Enjoy Mengerjakan Tugas Sekolah Anak-anak di Tengah Pandemi Covid-19


Hai, apa kabar teman-teman hari ini? Masih #stayathome atau justru masih ada yang ngantor, nih? Bagaimanapun itu, semoga kita semua sehat selalu, ya. Nah, sejak pertengahan bulan Maret kemarin sudah banyak orang yang Work From Home (WFH) karena adanya pandemi Covid-19 atau penyebaran virus Corona. Anak-anak sekolah pun dirumahkan, mereka harus belajar di rumah saja untuk sementara waktu. Termasuk kedua anak saya. Oke, kali ini saya akan cerita mengenai tugas sekolah anak-anak di tengah pandemi Covid-19 😊.

Foto saat memeriahkan Tahun Baru 1441 Hijriyah 😊.

Kedua anak kami mulai belajar #dirumahaja sejak tanggal 17 Maret 2020. Si sulung yang sekarang ini kelas 3 SD, saat itu sedang ada PTS (Penilaian Tengah Semester). Hari Senin masih masuk untuk PTS hari pertama. Kemudian ada imbauan dari gubernur Jawa Timur agar sekolah diliburkan guna mencegah penyebaran Covid-19. Sehingga mulai hari Selasa (17 Maret) PTS dikerjakan di rumah. Begitupun dengan adiknya yang masih belajar di TK, dia libur mulai tanggal 17 Maret.

Saat itu libur ditetapkan selama 14 hari. Sehingga rencananya anak-anak akan masuk pada tanggal 30 Maret 2020. Tapi melihat perkembangan situasi dan kondisi di lapangan di mana virus itu semakin memakan banyak korban, maka hingga hari ini masa libur sekolah anak-anak kami diperpanjang hingga akhir bulan April 2020 (setelah beberapa kali ada perubahan). Yaitu akan masuk kembali pada tanggal 27 April 2020. Entahlah nanti akan diperpanjang lagi atau tidak. Sebagai orang tua dan warga masyarakat kami hanya bisa patuh pada imbauan sekolah dan pemerintah. Toh, itu semua untuk kebaikan bersama, kan, ya? 😊

Tugas Sekolah Anak-anak Saat Pandemi Covid-19

Libur sekolah karena Covid-19 ini enggak sebentar, dan dalam kondisi darurat. Bukan libur yang semestinya. Apalagi masa sekarang adalah masa-masa akhir semester atau masa kenaikan kelas dan kelulusan sekolah. Masa di mana biasanya anak-anak ada ujian akhir semester, ujian kelulusan, wisuda, dan lain-lain. Jadi sudah pasti ada tugas-tugas yang harus dikerjakan di rumah untuk menggantikan aktivitas akademik di sekolah.

Baca juga: Pengembangan Karakter SMART Bagi Anak.

Si sulung yang di awal masa libur masih ada jadwal PTS, otomatis melanjutkan mengerjakan PTS di rumah. Kemudian setelah selesai semuanya saya mengumpulkan hasilnya ke sekolah (karena ujiannya dalam bentuk fisik di kertas ujian dan harus disetor ke sekolah secara fisik juga (bukan difoto)). Lalu setelah PTS selama empat hari itu berakhir, hari-hari selanjutnya si sulung mendapat tugas harian. Tugas-tugas itu disesuaikan dengan jadwal sekolah seperti biasa. Seperti mengerjakan soal-soal yang ada di buku pelajaran, mengaji, murajaah hafalan Al-Qur'an, shalat wajib dan sunah, juga membantu kedua orang tua. Ada juga tugas terkait pemahaman tentang virus Corona. Semua tugas itu difoto dan atau divideo setiap hari.

Mengaji dan murajaah Al-Qur'an.

Sedangkan adiknya, karena masih TK jadi tugas-tugasnya berupa eksperimen-eksperimen sederhana yang melatih sensori integrasi. Juga enggak lupa hafalan surat-surat pendek maupun pembiasaan karakter (shalat, membantu orang tua, dll). Semua tugas itu juga harus difoto dan atau divideo lalu dikirimkan ke gurunya. Jika tugas si sulung harus dikirimkan ke masing-masing guru mata pelajaran, beda dengan tugas si adik. Tugas-tugasnya dikirim ke WAG (WhatsApp Group) orang tua murid dan guru. Jadi di WAG TK ini setiap hari ramai sekali dengan kiriman tugas-tugas dari anak-anak (yang dikirimkan ibunya). Hehehe.

Tugas membuat origami kapal laut dan perahu layar.


Enjoy
Mengerjakan Tugas Sekolah Anak-anak di Tengah Pandemi Covid-19

Mau enggak mau, karena kedua anak kami masih SD dan TK yang notabene belum bisa mandiri mengerjakan tugas-tugas sekolah, maka ibunya harus turun tangan penuh. Maka setiap hari saya pun menjadi guru dari dua murid yang berbeda kelas itu. Hehehe. Si sulung masih harus didampingi ketika mengerjakan soal-soal. Banyak materi baru yang belum dia mengerti. Apalagi karena dia masuk kelas ICP (International Class Program), materi-materi dari mata pelajaran English, Math dan Science harus ditranslate dan dipahami dulu dalam bahasa Indonesia baru dikerjakan soal-soalnya. Lalu untuk Matematika, betul-betul harus saya dampingi penuh, karena si sulung memang agak lemah pada mata pelajaran ini.

Baca juga: Di Era Globalisasi, Bahas Inggris Semakin Perlu Diajarkan Sejak Dini.

Berbeda dari tugas-tugas kakaknya yang lebih banyak "serius", tugas si nomor dua lebih fun. Misalnya ada eksperimen tema api, dimana anak praktik membakar benda-benda yang ada di sekitarnya. Kemudian diklasifikasikan mana saja benda yang mudah terbakar dan yang sulit terbakar. Si anak TK senang sekali mengerjakan tugas ini. Hehe. Ada juga tugas membaca buku cerita dan menceritakan kembali isinya, eksperimen tema udara, membuat origami perahu, membuat rakit dari pelepah pisang, mewarnai, dan lain-lain. Semuanya tentu ada temanya, yang ditujukan untuk mengenalkan pada anak-anak mengenai hal-hal yang ada/terjadi di sekitarnya.

Tugas membuat rakit dari pelepah pisang.

Semua tugas kedua anak itu harus saya dokumentasikan untuk dikirim ke gurunya. Dokumentasi ada yang berbentuk foto ada juga video. Bahkan untuk yang TK, setiap tugas harus berbentuk foto dan video sekaligus. Bisa dibayangkan betapa menumpuknya foto-foto dan video-video di hape saya akhir-akhir ini. Hehe. Space memori hape makin hari makin menipis saja.

Pembiasaan shalat 5 waktu.
Tugas membantu orang tua.

Saya pun kemudian berinisiatif "menyimpan" beberapa video dan foto tugas anak-anak itu di channel YouTube saya. Sebagian besar tugas berupa video (dan foto) itu saya edit menggunakan aplikasi video editor. Lalu setelah jadi, saya kirimkan ke gurunya anak-anak, kemudian beberapa saya unggah ke YouTube. Setelah diunggah ke YouTube, selanjutnya video-video mentah yang ada di hape saya hapus semua kecuali video utuh hasil editan. Sehingga bisa mengurangi beban hape. Hehe.

Inilah yang membuat saya enjoy mendampingi anak-anak mengerjakan tugas-tugas sekolah di tengah pandemi Covid-19. Sebagai orang yang sudah lumayan sering membuat konten di blog, medsos, maupun YouTube, mengolah foto-foto dan video-video itu bagi saya adalah aktivitas yang mengasyikkan. Saya merasa kurang puas jika hanya kirim video mentah ke gurunya anak-anak. Karena namanya anak-anak, enggak bisa mulus mengerjakan tugas dalam sekian menit yang pendek. Pasti ada jeda bercanda, istirahat, berceloteh, dll. Belum lagi ada suara adik-adiknya atau hal lain yang masuk ke video dan kurang bagus jika tak diedit lagi.


Video anak-anak yang saya unggah ke YouTube.

Hal lain yang membuat saya dan anak-anak enjoy mengerjakan tugas-tugas sekolah di tengah pandemi Covid-19 adalah, alhamdulillah kebutuhan anak-anak sudah terpenuhi (menurut kami). Alhamdulillah ayahnya anak-anak pekerjaannya masih berjalan lancar (wiraswasta di rumah), masih mampu memenuhi kebutuhan anak-anak. Sehingga anak-anak enggak ada alasan bosan belajar di rumah atau pengin bepergian ke luar rumah untuk beli ini-itu. Belajar dan bermain di rumah masih bisa sambil ngemil atau makan makanan yang ada. Alhamdulillah, itu merupakan nikmat yang luar biasa dari Allah Yang Maha Baik bagi kami.

Demikianlah secuil cerita dari rumah kami tentang tugas sekolah anak-anak di tengah pandemi Covid-19 sekarang ini, temans. Bagaimana dengan teman-teman, ada cerita apa di tengah situasi dan kondisi wabah saat ini? Cerita, yuk!
Oh, ya, salam sehat untuk semua! 😊💪


19 comments

  1. walaupun tetap di rumah, tetap semangat ya anak2 :) kalau anak2 saya, sebelum libur karena ada corona, sekolahnya sudah melaksanakan PTS. Jadi sekarang tinggal nunggu keputusan PAS bagaimana teknisnya

    ReplyDelete
  2. Tetap di rumah kalau bersama anak-anak begini menyenangkan banget ya Kak Diah.
    Seru deh Lihat videonya begini.

    Ada stres-stres nya kayak emak yang lain nggak kak? Yang lain sudah pada angkat tangan aja tuh kayaknya ngajarin anaknya di rumah kalau Kak Dia saya sangat enjoy ya mungkin anak-anaknya juga nurut apa yang disuruh orang tuanya. Jadi bahagia ngejalani-nya ya Kak Diah

    ReplyDelete
    Replies
    1. Stress2 dikit pasti ada lah, soalnya si sulung suka usil sama adik-adiknya si nomer 2 juga kadang usil sama adik-adiknya. Hahaha. Rumah jadi sering rame lah pokoknya 😂

      Delete
  3. peran orangtua, khususnya Ibu bener bener jadi yang utama ya.

    Teringat juga daku libur mengajarnya jadi panjang kak Diah. Kangen juga sama para siswa dan kangen juga liputan content, hehe. Semoga keadaan bisa kembali kondusif ya

    ReplyDelete
  4. Salut sama emak yang berjuang keras supaya anak anak tetp bisa bersekolah layaknya "normal" dirumah. Pasti butuh kekuatan super untuk membuat anak tetap fokus dan memastikan mereka ngga bosen. Semoga pandemi cepat berakhir dan semuanya berjalan normal

    ReplyDelete
  5. Hihihi .... namanya jadi PTS, kalo jaman dulu ulangan umum mungkin ya?

    Mbak Diah, maaf, penglihatan anak gadisnya pernah dicek ke dokter mata?

    Semoga bukan mata lazy ya, anakku yang nomor 3 dulu seperti itu, kedua bola matanya ketengah.

    Semoga bukan ya, gadis cilik yang cantik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Ambu. Belum saya periksakan. Insyaa Allah setelah sikon normal kembali akan saya periksakan. Makasih perhatiannya, Ambu 🙏

      Delete
  6. Ternyata seru juga ya Mbak menemami anak2 mengerjakan tugas sekolah dari rumah. Baru tahu masa belajar dari rumah saja diperpanjang lagi yah mudah-mudahan pandemi ini segera berlalu.

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah ya mbak, anak-anak tetap bisa mengembangkan diri meski di rumah.
    Betul, banyak sekali hal-hal positif yang bisa dilakukan di rumah.

    Semoga pandemi ini segera berakhir.

    ReplyDelete
  8. Kalau Keponakan2ku udah pada habis tes pas ada imbauan belajar di rumah. Belajarnya juga seadanya dan suka-suka. Ini karena udah Minggu keempat, mulai agak bosen meski tahu bahwa belum boleh ke mana-mana

    ReplyDelete
  9. Keren keluarga Mbak Deka, ortu dan anak kompak utk ttp enjoy brlajar, bekerja, dan beribadah di rumah. Semoga pandemi segera berlalu agar semuanya kembali lancar seperti semula.

    ReplyDelete
  10. Wah idenya boleh juga tuh, kebetulan hape ku juga udah hang gara-gara kebanyakan video and foto tugas anak2

    ReplyDelete
  11. Wuah kegiatannya seru2 ya. Anak2 jadi lebih produktif. Dan ortu jadi lebih dekat dengan si anak. Jadi tahu bagaimana kemampuan dan kendala si anak

    ReplyDelete
  12. Duh kebayang sibuknya mendampingi anak TK dan SD yang sedang mengerjakan tugas dari sekolah. Alhamdulillah anak saya yang paling kecil udah SMP, jadi udah bisa mandiri. Emaknya tinggal mengawasi aja hehehe

    ReplyDelete
  13. Aku juga lucu liat kakak kakak aku ngajarin anak anaknya, sampai harus dibuat video buat bukti hihihihi

    ReplyDelete
  14. Ahahaha tugas online ini bikin cerita jadi.lucu2, sodara aku yg masih SD jg tugasnya video sama.foto2 gituh, dan yang ikut rempong kakaknya dong XD

    ReplyDelete
  15. MashaAllah~
    Barakallahu fiikum, kak...masih diberi nikmat yang begitu banyak. Aku juga kepikiran gitu siih...Intinya, selalu bersyukur dan jangan membuang makanan.

    Kaka-adik tugasnya yaa...
    Aku tiap hari uda kaya satpam. Dampingin kaka dan adik mengerjakan worksheet-worksheet mereka.

    ReplyDelete
  16. Jadi tambah juga peer orangtua mendokumentasikan kegiatan belajar anak di rumah ya mba. Seru juga kegiatannya.

    ReplyDelete
  17. Kalo anak2 saya sekarang udah mengeluh bosan kelamaan di rumah. Udah 3 minggu gak pergi sekolah, udah pada kangen teman2nya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.