Relaktasi, Ibu Harus Percaya Diri dan Menjaga Komitmen



*REVIEW

Relaktasi, Ibu Harus Percaya Diri dan Menjaga Komitmen
Mengulik soal ASI (Air Susu Ibu) memang tak ada habisnya. Seperti halnya saya, berbicara mengenai ASI selalu menarik perhatian saya. Karena perjalanan saya memberikan ASI kepada ketiga anak saya tak semulus jalan tol :D. Tapi justru di situlah cerita tentang ASI menjadi berkesan, penuh warna-warni. Ada sukanya, tapi ada juga pahitnya.

Pahit?? Ya, pahit sekali.
Dan kali ini saya mau bercerita tentang pengalaman pahit saya tersebut dalam memberikan ASI pada anak pertama. 

Saat itu, saya menjadi ibu baru yang kurang pengetahuan dan wawasan yang cukup tentang merawat bayi. Pengetahuan saya hanya ala kadarnya. Hal itu diperparah dengan pergaulan saya yang sempit. Saya pendiam, sehingga lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah daripada ngobrol dengan tetangga atau bertanya-tanya di Posyandu tentang perawatan bayi. Saya juga belum begitu melek internet. Sehingga pengetahuan saya terbilang sangat minim soal perawatan bayi termasuk tentang ASI.

Saya melahirkan anak pertama melalui operasi caesar. Pihak rumah sakit langsung memberikan susu formula (sufor) pada bayi saya saat saya masih dalam masa pemulihan paska operasi. Alasannya, saya belum cukup kuat untuk menyusui. Memang demikian adanya (tapi seandainya diupayakan untuk menyusui seharusnya juga bisa, dengan dibantu suster misalnya), ditambah dengan ASI saya tidak keluar dengan lancar. 

Sepulang dari rumah sakit, ASI saya belum juga keluar dengan lancar. Karena bayi saya bilirubinnya kurang, maka dia masih harus di rumah sakit untuk dirawat di sana dalam beberapa hari. Saya pun pumping ASI di rumah untuk kemudian diantarkan ke rumah sakit oleh suami saya. Pumping yang saya lakukan hanya menghasilkan palinggg banyak 40 ml tiap kali pumping

Setelah bayi saya pulang, kondisi ASI saya masih sama, keluar sedikit-sedikit. Maka sufor tetap diberikan untuk menambah asupan makan (nutrisi)nya. Hal itu berlanjut hingga bayi saya berusia sekitar 2 bulan. Hingga akhirnya saya berhenti menyusui karena ASI semakin sedikit keluar bahkan hampir tak keluar sama sekali :(.


Relaktasi
Suatu waktu ketika anak saya berusia sekitar 4 bulan, seorang ibu petugas Posyandu datang ke rumah saya untuk mengantarkan undangan Posyandu. Kami ngobrol-ngobrol. Lalu beliau menanyakan apakah bayi saya masih mendapatkan ASI atau mengonsumsi sufor? Saat saya katakan bayi saya mengonsumsi sufor, beliau menyayangkan sekali. Kasihan bayinya, kata beliau. Beliau menyarankan agar saya mencoba untuk menyusui bayi saya kembali. 

"Sudah agak lama saya enggak menyusuinya, Bu," kata saya. "Sekitar 2 bulanan mungkin."
"Lho, enggak apa-apa, Mbak. Dicoba saja. Makan sayur-sayuran hijau yang banyak, kacang kedelai, bla bla bla..."
"Dulu saya juga makan seperti itu, Bu. Tapi ASI saya tetap enggak bisa banyak. Anak saya enggak sabar karena ASI keluar sedikit-sedikit. Lha dulu saja susah keluarnya, apalagi sekarang?" saya memberi alasan.
"Oohh... eman, lho, Mbak.. Kasian juga anaknya..."

Waktu itu yang terpikir dalam benak saya: mana bisa??
Habis lahiran sampai sebulan saja ASI saya enggak lancar-lancar. Lha ini? Setelah 2 bulan berhenti mau ng-ASI lagi? Sepertinya mustahil. 

Karena saya kurang yakin, ditambah dengan posisi saya yang saat itu masih kerja di luar rumah, membuat saya aras-arasen (malas) untuk menuruti nasehat ibu petugas Posyandu tersebut. Apalagi, si ibu juga hanya sekali itu saja memberi masukan kepada saya. Mungkin kalau beliau terus-menerus menasehati saya, saya akan tergugah atau mungkin risih dan lalu mencobanya. Tapi sayangnya bukan itu yang terjadi dulu. Ibu saya sendiri juga kurang mensupport masukan tersebut, karena beliau juga tahu kondisi saya yang bekerja di luar rumah dan telah cukup lama berhenti menyusui. Jadinya, klop, deh!

Belakangan saya baru tahu, yang dinasehatkan ibu petugas Posyandu itu yang dinamakan relaktasi. Yaitu proses menyusui kembali setelah beberapa waktu seorang ibu berhenti menyusui. Entah berhenti beberapa minggu, bulan, bahkan ada yang dalam bilangan tahun.

Setelah saya baca-baca dari berbagai sumber di internet, ternyata relaktasi bukan hal yang mustahil, apalagi bagi ibu yang sudah pernah menyusui. Agar relaktasi berhasil, diperlukan persiapan mental dan fisik. Saya kemudian mengenang nasehat ibu petugas Posyandu itu, dan sikap malas saya untuk melakukan nasehatnya. Ah, penyesalan memang adanya di belakang!

Berkaca dari pengalaman saya, saya menyimpulkan bahwa hal yang paling penting untuk memulai relaktasi adalah adanya rasa percaya diri dan menjaga komitmen. Mengapa?
  • Ibu harus percaya diri bahwa dia bisa menyusui kembali, bisa memberikan ASI untuk anaknya kembali, bisa memberikan yang terbaik buat anaknya. Dengan usaha dan doa, insya Allah bisa!
  • Menjaga komitmen. Relaktasi bukan hal yang mudah. Setelah cukup lama bayi tidak menyusu pada ibunya, dia memerlukan adaptasi. Kemungkinan besar bayi akan menolak menyusu pada awalnya. Dia akan sering menangis. Maka ibu harus punya komitmen yang kuat, bahwa usahanya untuk menyusui adalah bertujuan mulia, harus diusahakan sampai berhasil, jangan mudah putus asa. 

Kalau sejak awal ibu tidak percaya diri dan tidak mempunyai komitmen (seperti yang terjadi pada saya), ya, mana bisa menjalankan relaktasi? Mungkin baru sehari-dua hari bayi menangis terus karena menolak ASI akan membuat ibu stress lalu putus asa untuk relaktasi. 

Setelah rasa percaya diri dan komitmen dimiliki, relaktasi juga memerlukan persiapan fisik dan kontrol emosi yang baik. Ibu harus menjaga asupan gizinya, cukup beristirahat, bersikap tenang, rileks, dan harus bahagia. Oh ya, dukungan orang-orang terdekat/sekitar terutama suami sangat diperlukan untuk menjaga agak ibu tetap fight dalan relaktasi.

Ibu harus sering-sering bersama dengan anak. Sesering mungkin sentuh dia, peluk dia, agar tercipta bonding yang kuat. Sejak awal program relaktasi, susui bayi sesering mungkin, 2 jam sekali atau sehari minimal 10 kali menyusui. Persiapkan pula lactation aid (alat bantu menyusui) bila memang bayi kesulitan untuk menyusu pada awalnya. Jangan sekali-kali memberinya empeng karena hanya akan membuatnya semakin tidak terbiasa merasa nyaman menyusu pada ibunya. Dan bila perlu, konsumsi suplemen pelancar ASI untuk membantu memperlancar produksi ASI. 

Baca juga: Kesadaran Ibu Awal Kesuksesan Pemberian ASI Eksklusif.






ASI Booster Tea
Ada kabar baik, nih, bagi ibu yang kesulitan dalam hal menyusui karena ASI kurang lancar, termasuk untuk ibu yang mau relaktasi. Ada ASI Booster Tea yang merupakan minuman teh pelancar ASI alami. Minuman ini bisa meningkatkan jumlah ASI hingga 900% hanya dalam waktu 24 Jam hingga 72 jam! Wow banget, ya :). 


ASI Booster Tea diracik dengan komposisi takaran bahan yang benar-benar tepat dan presisi sehingga begitu mujarab untuk melimpahkan ASI sekaligus benar-benar aman bagi ibu dan bayinya. Produksi ASI lancar, ibu dan bayi aman. Nah, komposisinya apa saja, sih? 

Komposisi ASI Booster Tea ini meliputi bahan-bahan alami (herbal), yaitu Fenugreek seed, fenugreek powder, FENNEL SEEDS, Fennel powder, ANISE, cinnam venum, alpinia powder, dan habbatussauda. Lebih lengkapnya mengenai keterangan bahan-bahan tersebut bisa dilihat di gambar berikut, ya.





Jadi intinya minuman pelancar ASI yang satu ini mempunyai keunggulan sebagai berikut: 
  • Melancarkan ASI hingga 900% dalam waktu 24 hingga 72 jam. 
  • 100% berbahan herbal yang aman untuk ibu & bayi.
  • Lebih ekonomis, karena tanpa konsumsi susu formula.
  • Sudah dikonsumsi jutaan ibu menyusui, dan terbukti berhasil memperlancar produksi ASI.

Oh ya, bagaimana cara mengonsumsi ASI Booster Tea? Pelancar ASI itu dapat langsung diminum biasa, bisa juga ditambah gula, madu, atau krimer. Atau bisa juga dicampur dengan minuman kesukaan ibu, seperti dicampur dalam jus, susu, atau dibuat milkshake.

Jadi buat ibu-ibu yang mau relaktasi, jangan takut gagal duluan, ya. Jangan seperti saya dulu yang kurang wawasan :(. Menyesal banget, lho, kalau enggak bisa memberikan ASI eksklusif pada anak. Karena manfaat ASI itu banyak sekali, selain memang dianjurkan pula olah agama (Islam). Dari pengalaman pahit anak pertama saya pula, saya bisa belajar untuk anak kedua dan ketiga. Alhamdulillah, untuk anak kedua dan ketiga saya bisa memberikan ASI dengan baik. 

Pokoknya, sukses memberikan ASI dimulai dari niat dulu yang kuat. Dan yang penting dalam memulai relaktasi, ibu harus percaya diri dan menjaga komitmen untuk bisa terus memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Lalu berusaha dan berdoa. Insya Allah akan bisa! Jangan khawatir, ada teman yang akan menemani usaha itu, ada ASI Booster Tea yang siap membantu :). 





20 comments

  1. Wah kenapa jaman saya menyusui dulu blm ada ini yah😅 coba kalo ada.. pasti saya dulu lancar menyusuinya😀

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe.. jaman saya menyusui anak pertama juga belum kenal sama ABT ini, Mbak :)

      Delete
  2. Beneran ngaruh ga si mbak ASI booster tea nya? Aku udh nyiba buanyak bgt booster n blm ada 1pun yg berhasil jgnkan banjir ngerasain mbangkaki aja blm. Meres cm dpt 40-50ml padahal bln dpn aku udh mulai keeja lg ni mbak.sedib n stres jdnya ;(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau saya baca testimoni para ibu yg pakai ABT ini, semua kok bilang berhasil, ya.
      Testimoninya bisa dibaca di sini: http://www.nakibu.com/testimoni/

      Trus kalo mau tanya2 untuk meyakinkan diri, bisa ke ownernya langsung, mbak Li Partic.
      Blogger juga beliaunya. Mungkin mbak Muna udah kenal juga, ya :)

      Delete
  3. Wah bener kah? Aku belum pernah nyobain teh itu. Waktu itu malahan nyobain mama soya tp gk gitu ngefek juga, hihi. Kapan2 nyobain pake ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak yg bilang berhasil, Mbak. Kalo yang relaktasi, ya keluar ASI nya meski sedikit.

      Delete
  4. berbahagialan yang ASI keluar dengan lancar, sudah abnyak usaha yang aku lakukan tapi tetap saja gak keluar, mungkin karena ibuku dulu juga gak keluar, bahakn ketiag adikku juga sama gak keluar ASInya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada faktor keturunan atau gimana ya Mbak gitu itu. Ayh, yg penting kita udah berusaha semaksimal mungkin ya, Mbak :)

      Delete
    2. Sebetulnya mengeluarkan ASI itu tidak ada hubungannya dengan faktor keturunan. Kecuali jika memang ada tumor di kelenjar otaknya, sehingga sulit mengeluarkan ASI, dan ini hanya terjadi pada 1 di antara 1.000 orang.

      ASI bisa keluar asalkan ada rangsangan pada otak ibunya. Rangsangan ini timbul dari kemauan jiwa ibu untuk menyusui.
      Dan ASI akan semakin banyak jika payudara ibu terus-menerus diisap oleh bayi.
      Jadi, kunci dari keluarnya ASI yang banyak adalah kemauan ibu untuk menyusui dan konsistensi bayi untuj terus-menerus mengisap payudara ibunya :-)

      Delete
  5. Biasanya memang pasien-pasien saya gampang menyerah mbak :D he he he...Ya saya petugas kesehatan juga nggak bisa memaksa terlalu dalam...*kenagan kerja di Puskesmas dulu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau belum banyak pengetahuan/wawasan ttg besarnya manfaat ASI, memang banyak yg menyerah duluan ya, Mbak :(

      Delete
  6. Kesel baru tau sekarang, dulu waktu puasa bisa minum ini yaa..Supaya puasa lancar ga bolong banyak 👍

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya aku juga baru tau beberapa bulan ini, Mbak :)

      Delete
  7. Aduh itu si cantik demen banget ngeliat asi booster tea nya.. sinih foto sm tante

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. penasaran dia Mbak, pengen diamkan tuh :D

      Delete
  8. ASI Booster Tea harganya kisaran berapa, Mak? Kebetulan ada sodara yang sedang kesulitan ng-ASI :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekitar 120 ribu, Mbak. Semoga saudaranya bisa ng-ASI dengan baik ya setelah ini :)

      Delete
  9. Wah bisa buat kado buat tmn yg baru lahiran nih booster ASInya TFS

    ReplyDelete
  10. Selain makanan, kata dokter nya temen gw. Aura atau hawa sang ibu juga mesti bahagia, biar asi nya banyak keluar

    ReplyDelete
  11. Eh beneran, emang ngefek nih. ASI Booster Tea emang oke!

    *semangat NgASI ya Mbak...sun sayang untuk 3 F 😍

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.