“Assalamu’alaikum.. Faiq Tengkurap!”






Sebagai ibu baru yang belum berpengalaman, plus kurang wawasan dan kurang gaul, tumbuh kembang anak pertama saya kurang tercatat dengan baik. Apalagi, waktu itu saya tidak full di rumah, alias menjadi ibu bekerja. Tumbuh kembang anak pertama (sulung) saya lebih banyak diketahui langsung oleh bapak ibu saya yang menjaganya selama saya bekerja. Namun jangan salah, ada beberapa momen yang justru saya ingat persis waktunya. Bahkan, untuk hal yang berikut ini, saya sangat ingat tanggal kejadiannya. Apa itu? 

Ya, soal tengkurap. Saya sangat antusias setiap kali melihat si sulung saya, Faiq, belajar tengkurap sejak dia berusia sekitar 2 bulan. Rasanya macam-macam; senang, gemas, harap-harap cemas, kasihan, geregetan, sampai terharu. Seringkali saya ingin membantu menengkurapkannya. Tapi saya ingat, pernah baca suatu tulisan, kalau kita sebagai orang dewasa tak perlu membantunya (dengan tangan) untuk tengkurap. Jadi selama proses belajar tengkurap itu, saya hanya membantu menyemangatinya. 

“Ayo, Sayang, kamu bisa! Faiq pasti bisa!” 

Hanya seperti itu yang saya lakukan, sambil menepuk-nepukkan tangan di dekatnya, plus tersenyum dan tertawa agar dia tetap ceria. 



Effort-nya itu luar biasa, lho :)


Berhari-hari Faiq belajar tengkurap. Dia memiring-miringkan badannya tak kenal lelah. Sudah hampir bisa tengkurap, lalu kembali lagi telentang. Begitu terus berulang-ulang. Effort-nya itu luar biasa, lho. Kadang dia miring hingga berlanjut tidur. Hihi.. lucu banget kalau seperti ini. Kadang gemes juga ingin membantunya. Tapi urung saya lakukan demi kebaikannya juga, agar kelak dia menjadi orang yang mandiri. 



Faiq ketiduran karena capek belajar tengkurap :)


Hingga pada suatu malam selepas maghrib, saya dan suami kembali menemaninya belajar tengkurap. Seperti biasa Faiq selalu semangat. Dan malam itu ternyata adalah malam keberuntungan saya. Ya, akhirnya saya yang menyaksikan momen istimewa itu! Akhirnya dia bisa tengkurap! 

Speechless. Mata saya sampai berkaca-kaca karena terharu. 
Begitukah manusia secara alami? Sebegitukah sejatinya usaha seorang manusia? Dia selalu berusaha, pantang menyerah, dan tak kenal lelah dalam belajar. Mungkin seperti itulah fitrahnya manusia. Hanya kadang, pengaruh lingkungan yang mengubah daya juang seseorang. Dia bisa menjadi pemalas, mudah menyerah, karena lingkungan “mengijinkannya”. 

“Alhamdulillah.. Kamu sudah bisa tengkurap, Nak!” bisik saya pelan sambil menciumnya. 

Kemudian secara refleks saya mengambil handphone. Saya ingin menghubungi ibu! Saat itu, ibu dan bapak memang sedang menginap di rumah saudara. Dan ini.. ini adalah kabar penting! 

“Assalamu’alaikum.. Faiq udah bisa tengkurap!” 

Saking gembiranya, saya to the point saja. Ibu pun merespon dengan sama gembiranya. Yeyy, cucunya sudah bisa tengkurap! 
Secara refleks pula saya melihat kalender. Ya, momen membahagiakan ini harus dicatat, begitu pikir saya :) 

Fase tumbuh kembang Faiq terbilang cukup cepat. Saat dia bisa tersenyum, tertawa, mengoceh, tumbuh gigi, duduk, dan sebagainya, termasuk soal tengkurap ini. Faiq lahir pada tanggal 02 April 2010, dan saat pertama kali tengkurap itu pada tanggal 20 Juni 2010. Berarti, dia bisa tengkurap di usia 2,5 bulan. Lebih cepat dari adiknya yang bisa tengkurap dengan lancar di usia 3 bulan. Memang, tiap anak berbeda-beda dalam fase tumbuh kembangnya. Bagaimanapun, semua wajib kita syukuri.
Alhamdulillah.



Sekarang Faiq sudah 4,5 tahun, sudah belajar di Play Group :)





16 comments

  1. Faiq... semoga sehat selalu ya...

    ReplyDelete
  2. Faiq sudah tambah besar dan tambah ganteng, kangen deh sama Faiq sun sayang dari bude di Bandung. Sukses ya mak untuk GA nya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mbak.. sudah semakin besar dan pinter *ibunya muji sendiri gak apa-apa dong ya :D
      Terima kasih, Mbak, sun nya saya sampaikan :)
      Sukses juga untuk Mbak Tini :)

      Delete
  3. Memang moment yang sangat berharga mak.. :)
    😆

    Saya pun suka fotoin juga.. Biar bisa mengenang kembali..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul, Mak Sarah.. seneng banget mengabadikan momen-momen seperti itu :)
      pengennya sih, ketika mereka besar nanti, mereka bisa melihat foto-foto mereka ketika masih kecil :)

      Delete
  4. Memang sebaiknya fase-fase balita mulai "bisa" itu dibiarkan secara alami ya mak...supaya anak bs belajar mandiri & tdk membuatnya cedera...
    Terimakasih sdh berbagi cerita ttg Faiq yg tangguh dlm GA sy ya mbak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak Iro.. setau saya begitu :)
      Terima kasih kembali, Mak.. sudah bersedia mampir dan komen.. semoga sukses GA nya :)

      Delete
  5. Mas faiq gemesin ih... semoga jadi anak yang pinter n soleh yaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi.. sama dong kayak Zahraa :)
      aamiin.. doa yang sama juga buat putra-putri mbak Ayunin :)

      Delete
  6. GantengnyaFaiq, subhanallah! pelukkk n cium dari jauh! senengnya jadi bunda ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah, Mak Aisha.. ya begitulah, Mak.. semua harus kita syukuri.. jadi bunda memang oye :D

      Delete
  7. Faiq sekarang sudah besar ya...
    Senang ya mak... bisa menceritakan kembali kebisaan dari anak kita :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Alhamdulillah udah gedhe sekarang.. tentu saja ya Mak kita sebagai ibunya pasti seneng banget liat tumbuh kembang anak-anak kita :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.