Tentang Anak Empat, Dari Guyonan Hingga Menjelma Anugerah




Dulu, di awal-awal kuliah saya sempat merasa shock dan setengah tak percaya. Masa satu kelas saya hanya terdiri dari 4 (empat) mahasiswa, sih? Yang benar saja? Rupanya jurusan yang saya ambil benar-benar enggak laku, nih?

Hehe. Begitulah kenyataannya. Saat itu, jurusan kuliah yang saya ambil miskin peminat. Padahal, sudah ada program beasiswa pula. Dan saya termasuk salah satunya. Satu kelas empat orang, dua laki-laki dan dua perempuan. Pas dua pasang. Hahaha. Awal-awal masa kuliah, kami saling canggung berinteraksi. Komunikasi kami terbatas banget, seperlunya saja misal tanya tentang tugas. Dan satu hal, saya juga merasa malu menjadi bagian dari kelas itu. Merasa menjadi bagian dari orang-orang yang terasing!

Baca juga: Keputusan untuk Kuliah.

Tapi seiring berjalannya waktu, kami (khususnya saya) menjadi terbiasa. Saya pun justru merasa bangga menjadi bagian dari mereka. Karena saya melihat, kami punya kelebihan masing-masing. Selain saya, ketiga teman saya (saya pikir) adalah orang-orang yang hebat. Ilmu agamanya bagus, bahasa Arab oke, bahasa Inggris hayuk, kuliah sambil kerja, de el el. Noted, selain saya, lho, ya. Hehe. Bahkan dua teman laki-laki saya banyak diidolakan sama ciwi-ciwi adik kelas maupun kakak kelas, tuh 😄.


Rasa bangga sekelas dengan teman-teman yang keren tersebut selalu tertanam di hati saya selama masa kuliah. Entah bagaimana dengan perasaan ketiga teman saya, ya. I don't care 😍. Yang jelas saya senang dengan momen-momen bersama mereka. Mengerjakan tugas kuliah bersama, mengunjungi rumah dosen bersama, kuliah praktik bersama, dan banyak lagi kenangan manis bersama orang-orang spesial tersebut. Saya juga senang sekali saat kami sudah memiliki jaket seragam yang eksklusif. Seragam tapi tak sama, karena ada nama dada yang unik, dibuat sesuai pesanan kami masing-masing.


Credit from: pexels.com.


Suatu saat, saya sedang bercengkrama dengan teman perempuan saya. Kami ngobrol dan guyon (bercanda) ngalor-ngidul tentang kuliah hingga soal masa depan. Hehe, masa depan, dong! Kami membahas serba-serbi tentang rumah tangga. Saat teman saya bertanya tentang anak, kira-kira, saya ingin punya anak berapa suatu saat nanti? Dan tak perlu mikir lama, saya jawab: empat! Sambil ketawa-ketiwi, saya kemukakan alasan saya. Ya, karena saya suka angka itu, sesuai dengan jumlah kami sekelas. Sesimpel itu, tanpa pikir panjang 😄.
Ya, karena ternyata, sebegitu bangganya saya memiliki teman-teman sekelas itu.

Tapi rupanya, celetukan itu mempengaruhi pikiran saya beberapa tahun setelahnya. Tidak sama seperti saat saya mengucapkannya, lepas dan bahagia, melainkan ada rasa takut jika guyonan itu mewujud nyata. Hahaha, salah sendiri, ya? Ketika saya mempunyai satu orang anak, omongan itu belum mewarnai pikiran saya. Tapi setelah punya dua anak, saya terngiang-ngiang kembali dengan omongan saya sendiri 😄.

Emm... apa mungkin saya nanti bakal punya anak empat? Padahal, proses melahirkan anak tidak semudah yang dibayangkan. Padahal, dua orang anak saja sudah membuat rumah ramai. Tapi, saya sudah terlanjur berucap, beberapa tahun yang lalu. Mungkin, ucapan itu sudah dicatat, melangit, dibawa oleh malaikat dan di-aamiin-kan oleh penghuni langit? Lalu Tuhan meridhainya? Hemm... tentu saja!


Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaaf: 18)

Omongan itu makin menghantui pikiran saya ketika saya sudah punya tiga orang anak. Wah, jalan semakin terbuka lebar, nih, menuju empat anak. Haha. Seharusnya saya senang, ya, karena Allah subhanahu wa ta'ala akan mengabulkan keinginan saya beberapa tahun yang lalu. Tapi saat itu saya justru sedikit takut, membayangkan repotnya jika anak bertambah lagi. Dan kemudian, entah karena tersugesti dengan kata-kata saya sendiri atau bagaimana (memang Allah SWT mengabulkan perkataan saya), pada akhirnya saat ini saya benar-benar punya anak empat!

Baca juga: Pengalaman Melahirkan Anak Keempat.


Credit from: pexels.com.


Dalam sembilan tahun usia pernikahan, kami telah memiliki empat orang anak. Alhamdulillah. Kami menyadari, bahwa mereka adalah anugerah terindah dari Sang Maha Memberi. Kami tak pantas mengeluh karena menjalani berbagai "kerepotan" bersama anak-anak, tapi sudah seharusnya kami tak henti bersyukur atas anugerah itu.

Entahlah, setelah ini, apalagi rencana Dia untuk kami. Sudah cukup dengan empat anak, atau ditambah? Wah, kalau boleh memilih, saya akan memilih cukup dengan empat anak. Hehehe.

Ah, ya. Pesan moral utama dari tulisan ini adalah: hati-hati dengan lisanmu! Malaikat enggak peduli apakah kita sedang bicara serius atau lagi guyon! Hahaha.



19 comments

  1. Aku malah mau selusin, antara senang dan cemas kalau beneran terwujud, haha.

    ReplyDelete
  2. NOTED mba meski guyon atau apapun yah berkata itu harus dijaga

    tapi jadi rame y mba dengan 4 anak :)

    ReplyDelete
  3. Haha.. Akupun dulu pernah nyeletuk pengen punya anak 4! Sekarang baru satu.. Entah ke depan gimana, hanya Allah yang Maha Tahu

    ReplyDelete
  4. Aku bersyukur Allah ga mengabulkan ucapanku saat aku duluuu aku bilang ga mau punya anak . Aku sempet ngalamin ga pgn samasekali punya anak krn dr dulu memang ga suka sama anak2. Ribut ga bisa diem dll. Tp setelah skr punya 2 anak, dan mereka ternyata lucu, baik dan penurut, walo yg bungsu suka ngeyelan hahahaha, tapi aku bersyukur punya mereka :). Cm kalo ditanya mau nambah lg ato ga, jawabnya GAAA hahahaha..

    ReplyDelete
  5. Kalau saya dulu maunya punya 3 anak. Tapi sekarang kayaknya 2 aja cukup. Heu

    ReplyDelete
  6. saya 4 bersaudara, tp ga bercita2 ngikutin jejak ibu saya, hamil pertama usia 30, hamil ke 2 usia 33, dua2nya sesar..rasanya makin ga sanggup, seiring usia juga,alhamdulilah 2 juga insha allah bs saya jaga amanahnya, krn gmnpun saya hrs realistis dgn kondisi hidup, sebab mudik ke tanah air dgn anak banyak berat diongkos:D

    ReplyDelete
  7. Suami pengen 10 tp skrg diskon jd 6 aja gara2 aku udah keguran 2x. Eh tp aku kok pgn anak 2 aja, mendadak berubah pikiran karena anak ketiga ngurusin sendiri :D

    ReplyDelete
  8. Banyak anak banyak rezeki, semoga jadi doa. amin

    ReplyDelete
  9. Eh beneran 4 mbak? Hahaha
    Beneran ya, ucapan adalah doa.
    Hihihi, dijaga baik2 ya mbak anugerahnya.

    Aku pribadi juga cukup hati2 dengan perkataan. Khawatiiir banget. Mending kalau ucapan yang baik atau gurauan positif jadi terkabul. Lah kalau ucapannya negatif dan bentuk nyinyiran, lalu kembali ke kita? Haduuuh ndak kuat daaah

    ReplyDelete
  10. Kita jangan pernah melupakan doa. Insya Allah anak2 Mbak Diah soleh solihah ya. Ya kalau ada yg ribut kok banyak bener anaknya, cuek aja. Wong mereka gak bantu ngasih makan dan didik ini

    ReplyDelete
  11. Aku pingin berapa ya? Tiga aja kali ya. Kalo suami ku maunya empat. Wah ucapan memang doa nih. Kudu hati-hati. Kalau aku seringnya tentang pekerjaan pertama pingin yang ada anak kecilnya eh ternyata beneran dapat di apotek yang punya anaknya masih kecil.terus pekerjaan kedua pingin di rumah sakit pemerintah di Jakarta atau swasta besar, eh kejadian juga. Sekarang aku hati-hati kalau pingin soal pekerjaan, takut terkabul. Hehe

    ReplyDelete
  12. Dulu saat SMA aku malah punya guyonan tentang cowok sama temen sekelas. Kita berdua sama-sama gak suka cowo gendut. Sampe bilang 'Yaudah, liat nanti suami kita gendut apa ngga'. Dan hingga sekarang kami berdua belum bisa membuktikannya, karena belum menikah. Hehe

    ReplyDelete
  13. Haha bener juga ya ucapan bisa jadi doa, maka ucapkan yang baik2.. ^^ jadi pelajaran dan hikmah banget

    ReplyDelete
  14. Alhamdulilah, turut bahagia mba Deka, memiliki 4 anak adalah anugerah, kalau saya dari dulu memang pengen anaknya 2 aja, hehehe alhamdulillah Allah mengabulkan setelah menanti 7 tahun

    ReplyDelete
  15. Banyak anak banyak rezeki ya mba. Sy juga pengen punya anak banyak. Biar bisa jd sumber kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

    ReplyDelete
  16. MasyaAllah Mbak, beneran nyata ya.
    yakin nih Mbak, cukup empat saja? :)

    ReplyDelete
  17. Iya Mbak, kita memang harus hati-hati dengan lisan kita. Kadang menjadi doa, apalagi lisan seorang ibu pada anaknya.

    Nikmati saja, Mbak. Punya anak 4, berarti Allah percaya menitipkan mereka pada mbak dan suami hehehe

    ReplyDelete
  18. Nah... ini juga terjadi padaku, Mbak. Aku duu di suatu guyon juga becanda tentang kriteria calon suami. Aku jawab asal banget, "gondrong dan pinter gitaran."

    dan itulah yang kudapatkan.....
    Tahu gitu, ngelist kriteria yang banyak ya.... hahahahaha

    ReplyDelete
  19. sering nih saya ngomongin ginian waktu sekolah (saya baru keluar tahun ini) heuu kangen merekaaa. SATURNUS salam dari saya hihi

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.