Sarapan Sehat Mewujudkan Generasi Sehat dan Cerdas



credit


Jarum jam menunjukkan pukul 5 pagi. Saya sudah mulai sibuk di dapur untuk memasak. Biasanya, saya bisa lebih santai kalau si kecil tidak ada jadwal sekolah. Tetapi kalau dia ada jadwal sekolah, saya pasti akan sibuk di dapur lebih awal. Soalnya, pukul 7 pagi saya harus selesai memasak untuk sarapan keluarga dan juga bekal untuk si kecil. Ya, anak saya yang berusia hampir 4 tahun saat ini sedang sekolah di PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), yang masuknya hanya 3 hari dalam seminggu.

“Mi..... aku mau maem telur....!!”
Nah, itu teriakan anak saya. Seperti biasa, sekitar pukul 6 pagi, dia akan minta sarapan di sela keasyikannya bermain di halaman atau menonton televisi di ruang tengah. Di saat-saat seperti itulah biasanya dia minta sarapan. Dan, sarapan favoritnya adalah nasi plus telur.

Maka di sela-sela kesibukan saya memasak sayur, dengan cepat saya buatkan sarapan untuknya. Memasak telur mata sapi atau telur dadar, lalu saya siapkan nasi hangat, kemudian mengantarkan menu praktis itu ke hadapannya. Dan, segera saja dia menyantap menu itu dengan lahap.

Begitulah, anak saya sangat menyukai telur untuk menu makan sehari-hari. Ya, bukan hanya untuk sarapan, kadang makan siang atau malam pun dia minta telur. Saya senang karena anak saya mau sarapan setiap hari. Karena sependek pengetahuan saya, sarapan memang sangat penting sebagai bekal beraktivitas selanjutnya dalam sehari. Saya sih senang-senang saja memasakkan menu yang super mudah itu untuknya. Tetapi, apakah mungkin saya tega memberinya menu tersebut setiap hari? Apakah cukup kebutuhan gizi yang diperlukan anak saya dari sepotong telur dan beberapa sendok nasi?

Kriteria Sarapan Sehat
Untuk dapat disebut sebagai sarapan yang sehat, diperlukan beberapa kriteria yang harus diperhatikan, diantaranya:
  • Mengenyangkan.
  • Gizi seimbang.
  • Memenuhi semua kebutuhan nutrisi tubuh, yaitu terkandung karbohidrat, protein, vitamin, mineral dan serat.
  • Tidak padat kalori dan tidak sulit dicerna.
  • Terbuat dari bahan alami.
  • Menjaga gula darah tetap stabil. 

credit


Maka dari itu, sarapan harus mengandung karbohidrat yang cukup, agar tahan untuk beraktivitas hingga siang hari. Sarapan dengan nasi atau ubi ketela sangat baik, namun dalam porsi yang secukupnya saja. Jangan terlalu banyak mengonsumsi karbohidrat, karena hanya akan mengenyangkan tetapi mudah lapar kembali. Sedangkan maksud dari tidak padat kalori dan tidak sulit dicerna adalah jangan terlalu banyak mengandung protein hewani, lemak, atau pati. Karena kandungan dari ketiganya sulit dicerna tubuh sehingga mengakibatkan pengurasan energi. Kita akan kenyang tetapi sekaligus mudah capek.

Kemudian agar makanan mudah dicerna, tambahkan serat pada menu sarapan. Seperti makan buah-buahan. Selain itu, jangan suka untuk sarapan dengan makanan dalam kemasan, karena zat aditif buatan yang terdapat dalam makanan kemasan hanya akan menambah timbunan lemak dalam tubuh. Lemak itulah sebenarnya yang menyebabkan kegemukan, bukan karena kebiasaan sarapan yang membuat gemuk.

Nah, jika waktu di pagi hari terbatas, kita bisa sarapan dengan segelas susu ditambah oatmeal. Atau ditambah dengan cemilan kacang-kacangan yang dapat membantu mendapatkan energi.

Manfaat Sarapan Sehat
Sarapan seringkali ditinggalkan oleh sebagian orang karena waktu yang tersedia untuk mempersiapkannya relatif pendek. Apalagi bagi mereka yang bekerja di kantor, dan harus masuk lebih pagi, maka sarapan sering diabaikan. Padahal sebenarnya, apabila kita bisa menerapkan sarapan sehat secara rutin dengan kriteria seperti di atas, maka banyak manfaat yang akan kita peroleh. 

Karena sarapan memberikan bekal energi, maka dalam aktivitas dari pagi hingga siang kita akan lebih bersemangat. Selain itu, dengan sarapan ternyata daya konsentrasi kita akan lebih baik. Hal ini dikarenakan tubuh telah mendapatkan masukan gizi yang cukup di pagi hari. Dengan demikian sarapan menyumbang manfaat yang besar bagi sebuah kinerja yang bagus. 

Pun demikian bagi anak sekolah, sarapan mampu membuat anak lebih berkonsentrasi saat belajar di sekolah dan membuatnya semangat. Menurut sebuah penelitian, sarapan membuat daya pikir dan kemampuan mengingat lebih bagus, juga lebih fokus. Selain itu, kebiasaan sarapan dari kecil turut melatih kedisiplinan seorang anak. Sehingga kebiasaan baik ini kemungkinan besar akan berlanjut hingga ia dewasa. 

Sebaliknya, apabila anak tidak sarapan, seringkali dia lapar di sekolah, sehingga seringkali pula dia harus jajan. Padahal, jajanan di sekolah tidak terjamin kandungan gizi dan higienitasnya. Banyak makanan di sekolah yang dijual murah tanpa mempertimbangkan kebersihan, menggunakan bahan-bahan yang tidak sehat, dan rentan terhadap polusi udara. Tentu saja jajanan seperti itu menjadi penyebab gangguan kesehatan.

Selain itu karena anak tidak sarapan, dia cenderung ingin ngemil lebih banyak. Tak adanya asupan energi di pagi hari membuatnya kelaparan di sekolah. Akibatnya, jajanan di sekolah yang biasanya berupa gorengan, cokelat, permen dan semacamnya menjadi konsumsinya sehari-hari. Hal ini tentu saja menjadi pemicu tejadinya penimbunan lemak yang mengakibatkan kegemukan. Maka kebiasaan tidak sarapan dapat juga menyebabkan obesitas. 

Mari Biasakan Sarapan Sehat
Pola makan seseorang pada dasarnya dapat dibentuk dalam lingkungan keluarganya. Kebiasaan sarapan yang sehat menjadi salah satu pembentuk pola makan yang baik, yang memberikan manfaat bukan hanya jangka pendek tetapi juga jangka panjang. Sarapan yang sehat tentu saja membuat seseorang sehat. Sarapan yang sehat, juga membuat seseorang cerdas. Karena dia lebih siap menghadapi hari dengan bekal energi yang cukup, dan membuatnya lebih berkonsentrasi dalam beraktivitas.

Kita semua tentu ingin generasi bangsa ini menjadi generasi yang sehat dan cerdas. Dimulai dari sarapan yang sehat, itu semua bukan hal mustahil untuk terwujud. Jadi, saya juga ingin memulainya dari keluarga saya sendiri. Dan saya senang karena anak saya sudah mau sarapan setiap hari. Tinggal bagaimana usaha saya agar dia mau sarapan dengan lebih sehat, yaitu dengan menu “sarapan sehat”. Bukan hanya dengan telur, tetapi juga dengan menu-menu lain yang mendukung. 


#tulisan ini diikutkan dalam "Lomba Menulis Sarapan Sehat" oleh Pergizi Pangan Indonesia


8 comments

  1. Setujuuu,,, Anak saya juga suka banget lho mak sama Telur,,,, tapi telur ceplok dan kocok sukanya,, kalau telur rebus dia g terlalu suka,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya Mak, anak saya juga sukanya itu... eh tapi kebanyakan anak kecil emang suka telur goreng gitu ya :) kadang dimakan tanpa nasi malah...

      Delete
  2. saya juga suka masak dengan bahan telur. hehe.. tapi untungnya ga alergi ya mak.. semoga sukses lombanya mak.. postingannya bermanfaat banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya alhamdulillah anak saya gak alergi. btw emaknya ini juga suka sama telur tuh, hehe...

      makasih Mbak Susan, sukses juga buatmu :)

      Delete
  3. wah, nambah ilmu lagi nih :) sukses mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. oh ya? alhamdulillah kalo gitu, soalnya saya juga masih belajar tentang sarapan sehat ini Mak.. makasih ya Mak :)

      Delete
  4. salam kenal mak Diah ^^
    ya mak, saya juga alhamdulillaah sudah terbiasa sarapan sejak kecil.. memang sangat penting ya mak..

    ReplyDelete
    Replies
    1. salam kenal kembali, Mak Arifah :)
      saya juga Mak, udah terbiasa sejak kecil..
      iya ternyata emang penting banget, dan manfaatnya besar bila sarapannya adalah sarapan sehat :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.