Tumbuh Kembang Fahima di 2017: Bersamanya, Waktu Menunggu Tak Jadi Masalah



Tak terasa setahun telah berlalu, telah tercipta beragam cerita selama setahun terakhir ini. Di akhir tahun 2016 lalu saya memang sempat menulis tentang catatan tumbuh kembang anak-anak saya. Dan kini, saya juga ingin menuliskan kembali mozaik-mozaik indah yang terbentuk selama tahun 2017 :). Tapi entah mengapa, kali ini saya ingin lebih khusus menuliskan cerita-cerita tentang si nomer dua: Fahima 💖.

Mungkin karena tumbuh kembang Fahima di tahun ini yang paling menonjol dibanding dua saudara lainnya, sih. Hehe. Dan itu juga karena dia yang paling ceriwis diantara ketiga anak saya, sehingga untuk saat ini dialah yang paling menyita perhatian saya dan keluarga. Okelah, tak perlu analisis seperti apapun. Kali ini saya mau cerita aja sesuka hati. Hihi.

Fahima dan kak Faiq.


Tanggal 26 Desember 2017 hari ini, alhamdulillah Fahima genap berusia 3 tahun 8 bulan. Banyak sekali pencapaian tumbuh kembangnya. Dia semakin mampu berpikir logis, punya alasan jika menolak sesuatu, semakin ceriwis, tinggi dan berat badannya semakin naik, dan lain-lain. Tapi... disamping itu semua... masih sama dengan akhir tahun lalu, dia masih cadel! Hahaha. 

Tapi bagi saya dan suami, itu bukan masalah besar. Kami yakin, lama-kelamaan cadelnya juga akan hilang. Seperti keyakinan kami dulu, ketika sampai usia 20 bulan Fahima baru bisa ngomong satu-dua suku kata yang enggak jelas. Dulu susah banget ngomong, eh, alhamdulillah sekarang ceriwisnya gak ketulungan 😄.
Hemm... oke, lanjut cerita tentang Fahima yang sekarang.
Fahima itu... 

💚 Suka bertanya sampai yang ditanya pusing mau jawab apa 😆
"Umi mau ngapain ke dapur?" sambil nginthil di belakang emaknya.
"Mau masak, dong."
"Mau masak apa?"
"Masak puding."
"Yeyyy!!! Asyikkk...!!!" teriak kenceeennnggg.
"Pudingnya beli di mana?" (iya, emaknya mau masak puding instan, gak mau repot. Eh, karena gak pinter bikin puding sih aslinya 😏).
"Di pak Maryanto."
"Pudingnya dari apa?"
"Ya... ini, dari gula, susu, bla bla bla... (emaknya liat di bungkus pudingnya 😆)
"Mana gulanya? Mana  susunya?"
Bla bla bla... dan emaknya mulai senewen.

Seringkali dia bikin kami ngakak, tapi kadang juga bikin senewen kalau pas lagi repot. Hihihi. 

💚 Enggak mau kalah kalau berdebat.
Ini seringnya debat sama kakaknya. Mereka sering debat hanya untuk saling mengejek. Hihihi. Dasar anak-anak, ya.
"Abi gak mau beliin es krim, wekk..." kakaknya memulai.
"Tadi abi bilang mau beliin, wekk..." enggak mau kalah.
"Yey, mana...? Abi mau tidur, tuh...!"
"Nanti kalau habis tidur mau beliin Fahima!"
"Enggak."
"Iya! Tak cubit kalau ngomong tewus!" (bilang "terus" pakai "w" bukan "r" karena cadel 😄).

Tuh, enggak mau nyerah pokoknya kalau lagi debat. Segala jurus dikeluarin, pokoknya harus menang! Hahaha.

💚 Paling sayang sekaligus paling jail sama adik Zia.
Ya, Fahima tuh sayang banget sama adiknya, Zia. Dia suka nyuapin adiknya, ngelus-elus rambutnya, meluk-meluk plus bisikin kata-kata sayang atau kalimat apapun gak ngerti 😄, sampai ngajarin doa (yang dia sendiri kebanyakan juga belum hafal bener, haha..). Ini beda dengan kakak Faiq. Faiq kurang deket sama Zia. Faiq hanya kadang-kadang saja menemani Zia plus nyayang-nyayang adiknya itu.

Tapi... jangan salah juga, Fahima juga paling usil bin jail sama Zia. Berkali-kali Zia nangis gara-gara "diuyel-uyel" Fahima saking gemesnya sama adiknya itu. Atau, Fahima pura-pura marah di depan Zia atau sengaja godain Zia dengan cara membentak-bentak. Ya namanya anak bayi, dibentak-bentak ya nangis lah. Hehehe. Kalau seperti ini, saya seringnya kesellll sama dia. Belum lagi kalau adiknya lagi bobo, eh, dia malah loncat-loncat di atas kasur tempat adiknya bobo (sengaja biar adiknya bangun mungkin, cari teman main). Duh... kadang cubitan terpaksa mendarat di kedua pipi gembilnya. Hihi, maaf yaa Fahima sayang :).

💚 Paling pinter bikin drama.
Kalau sudah pengin sesuatu, Fahima pinter banget ngerayu. Dan, jurus terakhirnya biasanya nge-drama hingga mewek gitu. Paling sering kalau minta es krim trus enggak kami turuti karena suatu hal.

Pernah saya kehabisan kata-kata buat menolaknya. Saya bilang, 
"Nanti pilek lagi kayak kemarin.." (padahal alasan ini enggak bener, kan.. :( ).
Trus dia jawab, "Kan bisa diobati kalau sakit?"
Duh... malu deh saya, pas di mini market dan ada beberapa orang yang denger pula. Huhuhu.
"Udah, Fahima. Besok lagi, ya, beli es krim-nya?!"
Dan mukanya mulai mletat-mletot tanda mau mewek. Hemm... drama lagi dia. Ya begitulah Fahima 😄.

💚 Teriakannya kenceng, nangisnya juga kenceng.
Kalau lagi bertengkar sama kakak Faiq, atau lagi marah, teriakannya kencengggg banget. Tetangga sampai hafal. Huhu. Kadang juga dilanjut sama nangis yang enggak kalah kencengnya. Kalau suami bilang, Fahima tuh kayak anak tomboy. Tenaganya kuat, teriakannya juga kuat. Hahaha.


💚 Bersamanya, waktu menunggu tak jadi masalah.
Yes, satu hal yang sangat saya suka dari Fahima adalah sikapnya yang kooperatif dan cenderung lebih dewasa di saat-saat emaknya sedang gelisah. Menunggu. Satu kata itu enggak jarang bikin saya gelisah. Tapi tenang, kalau Fahima yang saya ajak bepergian dan ada saat menunggu, itu tak jadi masalah.

Pernah saya, suami, Fahima dan Zia menunggu untuk servis mobil pikap kami. Saya dan anak-anak ikut karena akan menghadiri suatu acara setelah servis pikap. Sekalian jalan ceritanya. Nah, saat menunggu itu, adaaa saja yang dilakukan Fahima yang bikin kami dan bahkan orang-orang di sekitar kami terhibur. Dari nyanyi-nyanyi, main-main sama adiknya, sampai ngusilin anak lain di dekatnya (pengin ngajak main maksudnya :)).

Pernah juga waktu saya periksa gigi dan ngajak dia untuk menemani (karena dokternya laki-laki maka saya butuh teman, hehe..). Antrinya lamaaa banget. Mana gigi rasanya cenut-cenut enggak karuan. Tapi alhamdulillah Fahima enggak rewel, bahkan justru membuat saya terhibur. Dia ngajak ngobrol, bikin ketawa-ketawa, ngajak foto-foto, de el el. Alhamdulillah... serasa punya malaikat penolong. Hahaha.




Fahima dan adik Zia.

Ya, begitulah Fahima. Dan itulah sekelumit cerita tentang tumbuh kembangnya di tahun 2017 ini. Semoga, di tahun 2018 nanti dia semakin pinter, semakin sayang sama adik dan kakaknya, berkurang teriak-teriak dan nangisnya, pokoknya semakin bertambah yang baik-baik dan berkurang yang jelek-jelek. Aamiin.
Apalagi insya Allah tahun depan dia akan belajar di Taman Kanak-Kanak. Semoga semakin pinter ya, Nak...

Oke, segitu dulu cerita saya tentang si nomer dua kami; Fahima. Postingan ini sebenarnya juga karena ingin menanggapi tulisan Mak Umi Kulsum aka Ibu Guru Umi 😊 di web Emak-emak Blogger yang berjudul "Pesawat Delay, Happy-in Aja". Hihihi. Cuma nyambung dikit, sih, sebenernya. Tapi enggak masalah, lah. Soalnya bingung juga mau nulis apa 😄. Sungkem dulu, deh, sama Ibu Guru ✌.



4 comments

  1. Hahhaaaa..Ngedrama ala Fahima keren banget,jadi jurus andalan mletat mletot ya Maak
    Sst, Fahima, lanjutkan ngedramanya ya, biar kalo mau sesuatu dijabanin, eeh

    ReplyDelete
  2. Fahima seumuran Aira, putri saya. Dia juga jahil, suka nanya, dan pinter drama,haha... tanda2 anak cerdas bun. #membesarkanhati

    ReplyDelete
  3. Aku punya ponakan umur setahun lebih, Mbak. Umur segitu aja uda 'drama' apalagi toddler kek Fahima yak. Tapi nggemesiiiiin! 😂😂😂

    ReplyDelete
  4. Saya suka gemas sendiri kalau liat anak2 kecil nge-drama. Eksperesinya gak nahan buat menggoda mereka. Semoga anak2nyasehat selalu ya mba

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.