Rupa-rupa Menu Buka Puasa Ramadan ala Emak Rempong



Apa, sih, yang paling ditunggu oleh orang yang sedang berpuasa? Setelah seharian penuh menahan rasa lapar dan dahaga juga hawa nafsu, tentunya hal yang paling dinantikan adalah berbuka puasa saat kumandang azan Maghrib terdengar. Saya pun demikian. Setelah dari pagi hingga sore "berjuang" menyiapkan menu buka puasa, azan Maghrib terdengar begitu indah di telinga. Hehe.




Karena berbuka puasa begitu indahnya, maka "menu buka puasa" menjadi tema kedua collaborative blogging antara saya dengan mbak Julia Amrih (www.sepradik.com). Yap, setelah kemarin kami berdua ngobrolin tema "mengenalkan bulan Ramadan pada anak", kali ini kami ganti ngobrolin makanan, deh. Hihihi. Menu buka puasa maksudnya 😉.



Tapi, eh, tunggu. Di awal tadi ditulis, berjuang menyiapkan menu buka puasa? Dari pagi hingga sore? Lama banget, ya? Dan kerja keras banget sepertinya? Hehe, terdengar lebay, ya.Tapi begitulah yang terjadi pada saya, si emak rempong ini. Punya empat orang anak yang masih kecil-kecil bahkan si bungsu masih belum genap berusia 2 bulan, membuat saya benar-benar rempong mengurus rumah tangga. Termasuk rempong menyiapkan menu buka puasa.

Lho, kenapa enggak beli aja, sih, menu buka puasanya? Lebih praktis dan menghemat tenaga, kan? Hemm.. itu hanya kadang-kadang saja saya lakukan. Alasan saya enggak suka beli menu buka puasa di luar, nih, karena pertama saya (atau suami) males keluar rumah (haha.. ), kedua biasanya harus antri belinya atau macet dulu di jalan, ketiga seringkali enggak menemukan menu yang cocok di lidah, keempat lebih boros (sepertinya). Dan yang terakhir, saya kadang ragu akan higienitas dari menu-menu yang dijual di pinggir jalan itu.

Baca juga: Agar Ada Kenangan Indah tentang Puasa bagi Ibu Menyusui.


So, saya (dan suami) lebih suka memasak dan atau menyiapkan menu buka puasa sendiri. Dengan risiko, ya, harus mau berempong-ria. Hehe. Dan, ya, suami seringkali membantu saya memasak jika pekerjaannya tidak terlalu padat. Alhamdulillah sih suami kerjanya di rumah, jadi bisa bantu-bantu kerepotan istrinya. Hihihi.
Sesungguhnya Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam tidak mengerjakan shalat Maghrib hingga berbuka puasa kendati hanya dengan seteguk air. (HR. Tirmidzi, hadits hasan)
Orang-orang (umat Islam) senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka. (Muttafaqun 'alaih)

Nah, buka puasa selain begitu dinantikan, ternyata menyegerakan dalam mengerjakannya pun merupakan sunnah, ya. Jadi kalau saya sendiri akan lebih tenang jika menyiapkan menu buka puasa sendiri di rumah, enggak perlu beli-beli dulu. Yaaa kalau enggak antri, kalau antri takutnya keburu Maghrib jadinya berbuka di jalan. Saya lebih nyaman berbuka di rumah, sih. Karena bisa menyegerakan berbuka tapi dalam keadaan tenang.


Lalu, apa saja, sih, menu buka puasa Ramadan yang dibikin oleh emak rempong seperti saya? Yang disiapkan dalam bayang-bayang anak-anak yang bereksplorasi di dalam rumah, yang dikerjakan secara mencicil dari pagi hingga sore karena disambi mengurus bocah-bocah yang minta makan, pup, dan ini-itu lainnya, yang diselesaikan dengan kepasrahan entah bisa selesai semua menu yang direncanakan atau tidak...??
Makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A'raf: 31)
Puasa bukanlah dari makan dan minum semata, tetapi puasa itu menahan diri dari perbuatan sia-sia dan keji. (HR. Ibnu Khuzaimah dan Al-Hakim) 



Ayat al-Qur'an dan hadits di atas menjadi pedoman saya dalam menyiapkan menu buka puasa. Karena insya Allah saya paham, bahwa esensi berpuasa itu adalah menahan hawa nafsu. Nafsu untuk makan dan minum, nafsu berkata/berbuat yang buruk, termasuk juga nafsu ingin berbuat yang melampaui batas atau berlebih-lebihan.

Berbuka puasa hendaknya jangan berlebih-lebihan dengan menu-menu yang "wah" dengan alasan karena ini puasa di bulan yang istimewa maka menu-menunya pun harus istimewa. Bukankah salah satu makna puasa adalah ikut merasakan kondisi kaum papa? Bagaimana derita mereka menahan rasa haus dan lapar setiap harinya? Bukan malah "balas dendam" saat berbuka?



So, menu-menu yang saya masak bukanlah masakan-masakan yang istimewa, melainkan sama saja seperti hari-hari biasanya. Kadang-kadang saja saya memasak yang lumayan istimewa, tetapi di luar bulan Ramadan pun itu juga kadang saya lakukan. Yang jelas, saya memasak yang simpel dan praktis saja. Yang gampang memasaknya, dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Karena anak-anak selalu menunggu untuk dipenuhi segala kebutuhannya. 

Dari pagi saya sudah mencicilnya, entah itu memasak nasi, sayur, atau yang lainnya. Karena saya enggak bisa menjamin bisa selesai memasak kalau siang atau sore hari baru mulai. Karena selalu saja ada "iklan lewat" atau "hot news" yang kadang enggak sebentar di sela-sela aktivitas memasak 😊.

Dan... seperti inilah rupa-rupa menu buka puasa Ramadan ala emak rempong. Taraaaa....





Yap, kurang lebih seperti dalam foto-foto di atas menu buka puasa Ramadan yang saya siapkan di rumah kami setiap hari. Secukupnya saja dan berusaha sederhana, enggak perlu mewah atau berlebihan. Cara memasak atau menyiapkannya pun gampang. Tapi dengan status emak rempong, menu sesederhana itu pun perlu perjuangan, lho, dalam menyiapkannya. Hehehe.

Biasanya, menu-menu buka puasa ala saya tersebut isinya sebagai berikut:
  • Untuk pembatal puasa ada air putih dan kurma. 
  • Selanjutnya ada es buah atau es kolak untuk menyegarkan tenggorokan. Saat ini kami sedang suka sekali dengan es garbis (blewah). Buahnya kami serut lalu dicampur dengan air gula dan sirup, dikasih es dan air, jadi deh. Kadang isinya hanya garbis saja, tapi kadang juga saya campur dengan cincau hitam (janggelan). 
  • Pendamping es buah biasanya ada cemilan entah itu buah, gorengan, biskuit, atau yang lain.
  • Setelah shalat Maghrib, kami baru makan makanan berat yaitu ada nasi, lauk dan sayur. Biasanya saya memasak dua jenis sayur, yang pedas dan enggak pedas. Karena anak-anak belum mau makan yang pedas-pedas.

Nah, seperti itulah rupa-rupa menu buka puasa Ramadan ala emak rempong. Sederhana semua, ya, menunya? Untuk menu takjil, hampir sama dengan menu takjil dari mbak Julia, sih. Ada kurma, es buah, dan buah. Selain praktis dalam penyajiannya, insya Allah sudah cukup kandungan zat gizinya dan dapat mengembalikan kebugaran tubuh setelah sehari berpuasa.

Oya, tulisan mbak Julia bisa dibaca di sini, ya: Tiga Menu Takjil Praktis dan Sehat ala Emak Rempong di Rumah.


Bagaimana teman-teman, apakah menu buka puasa kalian serupa dengan menu buka puasa saya? Atau ada menu-menu istimewa lain yang biasa disajikan? Boleh, dong, share di kolom komentar 😊.



2 comments

  1. Kerasa perjuangannya ya Mba', dari pagi sudah nyicil, Kalo aku agak siang, hehe.
    Semangat terus untuk Emak-emak rempong, haha.

    ReplyDelete
  2. Saya juga menu buka puasanya yang simpel-simpel aja, mbak. Ikan goreng sama tumisan aja biasanya. Kadang beli kue atau bikin es buah

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.