Waspadai Diare Mulai dari Lingkungan Keluarga





Halo, apa kabar teman-teman? Bagaimana kondisi kesehatannya di musim penghujan ini (masih musim hujan, kan? Hehe..)? Iya, di daerah saya masih sering hujan, lho, akhir-akhir ini. Dan ngomongin tentang kesehatan, salah satu penyakit yang sering muncul di musim penghujan adalah diare. Betul, enggak?

Yap, bicara masalah diare, teman-teman pasti sudah akrab dengan nama penyakit ini, bukan? Maksudnya sudah sering mendengar, dan mungkin sudah pernah atau bahkan sering mengalaminya? Hehe. Diare sendiri merupakan kondisi buang air besar (BAB) yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dan dengan frekuensi yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya. Umumnya diare diakibatkan oleh konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus, bakteri, atau parasit. Diare bisa berlangsung dalam sehari, beberapa hari, namun ada juga yang bisa sampai berminggu-minggu.

Beberapa hari yang lalu saya juga terkena diare. Entahlah, apa sebabnya. Mungkin ada salah satu makanan yang kurang higienis yang masuk ke perut saya. Ya, perut saya termasuk sensitif untuk urusan makanan. Enggak bersih sedikit, diare. Terlalu pedas, diare. Dan seperti biasa, saya sering bolak-balik ke toilet untuk buang air besar. Enggak nyaman sekali 😢.

Tapi diare yang saya alami kemarin termasuk masih wajar dan alhamdulillah bisa segera sembuh setelah banyak minum air putih dan segera minum obat. Beda dengan yang terjadi pada suami saya beberapa waktu yang lalu, diarenya lumayan parah hingga beberapa hari. 

Jadi ceritanya semua itu berawal dari makanan. Suami saya makan hidangan dari acara pernikahan tetangga setelah makanan itu sudah tidak fresh lagi (tiba sore hari, dimakan saat larut malam). Makannya pun dalam jumlah lumayan banyak. Saya dan anak-anak juga memakannya, sih, tapi hanya sekadar icip-icip karena kebetulan kami sudah kenyang. Nah, suami yang paling banyak makan hidangan itu.

Pagi harinya, suami bilang bahwa dia terkena diare. Dia mengatakan seperti itu karena dia sudah BAB beberapa kali dari dini hari hingga pagi menjelang siang. Perutnya mulas-mulas, dan tiap BAB tinjanya berbentuk cair. Suami pun kemudian minum obat diare. Lalu kami sama-sama menunggu seharian, bagaimana reaksi obat diare itu. Tapi ternyata obat itu enggak mempan, dia masih saja bolak-balik ke toilet untuk BAB. Selain saya anjurkan untuk banyak minum air putih, suami juga berusaha mengatasi diarenya dengan minum air kelapa hijau. Tapi semuanya sia-sia. Mungkin karena kami terlambat dalam mengobatinya, ya.

Saya kasihan sekali melihat kondisinya. Badannya tampak sangat lemah dan mukanya pucat sekali. Dia pun tak mampu bekerja meski bekerjanya di rumah saja. Saya sampai berpikiran macam-macam dan "enggak-enggak", takut kalau terjadi apa-apa (yang berbahaya) dengan dirinya ðŸ˜¢. Akhirnya dengan diantar pegawai kami, suami berobat ke dokter terdekat. Alhamdulillah satu hari setelah itu diarenya bisa sembuh.





Diare memang sudah umum terjadi pada masyarakat, ya. Dapat menyerang orang dewasa maupun anak-anak. Tapi kalau sudah parah seperti yang terjadi pada suami saya tersebut, bisa bikin jantung degdegan juga, bukan? Dan ternyata, diare merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar dalam masyarakat Indonesia. Karena berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2007, ternyata diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian dalam semua umur dengan proporsi sebesar 3,5%. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular, diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah penyakit Pneumonia dan TBC.

Kemudian menurut Research of Pediatric IKA FK-UGM, 2007, 1 dari 7 anak Indonesia mengalami diare dan rata-rata mengalaminya sebanyak 2-6 kali dalam setahun. Kementrian Kesehatan RI juga mencatat bahwa pada tahun 2008 diare menduduki ranking pertama penyebab anak-anak harus dirawat inap di rumah sakit. Sedangkan WHO, pada 2012 mencatat data bahwa diare yang berkelanjutan menjadi penyebab kematian nomor 2 pada anak usia 1-4 tahun di Indonesia. 

Dengan melihat data di atas, berarti masalah diare yang sepertinya ringan itu enggak bisa kita sepelekan, ya? Jadi, mari kita cari tahu lebih banyak mengenai diare ini dan bagaimana pencegahan maupun pengobatannya.


Penyebab Diare
Menurut pengalaman pribadi dan hasil membaca beberapa sumber di internet, diare dapat disebabkan oleh hal-hal berikut:
  • Infeksi usus. Ini bisa terjadi katika kita mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor (tidak higienis) dan terkontaminasi. Mikroorganisme yang sering menyebabkan infeksi usus adalah bakteri, parasit, dan virus (seperti virus norovirus dan rotavirus).
  • Mengonsumsi makanan yang mengandung pemanis buatan.
  • Intoleransi fruktosa (pemanis alami pada madu dan buah-buahan) dan intoleransi laktosa (pada produk susu dan sejenisnya).
  • Efek samping obat-obatan tertentu, seperti obat-obatan kemoterapi, obat pencahar, antibiotik, dan lain-lain.
  • Faktor psikologi, seperti gelisah atau cemas.
  • Konsumsi minuman beralkohol dan kopi yang berlebihan.
Kalau selama ini, sih, yang saya alami seputar masalah makanan saja. Entah itu karena mengonsumsi makanan yang terlalu pedas, makanan yang sedikit basi, atau mungkin terkontaminasi dari hinggapnya lalat pada makanan yang kami konsumsi.


Deteksi Dini Diare
Mungkin ada yang masih bingung, ya, bagaimana cara membedakan BAB kita termasuk yang terkena diare atau bukan? 
"Ini fesesku lembek sampai cair, tapi diare bukan, sih?"
"Perutku mules terus, ini diare atau kenapa, ya?"
Mungkin ada yang bertanya-tanya seperti itu. Nah, berikut ini cara mendeteksi secara dini apakah BAB kita termasuk diare atau bukan:
  • Perhatikan frekuensi BAB. Normalnya, BAB dalam sehari adalah 1 hingga 3 kali. Nah, kalau BAB lebih dari itu, kita perlu waspada, jangan-jangan kita sedang diare?
  • Perhatikan bentuk tinja/feses. Normalnya, bentuk tinja adalah menggumpal, lunak, dan mudah dikeluarkan. Tapi kalau diare, bentuk tinjanya menjadi cair atau malah keras.
  • Perhatikan warna tinja. Tinja yang normal berwarna kecoklatan, kekuningan, atau kehijauan. Nah, kalau terkena diare, warna tinja bisa menjadi hitam, putih, atau bahkan ada bercak merahnya (darah).
Nah, kalau BAB kita di luar pola normal dan ada tanda-tanda seperti di atas, itu artinya kita sedang terkena diare, dan kita harus segera mencegahnya agar tidak menjadi diare yang lebih parah. Bagaimana cara pengobatannya? Simak yang berikut ini, ya.


Cara Pengobatan dan Pencegahan Diare
Saya dan keluarga sudah berkali-kali mengalami diare. Maka kami pun sebenarnya sudah tahu bagaimana cara mengobati diare. Dari pengalaman-pengalaman tersebut dan hasil membaca beberapa sumber, menurut saya begini cara atasi diare dengan tepat dan benar :
  • Segera berikan oralit (air gula+garam) jika BAB kita terdeteksi dalam pola tidak normal seperti dalam penjabaran deteksi dini diare di atas.
  • Terus berikan asupan cairan dalam hal ini minum air putih dalam jumlah yang cukup. Anggapan bahwa banyak minum air akan mempersering frekuensi BAB adalah salah. Justru pemberian air minum yang cukup bertujuan untuk mengganti cairan yang hilang akibat seringnya BAB yang encer. Hal ini untuk menghindari terjadinya dehidrasi (kekurangan cairan) pada penderita diare.
  • Selain minum air putih yang cukup, bisa juga ditambah dengan mengonsumsi cairan yang mengandung elektrolit, seperti air kelapa hijau. Hal ini untuk mengganti zat elektrolit yang banyak terbuang saat diare.
  • Minum obat diare. Kalau selama ini, keluarga saya cocoknya minum ENTROSTOP. Biasanya kalau diare cepat ditangani (segera minum Entrostop begitu diketahui diare), habis 4 tablet diarenya sudah sembuh.




Teman-teman paati sudah tahu Entrostop, bukan? Karena merek obat diare produksi dari KALBE ini sudah terkenal sekali di Indonesia. Entrostop adalah obat yang digunakan untuk mengatasi diare beserta gejalanya. Obat ini mengandung dua komponen utama, yaitu Activated Collodial Attapulgite dan Pectin. Kandungan kedua zat kimia itu berfungsi untuk menyerap racun dan mikroorganisme penyebab diare, memadatkan feses, dan mengurangi frekuensi buang air besar.

Sumber: mediskus.com.


Attapulgite merupakan obat yang sering digunakan untuk mengatasi diare karena bekerja dengan memperlambat aktivitas usus besar. Dengan melambatnya kinerja usus besar, maka ia akan menyerap lebih banyak air, sehingga feses akan menjadi lebih padat. Dengan demikian perut yang terasa mulas akibat diare pun juga akan berkurang.

Sedangkan Pectin adalah serat yang ditemukan pada buah. Zat ini bagus dikonsumsi oleh penderita sindrom iritasi usus dan diare. Pectin berperan sebagai agen pengental di dalam usus dan banyak digunakan pada obat-obatan untuk sakit perut, mulas, dan sembelit.

Entrostop tersedia dalam bentuk tablet, di mana setiap tabletnya mengandung Activated Collodial Attapulgite sebesar 650 gram, dan Pectin sebesar 50 gram. 

Untuk dosisnya sebagai berikut:
  • Dewasa dan anak-anak di atas 12 tahun: 2 tablet setiap setelah BAB, maksimum 12 tablet/24 jam.
  • Anak-anak usia 6 sampai 12 tahun: 1 tablet setiap setelah BAB, maksimum 6 tablet/24 jam.
Apabila dalam waktu 24 jam diare belum juga sembuh, langsung saja ke rumah sakit atau dokter. Karena penggunaan Entrostop ini memang maksimum selama 24 jam tersebut.

Nah, itulah cara-cara yang bisa dilakukan sebagai upaya pengobatan diare. Namun, jika kita dalam kondisi sehat, kita harus selalu menjaga kesehatan tersebut agar tubuh kita tidak mudah terserang berbagai penyakit termasuk diare. Nah, langkah-langkah pencegahan diare (terutama akibat kontaminasi) adalah sebagai berikut:
  • Jaga kesehatan dan kebersihan badan dan makanan yang kita konsumsi setiap hari. 
  • Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
  • Menghindari makanan yang kebersihannya diragukan.
  • Tidak minum air keran secara langsung, melainkan harus dimasak terlebih dahulu.
  • Memisahkan makanan yang mentah dan yang matang.
  • Mengutamakan mengolah bahan makanan yang segar.
  • Berhati-hati saat menggunakan toilet umum, karena bisa saja virus dan bakteri penyebab diare berasal dari toilet yang tidak bersih. Siram terlebih dahulu toilet sebelum digunakan. Dan kalau ada air dari keran, sebaiknya gunakan air yang mengalir langsung dari keran, bukan yang ada di ember. Penggunaan sabun pembersih setelah BAK atau BAB juga dianjurkan untuk membunuh kuman-kuman yang ada.


Waspadai Akibat Diare
Meski penyakit diare termasuk penyakit yang umum terjadi pada masyarakat, terkesan enteng karena termasuk mudah ditangani, tetapi jika tidak segera ditangani juga akan berbahaya, lho. Bukan masalah enteng lagi. Karena pada saat diare dibiarkan, penderita akan kehilangan banyak cairan (dehidrasi). Dan, dehidrasi sangat berbahaya bagi tubuh. Karena organ-organ tubuh akan kehilangan banyak cairan yang sangat penting untuk menjalankan kinerja-kinerjanya. 

Seperti kita ketahui, tubuh manusia terdiri dari 75% cairan. Cairan itu terletak pada darah, tulang dan sel-sel yang ada pada otot. Jika salah satu komponen tubuh tersebut kekurangan cairan, maka akan sangat berbahaya bagi kesehatan. Pada penderita dehidrasi akut, hal ini dapat merenggut nyawa penderitanya.

Sedangkan pada anak-anak, diare yang dibiarkan berkelanjutan akan sangat berbahaya. Hal itu karena jika anak sampai dehidrasi, maka sangat berpotensi merenggut nyawa penderita, karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Selain itu, ternyata diare juga dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang anak-anak, lho. Karena anak-anak penderita diare akan terganggu pencernaannya, disamping harus memilih-milih asupan makanan ke dalam tubuhnya untuk menghindari diare yang lebih parah. Nah, jika anak sering terkena diare, otomatis tumbuh kembangnya jadi terganggu.

So, waspadai diare yang menyerang kita, ya. Meskipun kita sudah berusaha menjaga kebersihan dan kesehatan tubuh, tetapi kadang virus dan bakteri tetap saja bisa masuk ke dalam tubuh kita. Maka mari waspadai diare, lekas tangani gejala, sebab, dan apapun #SeputarDiare dengan baik dan benar. Apalagi jika kita sebagai ibu, harus menjadi #ibuberAKSI yang mampu mewaspadai diare mulai dari lingkungan keluarga kita sendiri. Agar keluarga kita pun menjadi #AgenKeluargaSehatIndonesia ðŸ˜Š.



Referensi:
http://www.alodokter.com/diare
https://halosehat.com/gaya-hidup/kebiasaan-buruk/bahaya-dehidrasi





18 comments

  1. Kadang di Indonesia doang yg org orgnya ga aware kalau terkena diare. Padahal diare jg berbahaya ya mb. Harus sedia obat p3k diare nih dirumah

    ReplyDelete
  2. Entrostop tuh andalan banget nih buat aku sekeluarga kalau terkena diare, untuk anak-anak juga ada yang kids-nya

    ReplyDelete
  3. salah satu obat yang harus selalu disediakan di rumah adalah Enterostop. Karena diare itu datang tanpa diduga, penyebabnya pun kadang tidak kita sadari....

    ReplyDelete
  4. iya nih mba. di daerahku kadang jg masih sering hujan.. musti waspada berbagai penyakit terutama diare nih.. mba infonya lengkap bgt deh..

    ReplyDelete
  5. Wah lengkap banget nih mbak ulasannya.iya kalau anak-anak diare,yang terpenting oralit.nah yang dewasa ini kudu nyari obat yang bisa mempercepat berhentinya diare.salah satunya enterostop

    ReplyDelete
  6. jadi ingat dulu aku pernah kena deare karena salah makan mbak. aku dan teman nyobain surabi kekinian, ntah apa yang salah kami berdua malah diare habis-habisan. lemessssss....asli, ga kuat ngapa-ngapain dan walhasil izin ke kantor

    ReplyDelete
  7. Hmm ternyata memang menjaga kebersihan itu salah satu kunci utama ya

    ReplyDelete
  8. ga mau lagi kena diare
    kapok banget
    kebayang lemasnya
    ga bisa ngapa ngapain

    ReplyDelete
  9. Aku kalo diare makan daun jambu biji. Krn skrg gak punya jd minum obat kaya Entrostop. Kadang digabung sama obat diare lain dg total 3 biji

    Paling sering tuh diare krn makanan, apalagi pas lebaran. Kudu waspada deh dan tetap jaga konsumsi makanan

    ReplyDelete
  10. Ingat dulu sewaktu kecil ibu saya selalu memberikan Oralit untuk atasi diare, selain itu juga minum pakai air perasan daun jambu biji.

    ReplyDelete
  11. Diare itu, penyakit yang terlihat ringan, tapi dapat menyebabkan kematian ya...
    Oleh karena itu, kita wajib menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

    ReplyDelete
  12. Aku pernah mbak, sehari semalam lebih dari 10 kali ke kamar mandi. Akhirnya ke dokter dan dikasi entrostop.....

    ReplyDelete
  13. Diare itu cape, dan lemes, cape bolak baliknya. Lemes karena perut kosong. Semoga kita terhindar dari diare

    ReplyDelete
  14. diare itu memang bikin gimana gitu ya mbak Deka. sehari2 aku pun paling banyak menghadapi pasien diare kalau lagi tugas di IGD

    ReplyDelete
  15. Pernah diare tuh dari jam 3 pagi sampe jam 3 sore nyiksa banget apalagi pas di sekolah, udah sakit, ditahan sakit banget, dan keluar hanya sedikit. Kalau di rumah sih biasanya bikin oralit, tapi kalo di kos ya paling sedia obat entrostop ini juga

    ReplyDelete
  16. Secara teori katanya diare ini yang penting dikasi minum cairan yg banyak atau oralit.
    Tapi tetep kudu diwaspadai, soalnya kalau dah parah membahayakan ya mbak TFS

    ReplyDelete
  17. Diare salah satu penyakit yang sangat mengganggu. Kalau diare, pasti ingetnya entrostop deeh...

    ReplyDelete
  18. Tips-tips mengatasi diare ini penting banget. Saya sudah menghapalnya jauh hari si. Dan, terima kasih sudah mengingatkan kembali. Semoga kita dapat mengatasi diare dr diri sendiri, dan lingkungan rumah kita. Aamiien!

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.