Pilkada 2018, Pilkada Spesial Buatku



Tidak seperti Pilkada atau Pemilu sebelum-sebelumnya, pada Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tahun 2018 kali ini terasa spesial buat saya. Spesial seperti apa maksudnya? Paslon (pasangan calon)-nya merupakan sosok idola? Orang-orang yang sudah dikenal dekat? Saya punya harapan besar? Atau apa?

Eits... sini sini saya bisikin! Hihihi.
Siapa, sih, saya? Faktor-faktor keren seperti itu tentu saja jauh dari saya. Keseharian saya sebagai ibu rumah tangga emak rempong jauh dari kegiatan politik. Saya juga enggak aktif di lingkungan RT RW Kelurahan dan seterusnya. So, satu-satunya alasan yang bikin Pilkada kali ini terasa spesial adalah datang dari dalam hati saya sendiri. Maksudnyaaa?? *geje bener ini tulisan *minta dikeplak 😄 

Suasana di TPS dekat rumah.

Oke, sekarang lebih serius, ya.
Ssstt.... *bisik-bisik* 
Jadi, pada beberapa acara Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan Pemilu (Pemilihan Umum) sebelumnya, saya hampir tidak pernah hadir di TPS (Tempat Pemungutan Suara)! Yap, seumur-umur sejak punya KTP saya baru dua kali nyoblos! Sekali di Solo, dan sekali di Sidoarjo. Duh, ini rahasia bukan, sih? Hihihi. Buat saya, sih, enggak perlu dirahasiain. Meski kesannya negatif sih, ya 😄.

Yap, sebelumnya saya males banget dateng ke TPS buat nyoblos. Saya pikir, saya wakilkan saja ke suami. Hahaha, emang bisa nyoblos dua kali? 😄
Entah kenapa, ya, saya enggak pernah punya harapan besar pada calon-calon pemimpin itu. Saya enggak mau berpikir lebih jauh! Ribet amat ngurusin calon pemimpin, ngurusin diri sendiri saja masih kerepotan. Hahaha. Jadi, ya, buat apa repot-repot dateng ke TPS.

Trus, kenapa tanggal 27 Juni kemarin saya mau dateng ke TPS untuk memilih salah satu calon pemimpin daerah provinsi Jawa Timur? Apakah diantara ibu Khofifah+pak Emil dan pak Saifullah+mbak Puti ada yang merupakan idola saya? Hemm... Saya mau hadir, justru karena ada something yang bikin saya bingung bercampur jengkel. Lha, gimana enggak bingung, saya dapet undangan Pilkada, sedangkan SUAMI ENGGAK DAPET! Caps lock, ya 😄. Kepala keluarga malah enggak dapet. Padahal sebelum-sebelumnya kami berdua selalu dapet semua.

Kenang-kenangan habis nyoblos :D

Sebelum hari H Pilkada, suami sudah minta penjelasan ke bapak Ketua RT. Kata beliau, mau ditanyakan dulu pada petugas pengawas Pilkada. Setelah ditanyakan, suami disuruh datang pada hari H setelah jam 12 siang ke kantor Kelurahan dengan membawa KTP. Oke.

Saat hari H pelaksanaan Pilkada, saya diantar suami dan dua anak (haha.. rombongan) ke TPS. Niatnya suami ngantar saya sekalian tanya langsung ke petugas TPS. Dan seperti yang dikatakan pak RT, suami disuruh datang ke kantor Kelurahan setelah jam 12 siang, atau boleh saat itu juga (karena saat itu sudah jam setengah 12).

Maka setelah saya beres nyoblos (siapa yaa pilihan saya..? Itu sih rahasia, hehe..), kami pun segera meluncur ke kantor kelurahan yang hanya memakan waktu enggak sampai 5 menit ke sana. Sampai di sana, suami mendapat penjelasan yang cuma bikin kezzelll...

Kata beberapa petugas kelurahan, pihak kelurahan sudah menyetorkan daftar warga yang berhak mendapatkan hak pilih ke KPU (Komisi Pemilihan Umum). Tapi, setelah daftar itu dikembalikan ke kelurahan, ternyata nama-nama warga yang terdaftar sebagai pemilih tidak sama dengan yang disetorkan. Ada sebagian nama warga yang tidak terdaftar, dan tidak berhak mendapat undangan untuk memilih. Dan sayangnya, suami saya termasuk di dalamnya. Kalau kekeuh mau nyoblos juga, disuruh mengurus ke kecamatan. Wah, lha kok ribet amat!



Ya, sudah, meski tidak puas, kami akhirnya balik ke rumah. Gemesss sebetulnya, kenapa bisa seperti itu? Saking galaunya, di tengah jalan tiba-tiba suami membelokkan sepeda motor ke warung bakso. Hahaha. Pelampiasannya ke bakso! Anak-anak kegirangan, deh 😄.


Yah... ternyata isinya cuma curhatan aja, ya, tulisan ini. Enggak ada rasa-rasa politiknya sama sekali. Hehehe.. ya, maaf 😊✌✌
Udah segitu aja, ya, cerita saya tentang Pilkada di tahun 2018 ini. Pilkada yang spesial buat saya!




3 comments

  1. kalo yang kena biru2 satu jari, berarti nyoblosnya nomor berapa itu hayo.. :))

    ReplyDelete
  2. Kalau bisa diwakilkan bakalan gua wakilkan, tapi sayangnya harus pakai surat kuasa, SKCK, keterangan sehat ckck

    ReplyDelete
  3. Semoga momen pilkada bisa jadi momen yang bisa menyatukan kita sesama rakyat indonesia,,,,

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.