Kemarin ketika saya dan keluarga mampir di sebuah warung kaki lima
ada kejadian yang membuat saya lebih berhati-hati dalam urusan mengisi perut di
luar rumah.
Waktu itu karena kami
berangkat dari rumah sangat pagi, kami belum sarapan. Akhirnya kami mampir
untuk sarapan di sebuah warung kaki lima. Ketika sedang enak-enaknya makan,
saya dikejutkan dengan cairan putih yang hinggap di rambut suami. Usut punya
usut, cairan itu berasal dari kotoran burung-burung yang hinggap di sepanjang
kabel listrik di atas kami. Karena warungnya terbuka (tanpa atap), maka tetesan
kotoran burung-burung itu juga mengenai barang-barang yang lain. Untung saja
tidak mengenai makanan kami. Kami pun menggeser tempat duduk dan cepat-cepat
menghabiskan makanan sebelum kotoran itu menetes ke dalamnya.
Kehadiran
warung-warung kaki lima terutama di pagi hari, seringkali menjadi daya tarik
tersendiri bagi calon konsumen. Tampilan warung non permanen yang menarik, kadang
ada pula yang cukup menyajikannya dari atas mobil, seperti menyajikan hidangan
yang fresh nan nikmat. Namun memutuskan untuk menyantap hidangan di warung kaki
lima atau warung makan yang notabene bukan masakan rumahan, memang harus
selektif. Apalagi di musim hujan seperti sekarang. Ada baiknya kita
memperhatikan tempat yang bersih, jauh dari polusi udara, bukan di lingkungan
yang kumuh, bersih dalam penyajiannya, dan lain-lain. Karena bila tidak,
kesehatan kita yang akan menjadi taruhannya.
Dan sebaiknya memang kita harus sangat
membatasi dalam hal membeli santapan makan di luar rumah, yang tidak terjamin
higienitasnya.
betul mba...dulu...pernah saya juga mengalami hal seperti itu. tapi, ini yang tidak bersih, tempat sajiannya, terutama gelasnya. gelasnya berkerak, penuh dengan endapan teh. hi...jadi gimana gitu...padahal cukup terkenal dan ramai dikunjungi. sekarang malah tutup tempatnya.
ReplyDeletehehhe.. pengalaman ya, Mbak. Eh, btw, ini lho salah satu tulisanku yang ga dimuat di Gagasan Jawa Pos. Emang kurang berkualitas yah? :)
ReplyDeletemmm...sebenarnya bukan kurang berkualitas atau tidak, mungkin pesannya kurang membumi (halah, gaya kayak dah ahli saja hihihi) karena, memang tidak setiap orang sarapan pagi2 di warung yang ada dijalan mba...he2. mungkin juga sudah ada yang bikin gagasan seperti itu, misal menjaga kebersihan dan lebih baik makan dengan buatan sendiri dsb. pokoe jangan nyerah, ayo kirim lagi...sambil menyemangati diri sendiri.
ReplyDeleteoh iya mba...lupa, aku mau kasih tau. tulisan sebaiknya bersifat umum, menggunakan kata ganti KITA. tulisan mba, pake kami dan saya kan? coba cek tulisan saya...:-)oiya tolong tinggalin jejak juga mba, aku mau tau, kalau ada komentar masuk, ada pemberitahuan tidak di blog. makasih...:-)
ReplyDeletesiiip,,, lah :) makasih ya mbak atas masukannya...
ReplyDeletesama2 mba...ini tips dari mba nunu...:-) btw, mba...di blog ku gak bisa komentar ya? aku gak bisa lihat...dirimu coba komentar di blog ku mba...apa aja deh..he he..aku mau tau, kolom komentarnya ada apa tidak...
ReplyDeleteiya mbak.... aku udah komen 3 kali.. gak muncul semua :) coba cek di dasbor kali ya?
ReplyDeletehuwa...berarti memang belum berhasil setting kolom komentarnya...wokeh mba...tengkyu...;-)
ReplyDeletesama-sama, Mbak Nunung :)
ReplyDelete