Koleksi Prangko dan Benda Filateli Lainnya Peninggalan Kakak




Jujur, nih, saya bingung banget menghadapi tantangan menulis #BPN30dayChallenge2018 hari kesebelas, yaitu tentang "barang yang dikoleksi di rumah". Karena sudah beberapa tahun terakhir ini, saya enggak mengoleksi apapun di rumah. Tapi... masih ada, sih, beberapa barang koleksi yang saya simpan. Diantaranya koleksi prangko dan benda filateli lainnya peninggalan kakak. Yey!


Iya, peninggalan, karena qadarullah kakak perempuan saya telah meninggal sejak tahun 1996 lalu. Saat dia masih remaja. Dulu, salah satu hobinya adalah surat-menyurat lewat pos (saat itu belum ada handphone soalnya, jadi nulis surat ya lewat pos 😊). Dari hobi itu kemudian beliau suka mengumpulkan benda-benda pos seperti prangko, kartu pos, amplop, maupun Sampul Hari Pertama (SHP) atau istilahnya benda-benda filateli.

Seingat saya, kakak mulai rajin mengumpulkan prangko dan benda-benda filateli tersebut saat saya masih kelas 6 SD. Kebetulan saat itu kakak sudah bekerja (lulus dari SMP kakak kursus kemudian kerja). Nah, di dekat tempat kerjanya tersebut ada kantor pos. Sepertinya dari kantor pos itulah awal mula kakak tertarik menekuni hobi filateli.

Kakak membeli Album Prangko. Buku tersebut memang khusus untuk tempat menyimpan koleksi prangko. Jadi model bukunya, ada deret wadah dari plastik di tiap halamannya, dan ada kertas tipis sebagai pemisah tiap halaman. Sehingga prangko dapat tertata rapi dan tidak saling menempel.


Sampul depan Album Prangko, dan identitas kakak di halaman belakang.

Lalu prangko-prangko dari teman-teman kakak (hasil surat-menyurat) disimpan dalam album itu. Menyimpannya enggak asal simpan, tapi dibungkus plastik dulu baru ditata di album tersebut. Saat itu cara membungkus prangkonya masih sangat manual, yaitu prangko dibungkus plastik, lalu sisi-sisi yang terbuka direkatkan dengan menggunakan api (dari lilin) hingga tertutup rapat semua sisinya. Biar awet 😊. Entah kalau sekarang caranya bagaimana, ya?

Koleksi prangko kakak kebanyakan dari Indonesia, sih. Temanya ada yang gambar presiden, Pelita, flora, fauna, olahraga, dan lain-lain. Sedangkan prangko luar negeri hanya ada beberapa. Yaitu terbitan Belanda, Singapura, Arab Saudi, dan entah mana lagi, lupa. Hehe. Saya juga enggak tahu bagaimana cara kakak bisa mendapatkan prangko-prangko luar negeri tersebut.


Sebagian koleksi prangko milik kakak 

Selain prangko, benda-benda pos lainnya yang dikoleksi kakak adalah kartu pos dan Sampul Hari Pertama (SHP). Buat yang belum tahu, SHP adalah sampul atau amplop yang diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia bersamaan dengan penerbitan suatu prangko baru (Wikipedia). Jadi amplopnya bagus gitu, ada gambarnya yang sesuai dengan seri prangko yang diterbitkan, juga ditempelin prangkonya tersebut plus stempel yang khusus sesuai prangko baru itu juga. 

Ada beberapa kartu pos koleksi kakak yang masih kosong, tapi ada juga yang sudah ditulisi (gagal kirim kayaknya, hehe..). Lain lagi dengan SHP. Koleksi SHP kakak ada lumayan banyak. Gambar-gambarnya bagus. Ada tema flora, fauna, baju adat, dan lain-lain. Menarik sekali.


Prangko, kartu pos, dan SHP.

Alhamdulillah, sampai sekarang koleksi prangko dan benda-benda filateli lainnya milik kakak tersebut masih saya simpan. Hanya sedikit, sih, tapi insya Allah akan tetap saya simpan, entah sampai kapan. Buat kenang-kenangan saja, sih.


Pernah denger juga bahwa prangko bisa dijual kembali setelah sekian tahun usia terbitnya. Biasanya ada kolektor prangko yang mencari. Apabila cocok, mereka mau beli. Tapi untuk saat ini saya belum minat untuk menjualnya. Saya pun belum punya minat untuk (barangkali) melanjutkan hobi filateli kakak. Hemm.. ya, jadi buat koleksi dan dilihat-lihat saja saat kangen. Hehe. Nah, kalau teman-teman, apa, nih, barang yang dikoleksi di rumah? Share, dong 😊.



2 comments

  1. Wah waktu SD, saya jg sempat hobi filateli mba, karena di sekolah saya dulu ada klubnya, byk yg ikut jg termasuk saya, seneng lihat gambar-gambar di perangko apalagi klo dpt prangko dr negara lain yg unik bntuknya.album perangko masih saya simpan sampai sekarang.:)

    ReplyDelete
  2. Kemarin saya coba cari ke kantor pos buat menjawab rasa penasaran anak saya akan perangko. Tapi nggak ada. Kata petugas posnya, sekarang semua pengiriman langsung mnggunakan cap pos. Udah nggak ada perangko lagi. Akhirnya cuma bisa lihat di google deh..

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.