THR Aman, Hati pun Tenang




Halo, temans. Masih meneruskan cerita tentang serba-serbi lebaran seperti kemarin, nih. Mumpung masih hangat di ingatan. Nah, kali ini saya ingin menulis tentang THR alias Tunjangan Hari Raya. Kalau sebelumnya yaitu saat Ramadhan saya telah menuliskan tentang THR Bagi Mom Blogger Sekaligus SAHM, sekarang saya mau berbagi cerita tentang realisasi dari apa yang saya tuliskan itu. 

Jadi... Sudahkah sebelum lebaran kemarin:
Membeli kebutuhan untuk anak-anak? Alhamdulillah sudah terealisasi.
Membeli kebutuhan untuk saya sendiri dan suami? Bisa dibilang hampir enggak ada. Hihihi. Kami merasa enggak perlu saja belanja pakaian dan lain-lainnya kemarin. Saya hanya beli rok aja satu biji! :D
Membeli cemilan? Alhamdulillah juga terealisasi.
Memberikan sedikit rezeki untuk orang tua? Alhamdulillah, yang ini juga sudah

Ups, tapi tunggu dulu. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu ternyata tidak sepenuhnya menggunakan uang THR saya! Yap, alhamdulillah suami sangat pengertian. Saya hanya mengambil uang THR untuk membelikan kebutuhan anak-anak. Selainnya, suami yang mengeluarkan dananya. 

Setelah mengeluarkan dana untuk belanja tersebut, saya sudah enggak mengutak-atik lagi uang THR. Saya simpan kartu ATM, dan jaga diri untuk tidak pergi ke tempat ambil uang itu. Hehe. Sehingga, THR saya amankan di ATM.


Amankan Dana THR
Saat melihat uang THR, sepertinya jumlahnya banyak sekali, ya. Jelas lebih banyak dari uang di hari-hari biasanya. Tapi kalau kita tak bisa memenej dan mengerem diri, bisa-bisa THR hanya lewat di tangan kita tanpa makna. Buat beli ini-itu tanpa perhitungan, tak memikirkan hal-hal lain yang perlu diperhatikan.

Memang, sih, THR biasanya, ya, untuk keperluan hari raya. Tapi, beda dengan saya. Apalagi mom blogger seperti saya penghasilannya tidak bisa diandalkan. Hehe. Kadang mengalir terus, tapi enggak jarang harus puasa juga. Maka saya pun harus berjaga-jaga, misal kalau tidak ada uang masuk selama sebulan, bagaimana? Memang, insya Allah suami pasti memberikan uang belanja. Tapi bagi saya sendiri, lebih senang jika melihat jumlah uang yang tersimpan itu atas hasil keringat sendiri :).

So, mengamankan uang THR saya lakukan, untuk berjaga-jaga atas kebutuhan pasca lebaran. Biar hati tenang. Misal ingin membelikan printilan-printilan untuk sekolah anak, saya enggak perlu minta ke suami. Atau ingin membelikan bahan-bahan untuk prakarya anak, saya juga tinggal ambil dari sisa THR. Dan lain-lain.

Tahun ini, hasil ngeblog (yang termasuk THR buat saya) alhamdulillah sangat bermanfaat. Apalagi kondisi keuangan kakak saya yang biasanya banyak mensuplai uang belanja ibu, sedang kurang baik. Sehingga saya bisa membantu menutup kebutuhan bapak-ibu. Syukur alhamdulillah.

Uang memang tampak selalu menggoda. Kalau kita enggak pintar-pintar meng-handle, dia akan "menjerumuskan" kita. Hehehe. Begitu pula THR. Saya lebih memilih mengamankannya, biar hati lebih tenang. Nah, kalau teman-teman bagaimana? Masih adakah dana THR-nya? Berbagi cerita di sini, yuk :).


3 comments

  1. Betul,Mbak.Uang memang selalu tampak menggoda,tinggal gimana kita mengendalikan diri agar kuat ga belanja seenaknya 😃

    ReplyDelete
  2. Bener banget Maak, ibarat wanita/pria yang selalu menggoda yaa uang ntuu hahhaa..*menggoda iman

    Hiks, di mana-mana mak-emak tuh selalu mengalah, kebutuhan utama adalah anak, udah mencukupinya aja udah membuat hati bahagiaa..

    ReplyDelete
  3. Uang THR bunda sudah tandas, hiks, hiks...eeh, tapi gak deng, bunda gak nyesel koq karena yang bunda terima sebagai THR itu memang sudah selayaknya dibagikan lagi kepada yang membutuhkan (menurut bunda). Soal kesibukan di dapur dalam rangka Lebaran sudah di handle oleh anak-anak. Jadi bunda cuma 3 hal, yaitu bikin rendang, membuat kue Nastar dan Kaastengels.

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.