Lebih Selektif Makan di Luar Rumah



           Kemarin ketika saya dan keluarga mampir di sebuah warung kaki lima ada kejadian yang membuat saya lebih berhati-hati dalam urusan mengisi perut di luar rumah.
       Waktu itu karena kami berangkat dari rumah sangat pagi, kami belum sarapan. Akhirnya kami mampir untuk sarapan di sebuah warung kaki lima. Ketika sedang enak-enaknya makan, saya dikejutkan dengan cairan putih yang hinggap di rambut suami. Usut punya usut, cairan itu berasal dari kotoran burung-burung yang hinggap di sepanjang kabel listrik di atas kami. Karena warungnya terbuka (tanpa atap), maka tetesan kotoran burung-burung itu juga mengenai barang-barang yang lain. Untung saja tidak mengenai makanan kami. Kami pun menggeser tempat duduk dan cepat-cepat menghabiskan makanan sebelum kotoran itu menetes ke dalamnya.
            Kehadiran warung-warung kaki lima terutama di pagi hari, seringkali menjadi daya tarik tersendiri bagi calon konsumen. Tampilan warung non permanen yang menarik, kadang ada pula yang cukup menyajikannya dari atas mobil, seperti menyajikan hidangan yang fresh nan nikmat. Namun memutuskan untuk menyantap hidangan di warung kaki lima atau warung makan yang notabene bukan masakan rumahan, memang harus selektif. Apalagi di musim hujan seperti sekarang. Ada baiknya kita memperhatikan tempat yang bersih, jauh dari polusi udara, bukan di lingkungan yang kumuh, bersih dalam penyajiannya, dan lain-lain. Karena bila tidak, kesehatan kita yang akan menjadi taruhannya.
            Dan sebaiknya memang kita harus sangat membatasi dalam hal membeli santapan makan di luar rumah, yang tidak terjamin higienitasnya.

9 comments

  1. betul mba...dulu...pernah saya juga mengalami hal seperti itu. tapi, ini yang tidak bersih, tempat sajiannya, terutama gelasnya. gelasnya berkerak, penuh dengan endapan teh. hi...jadi gimana gitu...padahal cukup terkenal dan ramai dikunjungi. sekarang malah tutup tempatnya.

    ReplyDelete
  2. hehhe.. pengalaman ya, Mbak. Eh, btw, ini lho salah satu tulisanku yang ga dimuat di Gagasan Jawa Pos. Emang kurang berkualitas yah? :)

    ReplyDelete
  3. mmm...sebenarnya bukan kurang berkualitas atau tidak, mungkin pesannya kurang membumi (halah, gaya kayak dah ahli saja hihihi) karena, memang tidak setiap orang sarapan pagi2 di warung yang ada dijalan mba...he2. mungkin juga sudah ada yang bikin gagasan seperti itu, misal menjaga kebersihan dan lebih baik makan dengan buatan sendiri dsb. pokoe jangan nyerah, ayo kirim lagi...sambil menyemangati diri sendiri.

    ReplyDelete
  4. oh iya mba...lupa, aku mau kasih tau. tulisan sebaiknya bersifat umum, menggunakan kata ganti KITA. tulisan mba, pake kami dan saya kan? coba cek tulisan saya...:-)oiya tolong tinggalin jejak juga mba, aku mau tau, kalau ada komentar masuk, ada pemberitahuan tidak di blog. makasih...:-)

    ReplyDelete
  5. siiip,,, lah :) makasih ya mbak atas masukannya...

    ReplyDelete
  6. sama2 mba...ini tips dari mba nunu...:-) btw, mba...di blog ku gak bisa komentar ya? aku gak bisa lihat...dirimu coba komentar di blog ku mba...apa aja deh..he he..aku mau tau, kolom komentarnya ada apa tidak...

    ReplyDelete
  7. iya mbak.... aku udah komen 3 kali.. gak muncul semua :) coba cek di dasbor kali ya?

    ReplyDelete
  8. huwa...berarti memang belum berhasil setting kolom komentarnya...wokeh mba...tengkyu...;-)

    ReplyDelete

Terima kasih sudah berkunjung :)
Saya akan senang jika teman-teman meninggalkan komentar yang baik dan sopan.
Mohon maaf komentar dengan link hidup akan saya hapus ^^.