Ingat Bunda, Niat untuk Memberikan ASI Eksklusif Tak Bisa Hadir Begitu Saja



“Kok ASI-mu keluarnya sedikit, ya?” 
“Gimana, sih… Kasian anakmu, tuh, kesulitan nyusunya.” 
“Iya, ya. Gak bisa enakkk gitu ya nyusunya.” 

Komentar-komentar ibu dan tetangga sebelah yang kurang nyaman di telinga saya. Entah tujuan mereka ngomong seperti itu sebenarnya apa. Tapi, saya merasa mereka seperti menyudutkan saya. Mereka tidak memberikan dukungan kepada saya!

Itulah yang terjadi di awal-awal saya menyusui anak kedua. Setelah Fahima - si nomer dua - itu lahir, saya harus berusaha keras menyusuinya sejak kami masih berada di rumah sakit. Terasa sulit, karena ASI (Air Susu Ibu) dari saya hanya keluar sedikit-sedikit. Belum lagi Fahima yang masih kesulitan menyusu. Saya harus selalu memegangi payudara agar puting tidak lepas dari mulutnya. 

Tapi saya tak pernah menyerah. Karena saya sudah berjanji di dalam hati bahwa ingin memberikan ASI eksklusif pada anak kedua ini. Saya telah mengalami kegagalan pada anak pertama yang hanya sekitar 3 bulan memperoleh ASI, maka kali ini saya tak boleh gagal! Saya juga telah menyimak pengalaman dan perjuangan bunda-bunda lain dalam memberikan ASI baik melalui kisah nyata maupun membacanya dari buku-buku atau internet. Saya merasa telah mempunyai bekal yang lebih cukup dari sebelumnya, maka saya siap berjuang untuk hal itu! 
Ya, saya masih canggung menyusui anak kedua, karena saya gagal memberikan ASI eksklusif pada anak pertama (dikarenakan kurang niat yang kuat dan tanpa ada dukungan yang kuat pula dari orang-orang terdekat). Saya seperti ibu baru. Tapi berkat niat yang kuat, kesabaran, dan rasa percaya diri yang tinggi, alhamdulillah saya berhasil melewati “ujian” itu. Saya berhasil memberikan ASI eksklusif bagi Fahima. 

Memang, niat yang kuat untuk menyusui kadang tak bisa hadir begitu saja di hati seorang bunda baru. Perlu ilmu yang cukup dan dukungan dari orang-orang terdekat terutama suami. Berkaca pada kasus anak pertama kami, saya dan suami sama-sama kurang bekal ilmu untuk masalah pemberian ASI. Sehingga kami manut saja saat pihak rumah sakit memberikan susu formula (sufor) pada anak kami sejak hari pertama dia lahir (dikarenakan saya operasi caesar dan bayi kami dirawat terpisah). Di usia si kecil sekitar 3 bulan, akhirnya saya juga menyerah memberikan ASI karena si kecil Faiq lebih suka minum sufor daripada menyusu pada saya. Ya, karena dia telah terbiasa minum sufor sejak lahir :(. 


Meet Up Best Bunda
Dari pengalaman dua kali menyusui itulah (dan sekarang sedang menyusui anak ketiga), maka kemudian saya setuju 100% pada apa saja yang dinyatakan oleh mbak Li Partic pada acara Meet Up Best Bunda "Surabaya Oxytocin Journey" di Frut's Cafe Surabaya pada tanggal 18 November 2017 kemarin. Mbak Li yang merupakan founder komunitas Best Bunda (komunitas pendukung ASI) tersebut menyatakan bahwa terdapat 3 kunci keberhasilan menyusui, yaitu adanya niat yang kuat, menenggelamkan diri pada ilmu, dan windows shopping vendor bersalin.


Mbak Li Partic dalam acara Meet Up Best Bunda.

Niat yang Kuat
Manusia dianugerahi oleh Allah SWT otak untuk berfikir, yang tentu saja berbeda dengan makhluk lain (binatang). Sehingga dia seharusnya bisa berfikir secara logis, bisa menganalisis, dan seterusnya. Maka sebagai bunda kita seharusnya mempunyai keinginan untuk menyusui anak kita bukan sekadar karena kasih sayang atau bahkan hitung-hitungan materi, tapi ada alasan-alasan logis lain yang menyertainya.

Dan, alasan yang paling mendasar adalah niat karena ibadah. Sebagai seorang muslim, kita tahu bahwa di dalam Al-Qur'an telah ada beberapa penjelasan tentang perintah menyusui hingga anak berusia 2 tahun. Diantaranya pada QS. Al-Baqarah ayat 233, yang artinya:
"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..."
Begitu juga penjelasan yang terdapat pada QS. Luqman ayat 14, juga QS. Ath-Thalaaq ayat 6. Sahabat Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam, Amr bin Abdullah juga pernah berkata:
“Jangan engkau menyusui anakmu seperti hewan yang menyusui anaknya karena didorong kasih sayangnya kepada anak. Akan tetapi, susuilah dengan niat mengharap pahala dari Allah dan agar dia hidup melalui susuanmu itu. Mudah-mudahan dia kelak akan bertauhid kepada Allah Subhanahuwata’ala.”
Itulah yang membedakan kita dengan hewan. Menyusui dengan niat ibadah, karena ingin melaksanakan perintah Allah subhanahu wa ta'ala. Insya Allah, dengan niat ibadah yang kuat, menyusui akan dilakukan dengan keras kepala.



Menenggelamkan Diri pada Ilmu
Ilmu yang cukup sangat diperlukan sebagai bekal bagi bunda yang berniat menyusui anaknya. Ilmu bisa didapat dari buku, video, konsultan, menghadiri seminar, dan lain-lain. Menurut Mbak Li, ilmu yang paling penting adalah memahami bagaimana ASI berproduksi, agar kita percaya diri. Karena yang terjadi biasanya para bunda mengeluh kalau ASI-nya cuma menetes sedikit-sedikit lalu dianggap tidak mencukupi kebutuhan bayinya.

Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon prolaktin dan oksitosin. Hormon prolaktin berfungsi untuk memproduksi ASI, sedangkan hormon oksitosin untuk mengeluarkan ASI dari payudara. Kedua hormon itu harus saling berkolaborasi. Hormon oksitosin diproduksi ketika bunda rileks dan bahagia.  Makanya bunda enggak boleh stress, tegang, khawatir kalau ASI-nya tidak keluar, dan sebagainya. Pikiran-pikiran negatif ini akan berpengaruh pada hormon oksitosin, yang mengakibatkan ASI susah keluar.

Selain kinerja kedua hormon tersebut, faktor eksternal juga sangat berperan penting bagi kesuksesan bunda dalam menyusui. Lingkungan yang mendukung seperti ayah ASI, nenek ASI, atau orang di sekitar bunda sangat dibutuhkan bunda agar ia istiqamah terhadap usahanya memberikan ASI bagi si kecil.

Nah, jika ASI susah keluar (terkait dengan hormon prolaktin), sekarang ada cara yang lebih mudah untuk mempercepat dan memancing produksi hormon prolaktin. Inilah yang disebut dengan laktagog (galactagogue), faktor pendukung bagi lancarnya produksi ASI. Jika bunda susah menemukan daun katuk, enggak doyan makan daun pepaya, enggak telaten mengonsumsi makanan-makanan pelancar ASI lainnya, sekarang ada ASI Booster Tea yang bisa membantu bunda.

ASI Booster Tea (ABT) adalah minuman pengganti teh untuk bunda yang menyusui. Dengan formulasi rempah-rempah yang tepat, dapat membantu meningkatkan produksi ASI hingga 900%. ABT ini tersedia dalam bentuk biji-bijian rempah-rempah (ASI Booster Tea) dan minuman serbuk praktis (ABT Superdrink). Jadi bunda dapat mengonsumsinya dengan mudah, semudah membuat teh atau minuman kesukaan lainnya :).

ASI Booster Tea dalam 2 bentuk dan Rufani Snack (snack MPASI).


Windows Shopping Vendor Bersalin
Niat memberikan ASI eksklusif hingga 2 tahun juga dimulai dari windows shopping vendor bersalin. Jadi sebelum si kecil lahir, jangan hanya mempersiapkan segala macam printilan perlengkapan bayi, ya :). Persiapkan pula untuk survei fasilitas bersalin di bidan, klinik, atau rumah sakit. Apakah Pro IMD yang benar dan Pro ASI.

Bunda dapat mengenalinya dari ciri-ciri tempat bersalin tersebut. Jika Pro IMD dan Pro ASI, biasanya bayi dirawat gabung dalam kamar yang sama dengan bundanya, kemudian IMD dilakukan sampai bayi menemukan sendiri puting bundanya (biasanya sampai 1 jam). Dalam rentang waktu itu bayi tidak dimandikan dulu, karena aroma air ketuban mirip ASI sehingga mempermudah bayi menemukan puting bunda.

Oya, tambahan dari pengalaman saya pribadi, nih, kalau mau windows shopping vendor bersalin, bisa dilihat dari penampakan depan maupun bagian dalam tempat bersalin. Jika ada produk-produk atau poster susu formula di sana, biasanya tempat bersalin ini tidak Pro ASI. Mereka cenderung akan segera menawarkan/memberikan sufor jika ASI bunda susah keluar.


Dalam meet up tersebut sebagian bunda juga sharing tentang pengalamannya memberikan ASI pada anak-anaknya. Ada yang "curhat" tentang ASI yang hanya keluar setetes-setetes hingga bayinya berusia 5 hari. Apakah seperti itu masih ada kemungkinan untuk bisa memberikan ASI seterusnya pada si kecil? Kemudian dijawab oleh Mbak Li dan dikuatkan oleh bunda lain, bahwa insya Allah bisa. Karena menyusui itu harus terus distimulasi. Semakin sering ibu menyusui, maka ASI akan keluar lebih lancar dengan sendirinya. Demikian pula sebaliknya.

Dan ingat, dalam 72 jam pertama kehidupan bayi, sebenarnya bayi belum membutuhkan asupan apapun kecuali ASI. Tidak apa-apa jika bayi menangis sering. Hal itu dikarenakan kondisi dunia luar tidak sehangat dalam rahim ibu. Susui dan susui terus. Jika perlu, minum ABT untuk mempercepat dan memperbanyak produksi ASI.

Jangan lupa ada suatu protein yang menghambat ASI yang dinamakan FIL (Fedback Inhibitor of Lactation). “FIL ini akan aktif jika ibu lama tidak menyusui. Produksi ASI akan dihambat. Jadi normalnya ibu menyusui harus menyusui atau mengeluarkan ASI-nya 8-12 kali sehari.” ujar mbak Li Partic yang juga konselor menyusui dan childbirth educator itu. Jadi, hati-hati, ya. Lebih sering lah menyusui bayi bunda.

Baca juga: Relaktasi, Ibu Harus Percaya Diri dan Menjaga Komitmen.

Mengenai tanda cukupnya ASI bagi si kecil, bisa dilihat dari tanda-tanda ini:
  • Bayi umur 1 hari pipis (BAK) minimal 1x. 
  • Umur 2 hari minimal 2x. 
  • Umur 3 hari minimal 3x. 
  • Sampai umur 6 hari dan seterusnya, sampai 6 bulan minimal 6x sehari BAK-nya. 
  • Pertambahan berat minimal 500 gram per bulan juga menunjukkan cukupnya ASI. 
Sehingga jika sudah terlihat tanda-tanda itu, bunda tidak perlu khawatir dan harus tetap percaya diri untuk memberikan ASI. Enggak perlu melirik sufor untuk membantu nutrisi bayi, ya :).


Dari meet up tersebut, saya semakin yakin, ketika niat yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif itu telah tertanam di hati, maka ia tak akan mudah goyah saat ada banyak godaan dari luar. Niat yang kuat lahir dari ilmu yang cukup, dan pemahaman serta kesadaran yang baik akan pentingnya ASI bagi si kecil. Berbeda dengan niat yang hanya sekadar niat yang terucap, tanpa landasan ilmu (bekal) yang cukup, maka akan sulit menangkis berbagai "iming-iming" dari luar

Alhamdulillah, saya kembali mendapat tambahan ilmu tentang ASI dan menyusui dari meet up Best Bunda kemarin. Meski si kecil Zia (anak ketiga saya) agak rewel (dan semakin rewel di akhir acara, haha...), tapi tetap bersyukur karena masih bisa menimba ilmu bersama para bunda pejuang ASI lainnya :).


Foto dari instagram @asiboostertea.


NB:
Buat para bunda yang ingin berpartisipasi untuk menggalakkan program ASI eksklusif bersama ASI Booster Tea, bisa ikut pasang foto seperti di bawah ini di Instagram atau Facebook. Tinggal ganti dengan foto bunda. Frame-nya bisa minta di saya, PM ke akun Instagram @dekamuslim :)


7 comments

  1. ASI is the best memang yaaa
    rejeki dari Allah ^^
    bersyukur ya yang dalam beberapa hari udah ngucur deras ASInya.

    ReplyDelete
  2. ah bener, dlu aku stres smp baby blues parah krn memperjuangkan ASI smp smpt bersitegang sm mertua krn mertuaku pgn cucunya minum sufor. Alhamdulillah skrg mertuaku sdr klo ASI jauh lbh baik.

    ReplyDelete
  3. Semangaat selalu untuk Asi ya Mba', keren acaranya, sayang jauuh. Huhu
    Thanks for sharing Mba'. :)

    ReplyDelete
  4. ngasih ASI memang penuh perjuangan, ya, mbak. saya juga nih masih usaha banget biar anak saya bisa tetap ASI sampai 2 tahun

    ReplyDelete
  5. alhamdulilah 2 anakku asi eksklusif semua

    ReplyDelete
  6. Rashya baru 3 bln nih, semangat asi eksklusif :)

    ReplyDelete
  7. Booster Asi tea membantu bgd meluluskan niat ibu utk ngAsi si kecil ya Mbk.😊

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.