Belajar Bersyukur di Setiap Waktu



Ketika hari-hari semakin ramai, semakin sibuk, dan kita seringkali merasa lelah, hingga kadang terisak di pojok kamar barang semenit, maka kita butuh suntikan semangat. Itulah yang saya alami dalam beberapa tahun terakhir ini, ketika amanah-amanah dari-Nya yang lucu-lucu nan pintar itu tumbuh semakin besar, berkejaran dengan waktu.

Ya, sebagai ibu rumah tangga dengan tiga orang anak kecil, saya merasa (sok) sibuk setiap harinya. Waktu 24 jam rasa-rasanya tak pernah cukup untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari. Anak-anak seperti tak pernah kehabisan ide untuk meminta perhatian ibunya, minta ini-itu saling bergantian, terus-menerus sepanjang hari. Ya, bahkan saya pernah menangis sendirian saat shalat, di mana momen itu adalah waktu untuk bermunajat pada-Nya sekaligus waktu untuk beristirahat barang sejenak. Menangis sejenak, tak tahu apa sebabnya, hanya bertanya pada diri sendiri, kenapa saya tak bisa istirahat hari ini? Kenapa saya merasa capek sekali??


Saking "mengenanya" ayat ini, sudah sejak lama foto ini saya jadikan pic profil di WA saya :).

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih. (QS. Ibrahim: 7).

Hingga kemudian ayat dari Allah Sang Maha Segalanya itu merasuk di hati dan pikiran, menjadi semacam mantra bagi denyut kehidupan saya. Ya, semangat yang saya butuhkan itu bernama RASA SYUKUR. Ayat ke-7 dari Al-Qur'an Surat Ibrahim itu memberikan motivasi kepada saya untuk selalu bersyukur pada setiap keadaan. Saya harus yakin dengan janji-Nya, bahwa Dia akan menambah nikmat-Nya kepada saya jika saya selalu mampu untuk bersyukur. Dan sebaliknya, jika saya kebanyakan mengeluh, ingkar nikmat, maka jangan kaget kalau seandainya kehidupan saya akan semakin tidak menyenangkan.

Ayat itu membukakan hati dan pikiran saya, bahwa nikmat dari-Nya sangat banyak. Maluuuuu rasanya jika saya mengeluh, mengeluh, dan mengeluh atas sedikit cobaan-Nya. Dari ayat itu saya kemudian terus mencari sisi-sisi baik dari setiap keadaan dan kejadian. Saya selalu berusaha positive thinking. Saya yakin semua yang terjadi dan keadaan yang diberikan kepada kami, pasti punya hikmah di baliknya.

Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam bersabda, "Hamba yang pertama kali dipanggil masuk surga adalah orang-orang yang bersyukur dengan memuji Allah dalam keadaan lapang dan sempit." (HR. Hakim dalam Mustadrak).

Momen yang terasa luar biasa adalah ketika proses kehamilan dan persalinan anak kedua saya. Saat itu kehamilan saya divonis placenta previa, yang artinya sama dengan kehamilan anak pertama yang berakhir dengan operasi caesar. Padahal, saya enggak mau kejadian itu terulang kembali. Pada titik itulah, saya pasrah sepasrah-pasrahnya dan bertawakal pada Allah subhanahu wa ta'ala. Ber-husnudhan pada-Nya, bersyukur masih diberi kesempatan untuk hamil, membuat saya melupakan kesedihan dan menggantinya dengan usaha dan doa.

Alhamdulillah, akhirnya saya bisa melahirkan secara normal, bukan operasi. Dari kejadian itu saya semakin yakin, bahwa jika kita bersyukur, maka Dia akan menambah nikmat-Nya. Masya Allah... Allahu Akbar!

Peristiwa demi peristiwa selanjutnya dalam kehidupan saya pun semakin banyak dan bervariasi, memberikan pelajaran pada saya tentang makna syukur itu sendiri. Rasa syukur tak cukup hanya diucapkan secara lisan, melainkan juga diyakini dalam hati dan pikiran, lalu diwujudkan dalam tindakan. Misalnya, saya bersyukur bahwa hari ini saya menang lomba blog (misalnya lho yaa 😊 ). Rasa syukur itu tak lantas hanya cukup saya ucapkan "alhamdulillah" di depan orang-orang atau ditulis di berbagai akun media sosial (hehehe...), tapi tindakan apa yang akan saya lakukan sebagai wujud rasa syukur itu. Sudah seharusnya jika saya harus meningkatkan amal ibadah saya kepada-Nya, memperbanyak sedekah, dan lain-lain sebagai bentuk rasa syukur (berterima kasih) kepada-Nya.

Lalu, apa kemudian yang saya rasakan setelah selalu berusaha dan belajar bersyukur di setiap waktu? Hasilnya, hati saya menjadi lebih tenang. Jika ada kejadian buruk yang menimpa, saya selalu mencari sisi positif lainnya hingga hikmah dari kejadian itu saya temukan. Dan jika ada kejadian menggembirakan, saya enggak terlampau gembira (berlebihan) karena saya sadar bahwa itu juga merupakan ujian dari-Nya, apakah kita mampu bersyukur atas nikmat-Nya itu.

So, susah ataupun senang dibawa enjoy saja. Bersyukur, bersyukur, dan bersyukur. Jadikan kalimat itu sebagai mantra ðŸ˜Š. Saya yakin semua sudah diatur dengan sedemikan indah oleh Allah Yang Maha Pengatur ðŸ˜Š.  





1 comment

  1. klo anaknya lebih dari 2 mah gak sok sibuk, padat pasti agenda di rumah setiap hari ya mbak ... aku aja yg baru 1 anak, berasa waktu itu pendek banget, hehehe benar mbak kudu banyak2 bersyukur ya, insya allah terasa nikmatnya

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.