Penampilan Terlihat Feminin, Tapi Otak Lebih Maskulin



Dulu, waktu saya masih di Sekolah Dasar, saya punya teman dekat yang sehari-hari selalu bermain bersama. Kami suka bermain segala macam permainan, dari permainan anak perempuan tulen seperti masak-masakan, hingga permainan yang sebenarnya lebih cocok untuk anak laki-laki seperti manjat-manjat pohon 😄. 

Karena sering main permainan anak laki-laki (dan seringkali bersama anak-anak laki-laki pula), kami kadang jadi agak tomboy. Pernah suatu ketika, saat kami melihat kakak perempuan teman saya yang mau berangkat kerja dengan dandanan menor, kami berbisik-bisik;
"Nanti kalau kamu sudah besar, kamu juga mau dandan kayak gitu?"
"Aduh, kayaknya enggak, deh! Aku malu kalau dandan trus diliatin orang banyak."
"Aku juga. Ih, males ya. Ngapain pakai dandan-dandan segala."

Atau, di lain kesempatan;
"Besok kalau kita sudah besar, apa dada kita juga akan seperti mbak-mbak itu, ya?"
"Ya iya, lah... Kayaknya semua anak perempuan besarnya juga jadi kayak gitu semua."
"Emm... trus hamil juga, trus punya anak juga?"

***

Kami sering heran dengan tingkah laku para perempuan dewasa di sekitar kami, dan kadang ada semacam ketakutan untuk menghadapinya di masa depan. Entahlah, mungkin latar belakang masa kecil saya yang seperti itu, yang kemudian mempengaruhi kehidupan saya selanjutnya. Saya cenderung menjadi pribadi yang enggak feminin (bersifat kewanitaan) meskipun saya perempuan tulen. Hihihi... Justru sisi maskulin (bersifat jantan) saya yang lebih menonjol.


Credit from pexels.com.


Sampai sekarang, kadang saya heran dengan diri saya sendiri. Saya tidak menyukai hal-hal yang lebih umum disukai perempuan. Sisi maskulin dari diri saya tampak pada hal-hal berikut:
  • Enggak suka bunga. Saya lebih suka dikasih cokelat atau cemilan daripada dikasih bunga. Kalau melihat bunga, tuh, biasa saja rasanya. Banyak, kan, perempuan yang suka banget sama bunga? Rumahnya banyak bunga, suka foto sama bunga, suka pakai bros berbentuk bunga, dan lain-lain. Saya? Gersang! Enggak ada indah-indahnya kayak perempuan lain. Hahaha.
  • Enggak suka dandan (dan parfum). Nah, ini nih yang parah. Saya enggak tertarik untuk dandan yang macem-macem. Dandan ya cuma pakai bedak dan skincare biasa saja (pelembab dan pembersih muka). Pakai lipstik cuma kalau ada acara penting banget. Parfum? Cium baunya saja seringnya eneg duluan. Yah, polosan banget kayak orang laki-laki 😔.
  • Suka yang simpel-simpel saja. Saya enggak suka ribet. Milih baju, asesoris rumah, hingga urusan masak sukanya yang simpel-simpel saja. Kayak laki-laki kan, ya? Hehehe.
  • Sebel lihat cewek yang cengeng atau suka ngambek. Iya, sebel banget. Kayak dulu sering lihat adik ipar yang suka merengek minta ini-itu ke kakaknya, dinasehatin dikit ngambek, ada masalah dikit nangis, dan sebagainya. Iya, itu cewek banget, ya? Tapi sebagai sesama perempuan, saya kok enggak suka, ya? Hehehe.

Sedangkan di sisi lain, sisi feminin saya (feminiN, ya, bukan feminiM. Sudah saya cek di KBBI tadi. Hehe. Kayaknya selama ini saya kadang juga salah menuliskannya 😏 ) hanya tampak sedikit, yaitu sebagai berikut:
  • Mudah tersentuh hatinya (mudah menangis ketika mendengar, membaca, atau melihat hal-hal yang menyentuh perasaan). Ini mungkin yang enggak bisa hilang dari identitas saya sebagai seorang perempuan, ya. Bagaimanapun, hati tak bisa mengingkari. Perempuan memang suka tersentuh perasaannya. Baca cerita sedih atau nonton film yang mengharukan, ya, biasanya ikutan nangis 😃. Tapi ini beda, lho, sama yang cengeng di atas. Kalau yang cengeng itu, menghadapi masalah dikit udah suka nangis aja bawaannya
  • Suka memakai pakaian yang "perempuan banget", yaitu model gamis (terusan panjang ke bawah) atau rok dan atasan. Enggak pernah memakai celana panjang. Nah, kalau yang ini, sih, sebenarnya karena tuntutan sebagai wanita muslimah, sih. Hehe. Sudah terbiasa dari kecil pula.

Dari segi pakaian, sih, feminin, ya... :D.


Ya, begitulah saya. Penampilan boleh jadi terlihat feminin terutama dari segi pakaian, tapi otak lebih maskulin. Dari sifat, kesukaan-kesukaan, dan semacamnya saya lebih cenderung maskulin. Bahkan saat belum menikah dulu, saya suka nonton sepakbola, lho. Dan suka sebel lihat teman-teman perempuan yang dandannya lama, suka pakai asesoris ini-itu, pakai parfum, dan pernak-pernik kewanitaan lainnya. Hahaha.

Bagaimana dengan kalian, teman-teman? Ada yang sama enggak dengan saya?
*nyari temen* 😃.


1 comment

  1. Ahahaha....

    Wajar sih kak kek begitu... Skr yg cowok aja banyak yg ngelakuin pekerjaan ceewek.. Udah biasa ngeliat.... Jd ga kayak dulu, liat cowo maskeran diaplod di medsos jijik. Skr ma biasa aja. Bahkan beberepa mereka yang fowok banget jg maskeran. Cm ga diaplod aja sih. Wakakaka...

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.