bulan kemarin. Tapi... sekali lagi sekarang saya lebih tenang menghadapi hal-hal semacam ini. Selama masih dalam batas wajar, saya enggak panik. Apalagi kalau anaknya sehat-sehat saja, ceria, dan menunjukkan perkembangan baik lainnya. Saya, sih, tenang saja. Saya optimis anak-anak saya akan dapat melalui tahap-tahap tumbuh kembangnya dengan baik, asalkan saya juga tidak diam saja :).


Zia.


Lalu, bagaimana bentuk nyata sikap optimis saya dalam membersamai tumbuh kembang anak? Sekadar sharing, nih, ya, begini cara saya menghadapinya:

  • Ketika salah satu tahap tumbuh kembang anak berjalan lebih lambat dari yang seharusnya, yang pertama saya lakukan adalah: saya harus tetap bersikap tenang. Tanamkan dalam hati dan pikiran bahwa semua akan berjalan baik-baik saja.
  • Jika ada orang lain atau bahkan keluarga sendiri yang berkomentar kurang nyaman, dengarkan saja. Jangan sakit hati kemudian patah semangat. Tapi justru jadikan motivasi untuk membuktikan bahwa saya sebagai ibunya bisa membersamai anak saya untuk mengejar tahapan yang tertinggal tersebut. Saya bisa mengatasinya!
  • Terus berikan stimulasi yang dibutuhkan anak untuk dapat melalui tahapan tumbuh kembang yang tertinggal. Usahakan jangan sampai ada tahapan yang terlewati. Seperti anak pertama saya yang melewatkan tahap merangkak, maka pada anak kedua saya berusaha memenuhi semua tahapan tumbuh kembangnya. Begitu juga untuk anak ketiga.
  • Jangan paksa anak jika dia belum mampu. Misalnya sudah usia 13 bulan belum bisa jalan, tetap berikan stimulasi seperti mentitahnya atau memberikan rambatan (pegangan) untuk belajar jalan. Tapi kalau anak belum bisa juga berjalan, jangan terus dititah atau diajak belajar jalan, bisa-bisa nanti malah kecapekan atau sakit. Semampunya saja. Karena perkembangan tiap anak memang berbeda-beda. Misal perkembangan kekuatan ototnya juga beda-beda.
  • Sharing dan bekerjasama dengan suami untuk mengatasi masalah yang ada. Bisa juga bekerjasama dengan anggota rumah yang lain, seperti dengan si kakak atau ibu. Tapi kalau pengalaman saya pribadi, ibu justru kadang panik kalau cucunya terlambat dalam tumbuh kembangnya. Jadi saya malah menghadapi "serangan" dari dalam rumah :D.
  • Jika memang anak kita mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembangnya, dan kita sebagai orangtuanya sudah tak bisa mengatasinya sendiri, baru konsultasikan pada dokter tumbuh kembang anak. Terus dampingi anak, ikuti arahan dari dokter, dan tetap optimis anak kita akan bisa melewatinya.

Alhamdulillah, meski beberapa kali anak-anak saya sedikit terlambat dalam tahapan tumbuh kembangnya, tapi saya masih bisa menghadapinya sendiri. Semoga ke depannya juga akan baik-baik saja, ya. Si nomer 2 masih belum genap 3 tahun, dan si nomer 3 baru 5 bulan. Masih banyak PR dalam mengawal tumbuh kembang anak-anak yang harus saya kerjakan. Disamping PR-PR lain sebagai ibu dan istri :).

Untuk teman-teman yang mungkin juga dalam masa-masa seperti saya, yuk, selalu optimis dan bahagia membersamai tumbuh kembang anak-anak kita. Milestone tumbuh kembang pada tiap anak itu berbeda, karena tiap anak itu unik! Optimis saja, bahwa semua akan baik-baik saja, asal kita juga rajin memberikan stimulasi pada mereka.
Selalu ada yang baru setiap harinya dari mereka, selalu ada kejutan dan keajaiban dari tumbuh kembang mereka, dan selalu ada yang membahagiakan dari mereka ^_^.
Semangat!



*Tulisan ini untuk Collaborrative Blogging, menanggapi tulisan Mak April Hamsa yang berjudul "Cara Membangun Optimisme Supaya Tetap Semangat Menjalani Hidup" di web KEB (Kumpulan Emak Blogger).


8 comments

  1. Iyah banget ya Mbak, klo anak tumbuh kembangnya lambat dari anak lain Emaknya pasti deh baper. Gak cuma itu, klo sebelumnya anak chubby trus gegara gak mau makan atau abis sakit jd turun BBnya trus ditegur ama orang2 itu jg bikin baper deh *pengalamanpribadi :D

    Optimis, harus optimis biar anak juga bs melawati milestone nya dgn baik, klo emaknya pesimis ngaruh ke psikologis anaknya jg itu kan ya :)

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillah si kecil tumbuh kembangnya baik2 aja Mba', nggak terlalu cepat, nggak terlalu lama, pas sama ukuran milestone kayaknya. Tapi biar gitu tetap aja ada yang komen, emang nggak ada abisnya ya orang ngomen itu, haha.. :)

    ReplyDelete
  3. Ziaaa, lucu bgd si km nak, ginuk ginuk, #gagalfokus gegara lihat foto zia, : )

    ReplyDelete
  4. Hahaa pas anak pertama emang lebih banyak bapernya ya mbaa, biasalah ibu baruu

    ReplyDelete
  5. tiap tumbuh kembang anak memang beda2 mbak. tapi biasanya kayak anakku ketika ada poin yang menurutku kok ga secepat kakaknya pasti ada poin lain yang justru melesat tumbuh kembangnya

    ReplyDelete
  6. Semoga kakak senantiasa optimis ya dengan tahap tumbuh kembang anaknya. Itu si Zia menggemaskan banget dalam posisi tengkurap. :D

    ReplyDelete
  7. Duuuh belum kebayang kalau punya anak saya bakalan stres gak ya kalau tumbuh kembang anak berbeda dengan anak-anak lainnya.

    Semangat ya, Maak :)

    ReplyDelete
  8. Masa-masa menemani tumbuh kembang anak (balita) , sudah terlewat. Anak paling kecil berusia sembilan tahun. Terasa banget mba Deka, bersikap tenang itu pentiiiiing... Kalang kabut dikit, bablas deh kesabaran dan ketabahan.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.