PROMPT #9: PARFUM EYANG


credit


Keringatnya jatuh bercucuran membasahi seluruh tubuhnya. Nafasnya naik turun tak beraturan. Dia segera melepas kaosnya, dan melemparkannya sekenanya.

“Kejar aku lagi, Bun!” teriaknya pada Mira, perempuan muda yang berdiri tak jauh darinya. Kondisinya pun tak jauh beda dengannya.

“Bunda sudah capek, Nak. Aga juga udah capek, kan? Yuk, kita istirahat dulu.”
“Enggak.... Ayo, Bun. Lagii....” ujarnya merengek.
“Oke, sekali lagi ya. Ayooo....!!!”

Mereka pun berkejaran lagi, menyambung keceriaan sedari pagi. Hari ini mereka hanya berdua di rumah. Ayah Aga sedang bekerja, sedangkan ayah dan ibu mertua Mira sedang pergi ke rumah anaknya yang lain.
Bocah 4 tahunan itu tertawa terbahak-bahak sambil terus berlari, meyusuri setiap sudut rumah yang lumayan luas. Kali ini Aga memasuki kamar eyangnya. Sambil berlari dia menyahut sebuah botol yang tiba-tiba menarik matanya.

Mira berhenti.
“Aga, tolong taruh botol itu, kembalikan. Itu punya eyang, Sayang.”
Aga menimang-nimang botol kecil itu, lalu mencoba membukanya. Mira tak sabar dengan kelakuan anaknya, dan hendak segera merebutnya. Namun Aga malah kembali berlari. Mira mengejarnya. Dan tiba-tiba....

Pyaarrrrr....
 

Aga melempar botol itu ke lantai. Botol itu pecah dan mengeluarkan semua isinya. Mendadak ruangan berubah wangi...

“Aga... Kenapa dilempar, Nak?” tanya Mira lemas. Botol itu adalah botol parfum milik ayah mertuanya. Mira takut. Padahal baru tadi pagi dia berselisih dengan ayah mertuanya itu.

***

Pak Handoko dan istrinya sudah pulang. Mira was-was. Berharap ayah mertuanya tak mengetahui “kecelakaan” yang menimpa parfumnya.

Pak Handoko ke luar dari kamarnya. Dia memanggil Mira.
“Mira, kenapa dengan parfumku ini? Sepertinya ada yang berubah?” tanya Pak Handoko menyelidik.
“Ada apa, Ayah?” Mira pura-pura bertanya. Dia kaget, ternyata orang tua itu tahu kalau ada perubahan pada parfumnya. Padahal Mira sudah menggantikan dengan parfum yang baru.
“Ini bukan punyaku. Mana parfumku?”
“Emmm...”
“Aga pecahin, Eyang...!” tiba-tiba Aga muncul dari beranda depan. Dia menyahut dengan ceria, tanpa ada rasa bersalah.

Pak Handoko melirik Mira. Mira menunduk, takut.
“Oke, good job, Mira. Seandainya bukan karena Aga....”

Lalu pak Handoko menarik lengan Aga. “Aga, parfum Eyang itu istimewa. Lain kali jangan dipecahin lagi, ya. Tahu nggak kenapa istimewa? Soalnya, nggak akan tertukar dengan parfum yang lain. Sini, Eyang kasih tau,” ujarnya.

Mira mengikuti langkah keduanya melalui ekor matanya. Pak Handoko mengambil sebuah botol kecil dari atas lemari, lalu meneteskan cairan dari botol itu ke dalam botol parfumnya.

Pantas saja. Meski botolnya sama, tapi aromanya lain. Bibit parfum itu yang istimewa, karena harganya mahal.



#390 kata

Untuk FF di Monday FlashFiction



14 comments

  1. Huuu serem mertuanya galak ya ughh ughh sport jantung

    ReplyDelete
  2. bamer, jangan galak2 dong. ampuuuuuun :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. udah bawaan orok, Nak.... ampuni aku juga... :D

      Delete
  3. Replies
    1. wah wah.. komennya cuma satu kalimat.. hehe.. makasih mbak udah mampir :)

      Delete
  4. mak, nyari bibit parfum nya ituh dimana? saya jg pengen :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hahaha... ngarang mbak saya... pernah liat sih gerai-gerai parfum semacam itu, tapi lupa di mana :)

      Delete
  5. Kebayang mertuanya punya kumis melintang, makin sangar deh :(

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.