[REVIEW] (Bukan) Salah Waktu: Konflik Rumah Tangga Berbingkai Masa Lalu






“Tak ada yang salah di antara kita, kecuali masa lalu.” 


Membaca novel ini kita akan diajak untuk memasuki dunia berumah tangga, khususnya rumah tangga bagi pasangan muda. Novel ini bercerita tentang kehidupan baru seorang Sekar, wanita karir yang memutuskan berhenti bekerja di kantor dan ingin di rumah saja mengurus rumah tangga sepenuhnya. Selain karena alasan itu, ada alasan lain dalam keputusannya, yaitu dia ingin memperbaiki diri dari masa lalunya. 

Konflik dimulai ketika Prabu menanyakan tentang masa lalu Sekar. Hal ini berawal karena Prabu secara tak sengaja mendapat telepon dari mama Sekar. Mama mertuanya itu menyebut bahwa papa Sekar mempunyai istri lain. Prabu bingung, dan mulai merasa Sekar telah menyembunyikan sesuatu darinya selama ini. 

Sekar memang menyimpan rahasia tentang masa lalunya terhadap Prabu, bahwa ia berasal dari keluarga yang broken home. Padahal sejak dulu keluarga Prabu sangat menginginkan menantu dari keluarga baik-baik. Tetapi siapa sangaka, ternyata Prabu juga mempunyai masa lalu yang tak kalah kelamnya. Bahkan dia telah mempunyai seorang anak dengan perempuan lain bernama Laras! 

Semua kisah masa lalu Prabu itu didapatkan Sekar dari Bram, seorang lelaki yang tiba-tiba hadir dalam kehidupan Sekar. Bram adalah kekasih sahabatnya, tetapi sekarang justru selalu berusaha dekat dengan Sekar. Bram mengatakan sangat membenci Prabu, karena menurutnya Prabu-lah yang menghancurkan keluarga Bram. 

Bagian-bagian selanjutnya menceritakan tentang usaha Sekar membuktikan kebenaran dari ucapan Bram. Konflik semakin pelik dengan dihadirkannya tokoh-tokoh figuran di dalamnya, seperti Laras yang merupakan masa lalu Prabu, mbok Ijah yang memberikan wejangan kehidupan terhadap Sekar, mama Sekar yang merupakan wanita karir, dan lain-lain. 

Tentu saja, selain konflik yang berliku, dalam novel ini juga dibumbui dengan bagian-bagian manis dalam berumah tangga. Seperti bagaimana ketika Sekar pulang ke rumah setelah beberapa hari menginap di rumah mamanya. Dia menemukan beberapa kejutan manis dari Prabu yang membuatnya tersenyum. 

Sayangnya, dalam novel ini saya tak menemukan pendeskripsian fisik dari tokoh Sekar secara jelas. Sehingga saya tak bisa membayangkan secara tepat seperti apa sosok Sekar. Justru Prabu yang digambarkan dengan lebih jalas, seperti bagaimana matanya, dan sebagainya. Selain itu saya juga merasa bahwa novel ini belum tuntas ceritanya. Pembaca mungkin masih bertanya-tanya, bagaimana nasib Laras selanjutnya? Seperti apa kehidupan papa Sekar? Dan lain-lain. 

Tetapi terlepas dari itu semua banyak hal yang saya dapatkan dari novel ini. Selain kavernya yang imut, novel ini memberikan pelajaran bagi pembaca agar terbuka terhadap pasangan dalam berumah tangga, atau ketika kita akan berumah tangga. Keterusterangan tentang masa lalu masing-masing pasangan penting dikemukakan, agar dalam berumah tangga tak terjadi konflik besar yang bisa saja akan merusak bangunan rumah tangga. 

Di dalam novel ini saya juga menemukan banyak sekali kalimat-kalimat bijak. Seperti, “... manusia bersedih lebih karena merasa bahwa ia sendirian menghadapi kehidupan. Saat ia sanggup membagi kisahnya kepada orang lain, sesungguhnya ia telah menyelesaikan sebagian dari masalah yang sedang dihadapinya itu.” 


Tentang Buku (Bukan) Salah Waktu 
Judul : (Bukan) Salah Waktu 
Penulis : Nastiti Denny 
Penerbit : PT. Bentang Pustaka 
Jumlah Halaman : viii + 248 halaman 
ISBN : 978-602-7888-94-4 
Cetakan : Pertama, Desember 2013 
Harga : Rp.46.000,00.








2 comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.