Cinta yang Terpendam


credit


Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mammiri, minggu kelima

Sebenarnya aku malu kalau menceritakan tentang cinta pertama dalam arti yang “senyatanya”. Ya, maksudku cinta dengan lawan jenis untuk pertama kalinya. Mungkin yang disebut-sebut dengan cinta monyet itu lho... hehe.. Tapi aku suka kepolosan, maka aku pun akan bercerita tentang “cinta pertamaku” itu. Boleh dilanjut, kalau teman-teman mau tahu tentang ceritaku. Enjoy aja... ini buat lucu-lucuan mengenang masa lalu :)

Namanya Endri. Sosoknya pendiam dan cerdas. Lelaki kecil berseragam putih biru itu selalu menarik hatiku. Rambutnya yang ikal dan sorot matanya yang tajam, membuatku terpesona. Aku mengenalnya sejak kelas 1 SMP, karena kami memang sekelas. Dan yang membuat aku senang adalah karena nomer absensi kami berurutan. Aku nomer 11, dia nomer 12 (itu di kelas 1 dan kelas 3, sedangkan di kelas 2, aku nomer 23 dan dia 24). So, what? Hehe.. Itu menjadi spesial dikarenakan karakterku sama dengan dia: pendiam.

Maka dengan nomer yang berurutan seperti itu adalah hal yang menguntungkan bagiku yang pendiam. Sehingga momen-momen yang paling indah dan selalu kutunggu adalah: saat-saat ujian Catur Wulan (istilah semacam ujian semester waktu itu)! Tentu saja karena aku bisa berinteraksi dengannya di saat-saat itu. Kami saling bekerjasama, karena aku pasti duduk di depan atau di belakangnya. Ya, hanya itu. Hanya dalam waktu-waktu yang singkat dan terbatas seperti itulah aku kadang berbicara dengannya. Dengan saling bertanya tentang soal-soal ujian, aku bisa mendengar suaranya, tatap matanya, dan senyumnya. Bagiku itu hal yang langka dan selalu kusimpan dalam ingatan. Dan pastinya aku bahagia sekali. Kami pun saling berkejaran dalam hal prestasi. Kami hampir selalu menjadi penghuni 3 besar di kelas. Ah, aku bahagia. Entah bagaimana dengannya.

Begitulah waktu demi waktu kulalui di SMP. Dan aku, tetaplah aku sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Aku tetap seorang yang pendiam. Pun dirinya. Tiga tahun kebersamaan kami, aku tak pernah berusaha untuk mengutarakan maksud hatiku padanya. Mungkin itu hanya cinta yang bertepuk sebelah tangan. Karena dia pun tak pernah melakukannya untukku. Hanya isyarat-isyarat dari tingkah lakunya padaku yang sedikit menghibur hatiku. Aku selalu berprasangka kalau dia juga memiliki perasaan yang sama sepertiku.

Hingga akhirnya masa perpisahan itu datang juga. Kami lulus dari SMP. Aku hanya bisa mengucapkan kata “selamat” kepadanya. Rasanya ingin kuungkapkan perasaanku, tapi aku ragu. Dan aku takut. Apalagi aku seorang perempuan? Hemm... rasa cinta (atau apalah itu namanya) yang kupendam selama 3 tahun, tetap terkubur hingga aku berpisah dengannya. Waktu itu aku hanya pasrah, kalau toh dia jodohku, biarkan waktu yang akan mempertemukan kami suatu hari nanti (meski semua itu akhirnya tak pernah terjadi :) ).

Ada rasa penyesalan atas apa yang aku lakukan dalam 3 tahun itu. Tapi aku memang tak punya keberanian yang cukup. Aku pengecut. Bahkan beberapa tahun setelahnya, aku masih menyimpan rasa rindu terhadap lelaki kecil yang pernah kukenal itu. Bagaimana kabarnya? Di mana dia sekarang? Mungkin jika aku dulu pernah mengatakan rasaku padanya, aku akan tahu dengan pasti apakah dia juga memiliki perasaan yang sama denganku. Aku akan tahu jawabannya dan tak perlu selalu teringat kembali tentangnya.

***

Itulah sekelumit kisah cinta yang kupendam untuk pertama kalinya. Pertama kali aku merasakan jatuh cinta, dan tak pernah terungkapkan pada orang yang dimaksud. Hanya lewat tulisan seperti ini perasaanku dapat terurai. Namun kini, satu hal yang kusyukuri adalah justru ketidakberanianku itu sendiri.

Sejak SD aku telah mempunyai pemahaman bahwa pacaran itu dilarang oleh agama. Kata bapak, aku harus pandai menjaga pergaulan dengan lawan jenis: aku tidak boleh pacaran. Tetapi yang namanya masih remaja, pemberontakan batin itu hampir pasti ada jika seorang remaja dilarang untuk pacaran. Jatuh cinta itu manusiawi, pun yang terjadi denganku.

Namun seiring berjalannya waktu dan bertambah pula pengetahuan agamaku, aku pun kemudian bersyukur, karena waktu itu aku hanya menyimpan rasa cintaku di dalam hati. Seandainya aku sampaikan rasa itu pada dia, apa yang akan terjadi? Mungkin aku benar-benar akan pacaran, backstreet-backsreet-an, dan bertambah banyaklah dosa-dosaku. Pelan-pelan aku menyadari, cukuplah rasa indah yang pernah singgah di dalam hatiku yang masih belia itu, menjadi kenangan semata. Tak perlu disesali, karena semua yang terjadi padaku tentu atas rencana Allah Yang Maha Bijaksana :)






52 comments

  1. ummm gak papa nih dibaca misuanya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe... ya ga apa-apa lah, Mbak. kami saling terbuka termasuk untuk yang seperti ini, toh itu cuma masa lalu. dia pun juga punya masa lalu. yang penting ke depannya :)
      makasih, Mbak udah mampir :)

      Delete
    2. Setuju, suamiku cerita juga semua masa lalu agar kalau suatu saat bertemu kita berasa tahu sejarahnya :D

      Kalau saya sama2 mengetahui setelah sama2 menikah mba:D jadi saat menikah ketemu lagi, eh tahu ga dulu saya suka sama kamu, Eh saya jugaaaaa

      dan karena udah nikah akhirnya cuma bisa mesem2 aja dan ga pernah berlanjut dong.

      Delete
    3. hahhaha... Mbak Hana..... ngakak deh baca komenmu :D masa iya sih pas ketemu dengan "si dia" trus blak-blakan gitu? kalau saya mungkin masih malu-malu (ga ada kemajuan! :p )

      btw, menurut saya emang penting Mbak jujur tentang semua masa lalu kita ke suami, begitu pula sebaliknya. Suami-istri kan ibaratnya satu hati, jadi harus tahu semua-mua tentang kedua pihak :)

      Delete
  2. Semua orang pasti punya cerita seru di masa lalunya ya Mba, apalagi mengenai cerita seperti ini. Semangat terus ngeblognya. Salut dengan program yang sedang berjalan ini.

    Sukses selalu
    Salam wisata

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali, Mas/Mbak (belum tau, nih, laki atau perempuan :) salam kenal.. ). saya bisa katakan pasti semua orang pernah mengalaminya, karena jatuh cinta emang manusiawi, entah itu cuma disimpan di dalam hati atau diungkapkan.
      makasih supportnya.. sukses juga buat program wisatanya :)

      Delete
  3. Cinta yang tak terkatakan. Apa yang ada sekarang itulah yang terbaik. Salam Kenal

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, sadari bahwa apa yang kita miliki sekarang adalah yang terbaik buat kita. salam kenal kembali :)

      Delete
  4. " Masa lalumu milik dirimu, mas depanmu bersamaku ", mungkin bgt ungkapannya mak Diah, sukses ya............

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, Mbak.. begitulah kira-kira, cukup diketahui bersama, bukan untuk diungkit-ungkit.
      sukses juga buat Mbak Tini :)

      Delete
  5. cinta pertama memang tidak terlupaka, tetapi cinta sejati melebihi segala cinta yg ada di dunia, yaitu cinta kepada Allah SWT

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali, Mbak Evrina.. cinta kepada makhluk tidak abadi, pun hanya sekadar penuntun untuk meraih cinta Allah SWT (yang kekal dan sejati :) )

      Delete
  6. Postingan yang bagus koq. Gak ada istilah dalam menulis itu yang dibilang "malu-maluin" lho. Jadi kalo mau menulis apa aja topiknya, ya tulis. Just write it down. No harm to write down those stories, no matter what. Ok? hehe..lagi belajar bahasa dari sono, gpp ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aduuhh,,, makasih banget Bun atas apresiasinya.. jadi semangat nulis apapun selama itu positif, sebisa mungkin tersirat makna dan manfaat di dalamnya :)
      gpp lah Bun, saya juga ga pinter nulis atau ngomong bahasa sono, kok :D

      Delete
  7. kalo aq nulis rasa2 kya gtu di diary, ntar kalo dah nikah mau tak sodorin ke suami :D
    bantuin ngerjain PR ya mak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya, aku dulu juga gitu kok, tapi sekarang mau tak sodorin ke suami jadi malu, soalnya bahasanya alay banget :D

      heh, pe-er nya dari siapa tuh? belum ngeh :p

      Delete
  8. hehe lucu. Nostalgia memang selalu menyenangkan yah, kelucuannya malah bisa menular bagi yang membacanya. Cinta diam-diam juga menyenangkan, ada seru tersendiri,, hihiii.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihi... ketularan senyum-senyum ya, Mbak? iya, setiap kejadian kalau disikapi dengan positif juga ga bikin kecewa atau sedih kok :)
      makasih, Mbak udah mampir...

      Delete
  9. Rencana Allah itu Indah Mba, hehehe... pasti ada hikmah dari setiap hal. saya juga orang yang mudah suka pada lawan jenis. apalagi yang pintar dan keren, hehehe... tapi semua tak pernah terucap, cukup disimpan dalam hati. satu-satunya pria yang pernah mendapat ungkapan cinta dari saya adalah suami. hehehe... Indahnya pacaran setelah menikah :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. waaah... akhirnya saya menemukan teman yang "senasib", hehhee.. saya juga beberapa kali jatuh cinta pada lawan jenis, Mbak, tapi ya selalu saya simpan perasaan itu, tak pernah tersampaikan. sama, ya cuma pada suami berani bilang cinta :)
      ya, setiap kejadian pasti ada hikmahnya. makasih, Mbak udah mmapir :)

      Delete
  10. Salut!!! Sip mbak,sudah tepat apa yang seharusnya mbak lakukan. Memendam rasa itu dan mengalihkan dengan yang lainnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe.. makasih, Mbak.. waktu itu berbekal pengetahuan, rasa takut pada bapak, dan emang ga berani/pemalu. tapi ternyata emang begitulah seharusnya. tapi tentu karena paham akan ilmunya :)
      makasih, Mbak sudah mampir..

      Delete
  11. Terbayang waktu itu mba Diah masih unyu-unyu berseragam putih biru.Untung gak diungkapkan ya mba....

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihiihi... pokoknya masih unyu banget dan agak-agak norak gitu deh, Mbak :D iya untung ga saya ungkapin :)
      makasih, Mbak udah mampir..

      Delete
  12. waduh mbaaaak, kalau suaminya baca apa gak pa-pa?
    kisahnya manis-pahit gimana gituuu... enak penceritaannya, jadi ikutan deg2anc:p

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi... Mbak Arga Litha belum nikah kaaan? Ntar kalo udah nikah, sama-sama terbuka aja soal masa lalu, akan ada saling pengertian, dan lebih mengenal kepribadian masing-masing. Begitu, sih, selama ini yang saya pahami :)

      Delete
  13. cerita yang hampir sama aku alami, selalu kejar kejaran prestasi, sama sama pendiam, dan aku penakut.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aih, gitu ya mas? barangkali "dia" dulu juga penakut. hehe...

      Delete
  14. mantap..!! teruskan perjuangan

    ReplyDelete
  15. Apa yg di ceritakan emba.sama yg kurasakan selama ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ohhhh... yang sabar yaa.. lebih baik disimpen aja perasaannya.. tapi kalo udah siap nikah ya coba ta'aruf aja :)

      Delete
  16. Waktu SD saya juga pernah ditembak mbak tapi saya diam aja karena malu. Tiap Kali di kelas kami slalu saling berpandangan. Dia selalu menggoda saya kalo saya gak digoda olehnya saya merasa sepi. Waktu lulus SD saya hanya bisa berkata dalam hati waah besok saya gak akan ketemu dia lagi??? Setelah sekian taon saya akhirnya ktemu dy lagi. Ktemu saat kami usia sudah 26ahun.hihihii... cinta yg dulu terpendam akhirnya bisa kami utarakan. Dan akhirnya aku tau kalo ternyata dia waktu SMP DAN SMA dan setelah lulus SMA smpai sekarang dia ttep mencariku. Tapi pencarian dy gak akan berhasil kalo saya nggak menmukan fb nya duluan. Karena taon 2010 dia nyari fb ku tapi gak ktemu
    ..

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah... panjang yaa ceritanya.. sampai 26 tahun usianya :)
      trus gimana nih endingnya? :D

      Delete
  17. kal0 aku ga berani nulis tentang cinta terpendamku mbaak. maaluuu kalo ketahuan

    ReplyDelete
  18. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  19. Yaa..ammpun..ini mirip pengalaman cimon saya mba..jadi mesem sendiri.

    ReplyDelete
  20. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  21. Oo, jadi ini toh yang diperbincangkan di postingan Mbak Ophi. Yes! Saya sudah baca :D

    ReplyDelete
  22. Wahh, aq berasa membaca tulisan tentang aku sendiri. Ceritaku juga seperti itu mba, cinta yang hanya bisa kupendam sendiri... 😀

    ReplyDelete
  23. cerita fiksinya sangat keren, i like it..

    ReplyDelete
  24. haha. jadi terbawa suasana, jadi bisa ngrasain yang mbak rasa. hehe. menarik mbak ceritanya.

    ReplyDelete
  25. benar banget mba, seandainya ungkapan perasaan itu terucap pasti akan pacaran dan terjadilah dosa. BTW misuanya udah tahu belum cinta terpendam mbaknya ? haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya juga pernah merasakan hampir seperti cerita yang di ceritakan diatas. Saya tidak berani mengungkapkan isi hati ku kepada dia. Dan sekarang si dia sudah menikah dan saya juga sudah menikah. Dan saya dan dia sampai saat ini belum pernah ketemu lagi.Dan kalau bisa jangan ketemu lagi, takut cinta lama bersemi kembali... hehheeee heheee

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.