Ayah Hebat Itu: Multitasking!






“Bi, gorengkan telur, ya?” 
“Bi, bikin es teh manis, yuk?” 
“Abi…!! Ayo main bola sama Faiq…!” 
Semua permintaan dan atau rengekan si sulung kami itu dijawabnya dengan “oke” atau cukup dengan anggukan dan langsung action. 
______ 


“Bi, tolong nanti kalau keluar beliin ini, ya,” sambil nyodorin catatan belanja di secarik kertas. 
“Bi, tolong temenin Fahima dulu, ya. Ini lagi nanggung masaknya.” 
“Lho, Bi, bajunya udah Abi cuci? Makasih, yaa….” 
Dan semua ocehanku itu hanya dijawabnya dengan senyuman dan anggukan. 
______

“Nanti kalau pas keluar, tolong ambilkan uang transferan dari masmu di Jakarta, ya.” 
“Tolong nanti mampir belikan kurma untuk Bapak, ya. Kurmanya habis.” 
“Ini kok tivinya nggak bisa dinyalakan, ya? Tadi habis diutak-atik ibuk.. Tolong dibetulin, ya?” 
Dan semua permintaan tolong dari bapak dan ibu itu dipenuhinya dengan segera. 
_____ 

Dialah ayah hebat itu, dialah ayah terbaik bagi anak-anak saya, dialah suami terbaik bagi saya. 
Hiks.. kadang saya terharu kalau ingat kebaikan-kebaikan dia sebagai ayah dan suami saya, lalu saya merasa bersalah dan kurang baik sebagai ibu bagi anak-anak dan sebagai istrinya. Bagaimana tidak, saya sebagai ibu yang seharusnya menjadi sang multitasker, tetapi pada kenyataannya dialah sang multitasker itu! 

Kenapa multitasker? Ya, karena dia sanggup mengerjakan beragam pekerjaan dalam satu waktu, seperti yang biasa dilakukan seorang ibu. Kita tentu sudah sering mendengar bahwa ibu itu manusia multitasking. Dia bisa masak sambil nyuci baju, sambil nyuci piring, sambil nyuapin anak, sambil baca, atau sambil internetan juga :D . Dan nyatanya, sebagai seorang ayah, seorang lelaki, suami saya juga bisa melakukan itu semua. Ya, dia ayah dan suami multitasking!

Hal itu terbukti nyata ketika saya sedang sakit selama beberapa hari pada beberapa waktu yang lalu, atau sehabis melahirkan anak-anak kami, yang tentunya belum kuat untuk melakukan semua urusan rumah tangga. Siapa lagi penggantinya kalau bukan suami saya sendiri. Saya terharu ketika dia mau melakukan semua tugas saya itu di tengah urusan pekerjaannya sendiri. Memasak, mencuci baju, mengurus anak (memandikan, menyuapi, menemani main), dan lain-lain dia lakukan tanpa mengeluh. Dan semuanya selesai dengan beres! 

Bahkan, dia sangat memperhatikan makanan saya ketika saya sakit atau sehabis melahirkan. Dia memasakkan untuk saya menu sehat untuk beberapa hari itu, bukan membelinya di warung. Dan yang bikin saya menangis, dia mau lho, mencucikan pakaian bekas melahirkan (yang bercampur darah itu). 

Ya Allah… ampuni dosaku karena membebani suami dengan semua itu…. Sebenarnya saya tak membebaninya, tapi dia memang ikhlas melakukan semua itu untuk keluarga.. 
Terima kasih, Abi...

Ya, Allah… terlalu banyak kebaikan suami saya yang tak bisa saya tuliskan satu per satu. Semoga Dia membalas semua kebaikan dan amal-amalnya itu dengan surga yang terindah, kelak. Dan semoga, saya bisa belajar dari semua kebaikannya itu, untuk terus memperbaiki diri, untuk menjadikan saya sebagai istri yang shalihah.


*hanya sekadar coretan dan curahan hati di Hari Ayah :)


14 comments

  1. bersyukur sekali mak punya suami dan ayah anak-anak yang bisa masak dan semuanya. jarang-jarang lho. dan saya salut banget sama ayah-ayah yang multitasking!

    salam kenal ya mak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Alhamdulillah.. dia hadiah terindah bagi saya dari Allah.. hehehe...
      Salam kenal kembali, Mak Isma :)

      Delete
  2. Alhamdulillah, berbahagia dan selalu bersyukur punya suami yang multitasking.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, alhamdulillah ya Mbak Tatit. Lihat saja kelebihan-kelebihan suami, tentang kekurangannya, coba kita lengkapi :)

      Delete
  3. Suami tidak terbebani kok, justru di situlah suami bisa merasakan benar-benar menjadi ayah yang hebat. Salut saya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mungkin pendapat pak Akhmad ini juga mewakili perasaan suami saya, ya. Semoga :)
      Terima kasih Pak, sudah mampir :)

      Delete
  4. hehehe... Abii............... cebokin Noofaaaaaaaaaaaaaa.. hehe

    aku bersyukur punya suami yang zuperr...


    *malahcurhat*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Curhat di sini gratis kok, Mak, hehehe...
      iya harus bersyukur ya Mak punya suami yang super duper gitu :)

      Delete
  5. wah tidak semua suami spt itu, suami saya paling senang ngajak main anak2 tapi giliran di dapur bisanya masak mie instan dan ceplok telur ehheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe.. meski cuma bisa masak mie dan ceplok telur, suami mbak Rina udah berusaha, tuh. Tandanya sayang sama keluarga :)

      Delete
  6. Ini tanda cinta sejati mak eciyeeee ;))

    ReplyDelete
  7. senang ya, Mak...Alhamdulilah...semoga langgeng dan samara selalu ya...
    btw, nambah formasi lagi gak nih? kan ada suami yang multitasking, jadi gak usah khawatir :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. huhuhu.. nambah formasi? entar dulu deh Mbak.... ^^
      iya alhamdulillah.. aamiin.. makasih doanya.. doa yang sama juga untukmu, Mbak Nunung :)

      Delete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.