Mengapa Memilih Pesantren?


Beberapa waktu lalu ada berita yang cukup bikin miris, yaitu adanya dugaan kekerasan yang menimpa salah satu santri di sebuah pondok pesantren terkenal di negeri ini. Diduga, santri tersebut mengalami tindak kekerasan yang dilakukan oleh seniornya. 

Tak lama setelah berita itu beredar, ada lagi berita serupa yang terjadi di ponpes (pondok pesantren) lain. Namun kali ini, konon pelaku (kakak kelas) tidak sengaja menjatuhkan korban hingga mengakibatkan kehilangan nyawa.

Saya, yang notabene sudah sejak lama sangat ingin menyekolahkan anak kami ke ponpes, jadi ketar-ketir. Saya pun membaca berita-berita tersebut, beserta komentar-komentar yang ada di media sosial menanggapi kejadian-kejadian di ponpes itu.

Saya juga berdiskusi dengan beberapa teman, dan tentu saja dengan suami. Saya bimbang, apakah saya akan tetap menyekolahkan anak ke ponpes?

Baca juga: Imtihan dan Momen Haru Bersama Orangtua.

imtihan si sulung

Yap, tulisan ini jadi semacam lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Memilih Pondok Pesantren, Antara Masa Lalu Orangtua dan Masa Depan Anak. Ternyata saya masih ingin berbagi pemikiran (baca: curhat 😄) di sini.

Nah, dari hasil diskusi dengan suami dan beberapa teman, saya dan suami tetap memutuskan untuk menyekolahkan anak kami ke ponpes. Karena menurut kami, masalah-masalah yang mencuat seperti tersebut di atas, hanyalah ulah sebagian oknum penghuni ponpes.

Memang kalau dari cerita beberapa teman, aturan di ponpes biasanya memang ketat. Hal ini untuk mendidik kedisiplinan dan kemandirian anak. Nah, kalau ada yang terlampau disiplin, mungkin itu hanya segelintir kasus.

Saya masih percaya, bahwa para ustadz di ponpes bisa diamanahi mendidik anak-anak dengan baik sesuai syariat Islam. Karena nyatanya, banyak teman-teman saya dari ponpes yang "jadi orang". Ilmu agamanya bagus, akhlaknya pun demikian.

Baca juga: Anak-anakku adalah Sahabat dan Guru Kehidupanku.


Oh ya, konon, kalau orangtuanya tidak ikhlas melepaskan anaknya menuntut ilmu dan tidak percaya sepenuhnya pada guru, ilmu yang didapat anak pun tidak maksimal dan tidak barokah.

Maka jika kami ingin menjadikan anak kami seorang yang berilmu dan berakhlak mulia, kami harus bisa melepaskannya dengan ikhlas untuk menuntut ilmu. 

Jadi, insyaa Allah kami mantap akan menyekolahkan anak kami ke pondok pesantren. Semoga kelak anak kami menjadi orang shalih, bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Aamiin.


No comments

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.