Pilah-Pilih Susu yang Cocok Selepas ASI




Adalah Zia, anak ketiga saya yang kini berusia 2,5 tahun. Diantara empat bersaudara, Zia termasuk yang paling gemuk badannya. Sepertinya mulutnya tak pernah berhenti lama dari aktivitas mengunyah dan minum. Hahaha. Jadi enggak heran jika kemudian badannya lumayan subur. Lalu saya sempat khawatir, nanti kalau dia kegemukan atau obesitas bagaimana?

Ya, sejak masa pemberian MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu), Zia termasuk mudah menerima segala jenis makanan dan minuman. Hampir semua menu yang saya berikan padanya tidak ditolaknya. Mulai dari pure buah-buahan seperti alpukat, ikan, daging, telur, hingga tempe mendoan yang sekarang sangat disukainya. Hehehe. Tetangga saya yang cucunya picky eater sampai takjub manakala melihat Zia makan tempe mendoan 3 buah sekaligus selagi hangat 🤭.

Nafsu makan yang tinggi seperti itu tentu saja membuat saya mudah memberikan menu makanan sehari-hari untuk Zia. Tapi sekaligus membuat saya agak was-was juga. Karena hampir semua makanan/minuman diterima oleh Zia, baik yang bergizi atau tidak. Yang bagus ataupun yang buruk. Jujur saya takut kalau kebanyakan zat-zat tertentu yang masuk ke tubuhnya hingga akan mengganggu kesehatannya, misalnya obesitas tadi. Karena apapun jika kadarnya terlalu banyak juga enggak bagus, bukan? Seperti misalnya kadar gula dan garam dalam makanan/minuman.


Zia.


Dampak Buruk Konsumsi Gula dan Garam Berlebih pada Anak

Dari pengalaman membersamai tumbuh kembang kedua kakaknya, saya telah sedikit belajar tentang seluk-beluk asupan makanan untuk anak-anak. Yang saya tahu, bayi di bawah usia satu tahun belum boleh konsumsi gula dan garam. Lalu setelah itu, gula dan garam pun harus dibatasi pemberiannya hingga anak usia dua tahun, tiga tahun, dan seterusnya. Intinya, anak-anak memang harus dibatasi dalam hal konsumsi gula dan garam.

Hal ini karena ada dampak buruk jika anak-anak kelebihan mengonsumsi gula dan garam. Konsumsi gula berlebih anak berisiko terkena obesitas, timbul karies gigi, susah berkonsentrasi, dan lain-lain. Dan bisa jadi saat dewasa nanti lebih mudah dihampiri penyakit-penyakit degeneratif seperti diabetes tipe 2, kanker, jantung, penyakit hati, masalah kesehatan gigi, kesehatan mental, dan lain-lain. Mengerikan sekali, ya 😥.

Tapi kok bisa, sih, ya, ada dampak buruk seperti itu? Ternyata itu dikarenakan saat kita mengonsumsi gula, tubuh kita akan mendapatkan zat glukosa yang berasal dari gula. Zat glukosa tersebut akan disimpan dalam tubuh sebagai energi cadangan. Tetapi jika asupan gula berlebih, tentunya energi yang tersimpan juga berlebih, yang akan memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita. Seperti mudah lapar dan haus, penimbunan lemak, resisten terhadap hormon insulin, kerusakan hati, dan bisa mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit seperti telah disebutkan di atas.

Demikian juga, tak kalah mengerikan dampak jangka panjang dari konsumsi garam berlebih. Yaitu risiko terkena penyakit ginjal, hipertensi, jantung, atau stroke. Makanya secara medis konsumsi garam sangat dibatasi. Misalnya untuk anak usia 1-3 tahun, hanya boleh mengonsumsi garam 2 gram (setengah sendok teh) per hari, usia 4-6 tahun 3 gram per hari, dan lain-lain. Karena pada anak-anak, ginjal mereka belum berkembang sempurna untuk mengolah garam.



Mungkin jika anak masih satu dan ilmu sudah ada, lebih mudah mengatur dan mengawasi apa saja makanan yang masuk ke dalam perutnya. Tapi jika seperti Zia si anak ketiga, biasanya dia juga ikut makan menu atau camilan dari kedua kakaknya. Padahal camilan dua anak sekolah itu sudah sangat bervariasi, dari camilan kemasan yang dibeli di kantin sekolah ataupun dari minimarket. Belum lagi jika ia merengek minta kue atau roti dari akung-utinya yang memang tinggal serumah dengan kami. Wah, mengawasi makanan dan minuman apa saja yang dia konsumsi memang enggak mudah bagi saya.


Seimbangkan Nutrisi dan Aktivitasnya


Mengahadapi kondisi seperti di atas, yang bisa saya lakukan untuk Zia (yang belum lama lepas dari ASI) saat ini agar tetap sehat, terhindar dari obesitas dan dampak buruk kesehatan lainnya, setidaknya ada dua hal, yaitu:
  • Memilih atau menyediakan menu-menu makanan dan minuman yang bergizi, yang rendah gula dan garam. Meski pengaruh asupan dari luar itu selalu ada, tapi saya tetap berusaha memberikan nutrisi yang terbaik buat anak-anak. Setidaknya saya enggak memperburuk keadaan dengan cuek terhadap makanan/minuman mereka. Sedangkan sebagai pengganti ASI, saya juga memilih susu UHT yang rendah kandungan gula dan garamnya atau bahkan tanpa tambahan kedua bahan itu sama sekali. Memangnya ada? Ada, dong 😊.
  • Mengajak anak untuk sering beraktivitas atau berolahraga. Karena saya sadar, bahwa #AktifItuSehat. Aktif merupakan indikator dari seorang anak yang sehat. Dan alhamdulillah, Zia anaknya memang lumayan aktif, baik geraknya maupun mulutnya. Hihihi. Maksudnya selain suka ngemil, Zia juga ceriwis 😄. Jadi kesukaan Zia ngemil juga harus saya seimbangkan dengan aktivitasnya. Biar sehat dan jauh dari obesitas.
Zia suka sekali jika saya ajak bermain di luar rumah atau jalan-jalan ke mana saja. Rumah kami memang berada di pinggir jalan raya yang cukup ramai, jadi biasanya kami bermain di dalam pagar. Maka ketika saya ajak bermain atau berjalan-jalan di depan rumah dan sekitarnya, dia pasti kegirangan. Hehehe. Meski sekadar jalan kaki, insya Allah akan bermanfaat untuk kesehatannya, ya




Pilah-pilih Susu yang Cocok Selepas ASI


Seperti sudah saya singgung di atas, sebagai pengganti ASI saya memilih susu yang rendah kandungan gula dan garamnya atau bahkan yang tanpa tambahan kedua bahan itu. Alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu saya menemukan susu untuk anak 1 tahun ke atasyang cocok seperti yang saya inginkan. Susu UHT tanpa tambahan gula dan garam! Pilihan saya jatuh pada susu Indomilk UHT Kids Full Cream. 

Indomilk UHT Kids Full Cream adalah susu UHT varian rasa baru dari Indomilk yang berukuran 115 ml. Tapi tunggu dulu, bagi yang belum tahu, susu UHT adalah susu yang tidak memiliki bahan pengawet tapi dia mampu bertahan di suhu ruang. Susu ini diawetkan dengan cara memanaskannya dalam suhu tinggi selama beberapa detik, sehingga bakteri di dalamnya mati namun gizi yang terkandung tetap terjaga.

Susu Indomilk UHT Kids Full Cream.

Lalu apa alasan saya memilih susu #IndomilkUHTKidsFullCream ? Berikut beberapa alasan saya yang mungkin juga bisa jadi bahan pertimbangan teman-teman dalam memilih susu selepas ASI:

❤️ Nutrisinya komplit.
Indomilk UHT Kids Full Cream mengandung nutrisi yang komplit, sehingga bisa melengkapi asupan makanan untuk si kecil. Susu ini tinggi kalsium, vitamin, mineral, protein dan zat-zat baik lainnya. Nutrisi yang komplit tersebut sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang si kecil secara optimal, aktif dan sehat.

❤️ Tanpa tambahan gula dan garam.
Susu tanpa garam, susu tanpa gula, tentu menjadi pilihan kita untuk si kecil selepas ASI. Seperti yang sudah saya tulis di atas, anak-anak tidak boleh mengonsumsi gula dan garam berlebih. Sehingga Indomilk UHT Kids Full Cream yang tanpa tambahan gula dan garam ini cocok sebagai susu selepas ASI.

❤️ Rasanya enak, enggak amis atau eneg.
Meski Indomilk UHT Kids Full Cream ini enggak ada rasanya seperti coklat atau vanilla, misalnya, tapi benar-benar Full Cream, ternyata rasanya enak, lho. Enggak amis atau eneg (saya sudah mencicipinya). Biasanya, kan, anak-anak kurang suka sama susu full cream. Tapi untuk Indomilk UHT Kids Full Cream ini beda, terasa segar apalagi jika diminum dalam kondisi dingin. Zia suka sekali 😀.

❤️ Kemasan praktis dan aman.
Kemasannya yang berukuran kecil (115 ml) membuatnya praktis dan mudah dibawa oleh si kecil. Karena bisa dengan mudah digenggam oleh tangan mungilnya. Juga bisa habis dalam sekali minum. Selain itu kemasannya yang tetrapack lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan kemasan dari plastik atau kaleng. FYI, tetrapack adalah kemasan yang terbuat dari karton, Polyethylene, dan alumunium. Bahan-bahan ini cocok digunakan untuk wadah minuman sekali minum seperti Indomilk UHT Kids Full Cream ini.

❤️ Halal.
Ini faktor utama yang perlu diperhatikan, ya, terutama bagi seorang muslim seperti saya. Dan, alhamdulillah Indomilk UHT Kids Full Cream sudah punya logo Halal MUI (dan terdaftar di BPOM juga tentunya) yang terpampang jelas pada tiap kemasannya. Jadi aman dan tenang mengonsumsinya.



Nah, itu dia sekilas review susu UHT pilihan saya untuk si kecil Zia saat ini. Pilah-pilih susu yang cocok untuk si kecil selepas ASI memang penting, ya. Apa lagi kalau bukan agar si kecil aktif dan sehat 😍.

Oke, temans. Semoga sharing pengalaman saya ini bermanfaat, ya. Selamat bermain-main bersama si kecil 😊.




Referensi:
  • https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20170227145241-255-196508/bahaya-konsumsi-gula-berlebih-bagi-anak 
  • https://www.google.com/amp/nakita.grid.id/amp/022442/4-akibat-buruk-jika-anak-kelebihan-konsumsi-gula
  • https://www.google.com/amp/s/id.theasianparent.com/bayi-gula-garam/amp
  • https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/akibat-kebanyakan-gula/amp/
  • https://www.google.com/amp/s/www.tetrapak.com/amp/id/sustainability/daur-ulang-kemasan



14 comments

  1. Sepertinya bukan perkara mudah ya menentukan susu yang cocok bagi anak, apalagi selepas ASI. Selain memperhitungkan kebutuhan gizi dan sebagainya, juga tak bisa dipungkiri soal selera anak, yang kadang menyukai jenis yang sebenarnya kurang dianjurkan untuk dikonsumsi

    ReplyDelete
  2. Susu UHT Indomilk kalau disni sih memenag jadi favorit sih mbak, karena rasanya enak, harga juga bersahabat

    ReplyDelete
  3. Tidak gampang memilih susu yang tepat untuk si buah hati ya moms, selain harus pas untuk kebutuhan gizinya, rasanya juga harus disukai anak. Untung sekarang sudah nemu yang tepat

    ReplyDelete
  4. kayaknya aku bisa coba ini mbak, siapa tahu anakku cocok. kemarin soalnya coba salah satu produk anakku ga cocok, alergi gitu

    ReplyDelete
  5. Sulit juga, ya, memilih susu untuk anak karena kalau salah dampaknya amat berbahaya bagi si anak ke depannya. Baru masuk kuliah semester satu udah dapet edukasi penting, nih, untuk masa depan karena baca ini, hehe.

    ReplyDelete
  6. Oooh recommended ya??

    Nanti kurekomendasikan ke keponakanku. Usianya masih sepantaran kok sama si adek, hehe

    ReplyDelete
  7. Susah sih emang menentukan nutrisi yang tepat untuk si buah hati. Apalagi setelah disuruh lepas dari konsumsi ASI, perlunya ada MPASI dan segala macamnya. Itu juga tidak boleh berlebihan, dan harus diseimbangi dengan aktivitas fisik. Dan, juga tentunya harus disukai oleh anak sendiri.

    Baguslah.

    ReplyDelete
  8. Aku kadang suka beli susu ini kalo di warung. Gizinya masih bisa ngefek ke aku juga nggak ya?? Hehe

    Abisnya enak sih.

    ReplyDelete
  9. Zia sama nih kayak Fakhira, selepas ASI tidak pilih-pilih makanan, minum susu pun jalan, dan memang mesti pilih susu yang tepat ya untuk mendukung pertumbuhan selanjutnya, anak-anak juga suka nih minum susu indomilk

    ReplyDelete
  10. Buat anak kudu banyak pilihan ya biar perkembangan mereka gak terhambat. Paling banyak tuh yg makan manis2 hingga akhirnya giginya pada ilang

    ReplyDelete
  11. Anak2ku juga minum susu UHT selepas ASI mbak. Waktu itu sekalian ngajarin supaya minum pakai sedtan. Betul, pilih yg halal ya. Plus yang enggak ada penambahan gula dan garam :D

    ReplyDelete
  12. Selepas asi, duoF di rumah juga minum UHT mbak. Dasar akutu ibu pemalas, pake uht kan enak, tinggal kasi. Apalagi kandungan gizinya juga alami. Dan indomilk jadi favorit anak2

    ReplyDelete
  13. iya nih indomilk kualitas nya bagus, rasanya enak bagi bocils

    ReplyDelete
  14. Dulu aku taunya gula aja yang gak baik untuk kesehatan, ternyata garam yg berlebihan jg bisa membuat penyakit yaa.
    Kadang suka bingung pilihin jajanan buat ponakan, tkut slah pilih .
    Ya udh sekarng beliin indomilk uht aja sdh jelas aman buat kesehatan anak2

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.